Musim tanah sudah lewat, namun sebagian bibit kedelai yang diberikan pemerintah untuk para kelompok tani belum sampai ditangan para petani atau belum disalurkan
Bima, KS.- Musim tanam sudah lewat, namun sebagian bibit kedelai yang diberikan pemerintah untuk para kelompok tani belum sampai ditangan para petani atau belum disalurkan. Padahal sebagian dari anggota kelompok sudah ada yang terima, sementara sebagiannya lagi tidak diberikan kepada anggota kelompok tani, dan di simpan di rumah salah satu oknum ketua kelompok yang bertugas penyalur bibit kedelai di Desa Kala Kecamatan Donggo.
Hal tersebut terungkap setelah salah satu anggota kelompok tani desa Kala membeberkannya kepada media ini Selasa kemarin. Menurutnya, ada sebagian bibit yang sengaja tidak dibagikan oleh oknum ketua kelompok kepada anggota kelompok, sementara sebagian anggota kelompok yang lain diberikan. “Sebagian anggota kelompok sudah diberikan bibit, sementara kita anggota yang lain tidak diberikan. Bibit kedelai itu masih ada di rumah ketua kelompok sampai hari ini, dan jumlahnya masih sangat banyak,”ujar JF salah satu anggota kelompok tani desa Kala.
Ironisnya lagi, mereka tidak hanya menyimpan bibit anggota kelompok, ternyata mereka juga menyimpan banyak bibit kedalai dari kelompok fiktif yang mereka buat sendiri. Di kala sebelumnya hanya ada dua kelompok tani, mengingat jumlah penduduk di desa itu yang sedikit. Namun belakangan jumlah kelompok bertambah menjadi empat kelompok. “Ada kelompok fiktif yang mereka buat, dan itu sudah diketahui oleh aparat yang mengawasi kelompok tani saat ini. Ada anggota kelompok tani yang namanya sudah ada di kelompok satu, tetapi muncul lagi di kelompok lainnya. Sehingga jumlah bibit kedelai yang ada dirumah oknum ketua kelompok tersebut jadi banyak, karena bibit yang tidak dibagikan ditambah bibit dari kelompok fiktif,”bebernya.
Dirinya hanya meminta agar ketua kelompok membagikan bibit kedelai kepada para anggota kelompok yang ada, urusan bibit dari kelompok fiktif silahkan ambil sendiri, yang penting hak anggota kelompok diberikan. “Mau kami tanam atau tidak itu urusan anggota kelompok, yang penting diserahkan kepada anggota kelompok, jangan diambil semua, cukup bibit dari kelompok fiktif itu saja yang diambil, jangan diambil juga hak kami, “tuturnya kesal.
Sementara itu, Sekretaris UPTD Pertanian Kecamatan Donggo, Abdul Rauf yang dimintai keterangan terkait laporan masyarakat tersebut, mengakui adanya sebagian bibit yang belum dibagikan kepada anggota kelompok tani. Alasannya, karena sebagian anggota tidak ada yang mau menanam kedelai karena menanam jagung, sehingga ketua kelompok tidak memberikan bibit tersebut. “Memang belum dikasih karena mereka tidak mau tanam kedalai karena sudah tanam jagung. Bibit itu masih ada di rumah ketua kelompok,”akunya.
Mengenai kelompok tani fiktif Rauf membantahnya, karena semua kelompok tani yang ada sudah diferivikasi dan tidak ada yang fiktif. Datanya sudah lengkap dan tidak ada yang difiktifkan, makanya bantuan bibit itu disalurkan ke kelompok, karena keanggotaan kelompok tani tersebut sudah jelas ada anggotanya. “Tidak ada kelompok fiktif, bisa anda cek sendiri keberadaan kelompok tersebut,”elaknya. (KS-02)
Hal tersebut terungkap setelah salah satu anggota kelompok tani desa Kala membeberkannya kepada media ini Selasa kemarin. Menurutnya, ada sebagian bibit yang sengaja tidak dibagikan oleh oknum ketua kelompok kepada anggota kelompok, sementara sebagian anggota kelompok yang lain diberikan. “Sebagian anggota kelompok sudah diberikan bibit, sementara kita anggota yang lain tidak diberikan. Bibit kedelai itu masih ada di rumah ketua kelompok sampai hari ini, dan jumlahnya masih sangat banyak,”ujar JF salah satu anggota kelompok tani desa Kala.
Ironisnya lagi, mereka tidak hanya menyimpan bibit anggota kelompok, ternyata mereka juga menyimpan banyak bibit kedalai dari kelompok fiktif yang mereka buat sendiri. Di kala sebelumnya hanya ada dua kelompok tani, mengingat jumlah penduduk di desa itu yang sedikit. Namun belakangan jumlah kelompok bertambah menjadi empat kelompok. “Ada kelompok fiktif yang mereka buat, dan itu sudah diketahui oleh aparat yang mengawasi kelompok tani saat ini. Ada anggota kelompok tani yang namanya sudah ada di kelompok satu, tetapi muncul lagi di kelompok lainnya. Sehingga jumlah bibit kedelai yang ada dirumah oknum ketua kelompok tersebut jadi banyak, karena bibit yang tidak dibagikan ditambah bibit dari kelompok fiktif,”bebernya.
Dirinya hanya meminta agar ketua kelompok membagikan bibit kedelai kepada para anggota kelompok yang ada, urusan bibit dari kelompok fiktif silahkan ambil sendiri, yang penting hak anggota kelompok diberikan. “Mau kami tanam atau tidak itu urusan anggota kelompok, yang penting diserahkan kepada anggota kelompok, jangan diambil semua, cukup bibit dari kelompok fiktif itu saja yang diambil, jangan diambil juga hak kami, “tuturnya kesal.
Sementara itu, Sekretaris UPTD Pertanian Kecamatan Donggo, Abdul Rauf yang dimintai keterangan terkait laporan masyarakat tersebut, mengakui adanya sebagian bibit yang belum dibagikan kepada anggota kelompok tani. Alasannya, karena sebagian anggota tidak ada yang mau menanam kedelai karena menanam jagung, sehingga ketua kelompok tidak memberikan bibit tersebut. “Memang belum dikasih karena mereka tidak mau tanam kedalai karena sudah tanam jagung. Bibit itu masih ada di rumah ketua kelompok,”akunya.
Mengenai kelompok tani fiktif Rauf membantahnya, karena semua kelompok tani yang ada sudah diferivikasi dan tidak ada yang fiktif. Datanya sudah lengkap dan tidak ada yang difiktifkan, makanya bantuan bibit itu disalurkan ke kelompok, karena keanggotaan kelompok tani tersebut sudah jelas ada anggotanya. “Tidak ada kelompok fiktif, bisa anda cek sendiri keberadaan kelompok tersebut,”elaknya. (KS-02)
COMMENTS