Akhir tahun 2015 ini tidak ada warga yang mematok sekaligus ingin memiliki tanah tersebut, yang jelas tanah seluas 40 Hektar (Ha) itu dipanggar keliling yang berarti tanah milik pemerintah.
Bima, KS.– So Seralembo yang berlokasi di Dusun Saba Desa Sampunggu Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima sebelumnya diberitakan diserbu warga setempat akibat tidak jelas kepemilikannya. Kini Kepala Unit Pelayanan Tehnik (UPT) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Soromandi Muhtar, S.Pkp pada koran ini Kamis (31/12) angkat bicara, bahwa sampai akhir tahun 2015 ini tidak ada warga yang mematok sekaligus ingin memiliki tanah tersebut, yang jelas tanah seluas 40 Hektar (Ha) itu dipanggar keliling yang berarti tanah milik pemerintah. “tidak benar adanya warga yang menyerbu lahan itu, sampai saat ini lahan itu masih aman,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Muhtar yang dimintai komentarnya dikantor dinas setempat. Dibagian Timur tanah tersebut sudah masuk proyek cetak sawah baru yang dikerjakan oleh dinas pertanian, sehingga so seralembo tidak termaksud bagian dari proyek itu. “Sudah jelas tanah 40 Ha tersebut milik Dinas Perkebunan (Disbun) yang merupakan lahan kebun percontohan dikecamatan setempat,” ujarnya.
Muhtar juga meluruskan pernyataan Kabid Perlindungan Tanaman Perkebunan Syukri HMS yang menyatakan tanah tersebut mengandung batu karang dan tidak cocok untuk tanaman lainnya dan hanya cocok untuk jenis kacang-kacangan saja. “Dari pantau kami dilapangan batu karang yang ada di so seralembo tidak keras sehingga tepat, untuk dijadikan lahan bercocok tanam, dan layak ditanam padi dan jagung, jadi bukan hanya jenis kacang-kacangan yang bisa ditanam disana,” terangnya.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Kelompok So Dempa II Desa Sampunggu Rusli, so Dempa seluas 15 Ha merupakan lahan paling dekat dengan so seralembo dan warga yang memiliki lahan dihutan rakyat sekitar seralembo bercocok tanam saat musiman saja, tapi saat panen mereka berlimpah hasilnya. “Memang dilahan seralembo berbatu karang, sehingga dihutan tersebut hanya ditutupi ribuan pohon bidarah dan semak-semak karena tidak terurus,” ujarnya saat mendampingi KUPTD Muhtar.
Dirinya juga membenarkan penyataan KUPTD Muhtar bahwa tanah milik perkebunan itu tidak ditempati oleh warga Sampunggu khususnya warga Saba, apalagi dirampas warga seperti yang diberitakan pada edisi sebelumnya. (KS – 05
Selain itu, lanjut Muhtar yang dimintai komentarnya dikantor dinas setempat. Dibagian Timur tanah tersebut sudah masuk proyek cetak sawah baru yang dikerjakan oleh dinas pertanian, sehingga so seralembo tidak termaksud bagian dari proyek itu. “Sudah jelas tanah 40 Ha tersebut milik Dinas Perkebunan (Disbun) yang merupakan lahan kebun percontohan dikecamatan setempat,” ujarnya.
Muhtar juga meluruskan pernyataan Kabid Perlindungan Tanaman Perkebunan Syukri HMS yang menyatakan tanah tersebut mengandung batu karang dan tidak cocok untuk tanaman lainnya dan hanya cocok untuk jenis kacang-kacangan saja. “Dari pantau kami dilapangan batu karang yang ada di so seralembo tidak keras sehingga tepat, untuk dijadikan lahan bercocok tanam, dan layak ditanam padi dan jagung, jadi bukan hanya jenis kacang-kacangan yang bisa ditanam disana,” terangnya.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Kelompok So Dempa II Desa Sampunggu Rusli, so Dempa seluas 15 Ha merupakan lahan paling dekat dengan so seralembo dan warga yang memiliki lahan dihutan rakyat sekitar seralembo bercocok tanam saat musiman saja, tapi saat panen mereka berlimpah hasilnya. “Memang dilahan seralembo berbatu karang, sehingga dihutan tersebut hanya ditutupi ribuan pohon bidarah dan semak-semak karena tidak terurus,” ujarnya saat mendampingi KUPTD Muhtar.
Dirinya juga membenarkan penyataan KUPTD Muhtar bahwa tanah milik perkebunan itu tidak ditempati oleh warga Sampunggu khususnya warga Saba, apalagi dirampas warga seperti yang diberitakan pada edisi sebelumnya. (KS – 05
COMMENTS