Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Fajar Nusantara (GEFATAR) yang memiliki program kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan
Kota Bima, KS.- Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Fajar Nusantara (GEFATAR) yang memiliki program kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan, namun dibalik itu semua ada keterkaitan dengan organisasi radikal Al Qiyadah Al Ismiyah pimpinan Ahmad Mushoddeq yang mengaku sebagai nabi terakhir. Ketua MUI Kota Bima Drs. TG. HM. Saleh Ismail pada wartawan meminta kepada masyarakat Kota Bima untuk mewaspadai pergerakan ormas GEFATAR di daerah ini. Pasalnya, berdasarkan informasi GEFATAR sudah masuk diwilayah Kabupaten Dompu.
Kota Bima disebut-sebut Kota Segi Tiga Emas, yang identik dengan sarang teroris, perkelahian antar kampung dan kriminalitas yang tinggi. Sehingga berita orang hilang dikaitkan dengan GEFATAR. Tidak hanya masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan yang direkrut GEFATAR, akan tetapi dari jajaran PNS juga menjadi sasaran bagi organisasi yang diklaim MUI dibeberapa daerah terindikasi sesat, karena melakukan pengkajian secara tertutup dan bukan atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa (KYME).
Ketua MUI Kota Bima HM. Saleh menegaskan, GEFATAR sudah memasuki wilayah Kabupaten Dompu, otomatis di Bima Kota dan Kabupaten juga menjadi daerah empuk bagi ormas sesat tersebut. “Sedia payung sebelum hujan, jangan sampai GEFATAR masuk Kota Bima. Untuk itu, kinerja aparat keamanan melalui intelejennya segera mungkin mengantisipasi keberadaan ormas yang sudah ditutup oleh Pemerintah Pusat (PP), karena sesat,” ujarnya meminta jajaran kepolisian bertindak tegas.
Dirinya juga, berharap partisipasi masyarakat yang menemukan keberadaan GEFATAR diwilayah hukum Kota Bima, segera laporkan pada pihak berwajib. sebelum GEFATAR menguasai daerah yang kecil ini. “Saya yakin kepolisian mampu mengantisipasi kehadiran mereka (GEFATAR, red) di Kota Bima dan sudah jelas tidak ada lagi nabi akhir jaman selain Nabi Muhammad SAW, dan bukan Ahmad Mushoddeq yang hanya seorang manusia biasa,” tandasnya. (KS – 05)
Kota Bima disebut-sebut Kota Segi Tiga Emas, yang identik dengan sarang teroris, perkelahian antar kampung dan kriminalitas yang tinggi. Sehingga berita orang hilang dikaitkan dengan GEFATAR. Tidak hanya masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan yang direkrut GEFATAR, akan tetapi dari jajaran PNS juga menjadi sasaran bagi organisasi yang diklaim MUI dibeberapa daerah terindikasi sesat, karena melakukan pengkajian secara tertutup dan bukan atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa (KYME).
Ketua MUI Kota Bima HM. Saleh menegaskan, GEFATAR sudah memasuki wilayah Kabupaten Dompu, otomatis di Bima Kota dan Kabupaten juga menjadi daerah empuk bagi ormas sesat tersebut. “Sedia payung sebelum hujan, jangan sampai GEFATAR masuk Kota Bima. Untuk itu, kinerja aparat keamanan melalui intelejennya segera mungkin mengantisipasi keberadaan ormas yang sudah ditutup oleh Pemerintah Pusat (PP), karena sesat,” ujarnya meminta jajaran kepolisian bertindak tegas.
Dirinya juga, berharap partisipasi masyarakat yang menemukan keberadaan GEFATAR diwilayah hukum Kota Bima, segera laporkan pada pihak berwajib. sebelum GEFATAR menguasai daerah yang kecil ini. “Saya yakin kepolisian mampu mengantisipasi kehadiran mereka (GEFATAR, red) di Kota Bima dan sudah jelas tidak ada lagi nabi akhir jaman selain Nabi Muhammad SAW, dan bukan Ahmad Mushoddeq yang hanya seorang manusia biasa,” tandasnya. (KS – 05)
COMMENTS