sambil menangis, ibu kandung korban tewas terduga teroris, Muhamad Fuad Alias Fazar meminta kepada pihak Kepolisian untuk mengembalikan jenazah anaknya.
Kota Bima, KS.- Selasa (16/2) kemarin, sambil menangis, ibu kandung korban tewas terduga teroris, Muhamad Fuad Alias Fazar meminta kepada pihak Kepolisian untuk mengembalikan jenazah anaknya.
Ibu Nurseha (45), dalam keterangan persnya pada sejumlah media massa, sangat mengharapkan secepatnya jenazah anaknya dipulangkan. Kata dia, akan lebih baik, dalam ketentuan agama Islam, mayat seseorang untuk dimakamkan secepatnya.”Tidak ada yang mereka (aparat Densus 88) dapat dari mayat anak saya. Maka dari itu, dengan hati yang ikhlas dan atas nama Allah SWT, Saya meminta agar jenazah anak saya dikembalikan dan kami siap untuk memakamkannya,” minta ibu empat anak ini.
Tidak hanya melalui media, Nurseha juga menyampaikan permintaannya kepada, Hj. Robiatul Adawiyah, SE selaku anggota DPD RI Komite I di Bidang Hukum dan HAM, Hj. Rabiatul Adawiyah SE. melalui Handphone, wanita berkulit putih ini sampaikan rasa hormatnya dan meminta agar jenazah anaknya segera dikembalikan.”Hormat saya sebagai seorang ibu, tolong bantu saya di Bima agar jenazah anak saya dipulangkan cepat. Saya mengharapkan tangan ikhlas DPD RI untuk membantu,” katanya.
Ibu ini juga menceritakan, detik-detik anaknya tewas tertembak, ia sedang menggendong anak terakhirnya. Datanglah sekelompok aparat Densus 88 dengan senjata lengkap. Ia dan suaminya diminta untuk keluar dari dalam rumah. Sesaat kemudian, pintu rumahnya ditendang dan terdengar suara tembakan diperkirakan 7 kali. ”Saya mendengar suara tembakan itu, sangat menyakitkan. saya diluar hanya bisa panjatkan doa saja” ungkapnya.
Lanjutnya, ia mengaku sepintas melihat anaknya tergeletak tidak bernyawa. Saat itu, ia masuk mengambil susu anaknya. karena aparat sedang lengah.”Anak saya sudah terkapar tidak bergerak. Saya langsung informasikan ke ayahnya,” bebernya dengan wajah sendu
Sementara itu, ayah kandung Fazar, Darwis , tidak bisa diwawancarai. Kondisinya sedang sakit. Kata pihak keluarga, ia sedang mengalami sakit struk ringan.”Bapak tidak bisa diwawancarai, ia sakirt keras,” ujar warga.
Anggota DPD RI, HJ Robiatul Adawiyah SE melalui sambungan telephone, ikut belasungkawa atas tewasnya terduga teroris. Pemintaan keluarga, akan ia sampaikan kepihak berwajib.”Saya minta keluarga untuk bersabar dan berdoa. Jangan ada lagi hal demikian di Kota Bima,” ujarnya dan menambahkan. ”Permintaan keluarga akan saya koordinasikan dengan pihak berwajib. Karena itu ranah mereka. Kita hanya meminta saja,” pungkasnya. (KS-04)
Ibu Nurseha (45), dalam keterangan persnya pada sejumlah media massa, sangat mengharapkan secepatnya jenazah anaknya dipulangkan. Kata dia, akan lebih baik, dalam ketentuan agama Islam, mayat seseorang untuk dimakamkan secepatnya.”Tidak ada yang mereka (aparat Densus 88) dapat dari mayat anak saya. Maka dari itu, dengan hati yang ikhlas dan atas nama Allah SWT, Saya meminta agar jenazah anak saya dikembalikan dan kami siap untuk memakamkannya,” minta ibu empat anak ini.
Tidak hanya melalui media, Nurseha juga menyampaikan permintaannya kepada, Hj. Robiatul Adawiyah, SE selaku anggota DPD RI Komite I di Bidang Hukum dan HAM, Hj. Rabiatul Adawiyah SE. melalui Handphone, wanita berkulit putih ini sampaikan rasa hormatnya dan meminta agar jenazah anaknya segera dikembalikan.”Hormat saya sebagai seorang ibu, tolong bantu saya di Bima agar jenazah anak saya dipulangkan cepat. Saya mengharapkan tangan ikhlas DPD RI untuk membantu,” katanya.
Ibu ini juga menceritakan, detik-detik anaknya tewas tertembak, ia sedang menggendong anak terakhirnya. Datanglah sekelompok aparat Densus 88 dengan senjata lengkap. Ia dan suaminya diminta untuk keluar dari dalam rumah. Sesaat kemudian, pintu rumahnya ditendang dan terdengar suara tembakan diperkirakan 7 kali. ”Saya mendengar suara tembakan itu, sangat menyakitkan. saya diluar hanya bisa panjatkan doa saja” ungkapnya.
Lanjutnya, ia mengaku sepintas melihat anaknya tergeletak tidak bernyawa. Saat itu, ia masuk mengambil susu anaknya. karena aparat sedang lengah.”Anak saya sudah terkapar tidak bergerak. Saya langsung informasikan ke ayahnya,” bebernya dengan wajah sendu
Sementara itu, ayah kandung Fazar, Darwis , tidak bisa diwawancarai. Kondisinya sedang sakit. Kata pihak keluarga, ia sedang mengalami sakit struk ringan.”Bapak tidak bisa diwawancarai, ia sakirt keras,” ujar warga.
Anggota DPD RI, HJ Robiatul Adawiyah SE melalui sambungan telephone, ikut belasungkawa atas tewasnya terduga teroris. Pemintaan keluarga, akan ia sampaikan kepihak berwajib.”Saya minta keluarga untuk bersabar dan berdoa. Jangan ada lagi hal demikian di Kota Bima,” ujarnya dan menambahkan. ”Permintaan keluarga akan saya koordinasikan dengan pihak berwajib. Karena itu ranah mereka. Kita hanya meminta saja,” pungkasnya. (KS-04)
COMMENTS