Pj Bupati berpesan agar Bima harus bisa meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Bima, KS.- Saat acara pisah sambut antara PJ Bupati Bima Drs.Bachruddin M.Pd dengan Bupati dan Wakil Bupati Bima, Hj.Indah Damayanti Putri (IDP) dan Drs.H.Dahlan M.Noer, pada Jumat malam kemarin, Pj Bupati berpesan agar Bima harus bisa meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Penjabat Bupati Bima, Drs. H.Bachrudin, M.Pd
Pesan yang diselipkan Bachruddin dalam sambutannya tersebut ditujukan kepada Bupati dan Wakil Bupati Bima yang baru dilantik. Dirinya berharap agar PR yang belum sempat diselesaikannya tersebut dapat diselesaikan oleh IDP – Dahlan, sehingga Bima bisa meraih WTP. “ Di NTB, tinggal dua daerah yang belum meraih WTP, yakni Bima dan Lombok tengah. Saya berharap kepada pemimpin yang baru ini agar bisa mengantarkan Bima meraih WTP,” pesannya.
Bachrudin juga menyampaikan, bahwa rasa takutnya selama ini karena memasuki daerah Bima yang dikenal dengan zona merah karena rawan konflik, ternyata tidak dia temukan. Saat berada ditengah-tengah masyarakat, Bahcrudin mengaku tidak menemukan sedikitpun kesangaran, yang ada hanya keramahan masyarakat Bima. “ Zona merah itu tidak terbukti, karena saya berhasil mengantarkan Bima pada Pilkada damai berkat bantuan aparat penegak hukum dan juga atas kesadaran masyarakat dan pasangan calon,” terangnya.
Sementara itu, IDP dalam sambutannya menyampaikan rasa haru karena harus berpisah dengan Pj Bupati. Atas nama pribadi dan masyarakat Kabupaten Bima, IDP menyampaikan permohonan maaf kepada PJ Bupati jika ada kesalahan pejabat dan masyarakat Kabupaten Bima selama berada di Bima. “ Jika ada kesalahan pejabat dan masyarakat kami selama bapak berada di Bima mohon dimaafkan, dan jika ada pengalaman buruk cukup tinggalkan di perbatasan,” ujarnya.
Untuk predikat WTP, IDP berjanji akan mengejar ketertinggalan itu. Ketertinggal itu akan menjadi pemacu pasangan ini untuk bekerja keras diawal kepemimpinannya untuk mencapai impian yang tertuang dalam visi misi mereka. “ WTP itu menjadi mimpi kami di kesempatan pertama, termasuk mimpi memindahkan Ibukota Kabupaten Bima di Kecamatan Woha. Tidak hanya itu, mencapai angka nol untuk kematian ibu dan bayi, dan meningkatkan kesejahteran masyarakat juga menjadi mimpi besar kami di kesempatan pertama,”ujar mantan ibu PKK tahun 2010-2015 itu. (KS-02)
Penjabat Bupati Bima, Drs. H.Bachrudin, M.Pd
Pesan yang diselipkan Bachruddin dalam sambutannya tersebut ditujukan kepada Bupati dan Wakil Bupati Bima yang baru dilantik. Dirinya berharap agar PR yang belum sempat diselesaikannya tersebut dapat diselesaikan oleh IDP – Dahlan, sehingga Bima bisa meraih WTP. “ Di NTB, tinggal dua daerah yang belum meraih WTP, yakni Bima dan Lombok tengah. Saya berharap kepada pemimpin yang baru ini agar bisa mengantarkan Bima meraih WTP,” pesannya.
Bachrudin juga menyampaikan, bahwa rasa takutnya selama ini karena memasuki daerah Bima yang dikenal dengan zona merah karena rawan konflik, ternyata tidak dia temukan. Saat berada ditengah-tengah masyarakat, Bahcrudin mengaku tidak menemukan sedikitpun kesangaran, yang ada hanya keramahan masyarakat Bima. “ Zona merah itu tidak terbukti, karena saya berhasil mengantarkan Bima pada Pilkada damai berkat bantuan aparat penegak hukum dan juga atas kesadaran masyarakat dan pasangan calon,” terangnya.
Sementara itu, IDP dalam sambutannya menyampaikan rasa haru karena harus berpisah dengan Pj Bupati. Atas nama pribadi dan masyarakat Kabupaten Bima, IDP menyampaikan permohonan maaf kepada PJ Bupati jika ada kesalahan pejabat dan masyarakat Kabupaten Bima selama berada di Bima. “ Jika ada kesalahan pejabat dan masyarakat kami selama bapak berada di Bima mohon dimaafkan, dan jika ada pengalaman buruk cukup tinggalkan di perbatasan,” ujarnya.
Untuk predikat WTP, IDP berjanji akan mengejar ketertinggalan itu. Ketertinggal itu akan menjadi pemacu pasangan ini untuk bekerja keras diawal kepemimpinannya untuk mencapai impian yang tertuang dalam visi misi mereka. “ WTP itu menjadi mimpi kami di kesempatan pertama, termasuk mimpi memindahkan Ibukota Kabupaten Bima di Kecamatan Woha. Tidak hanya itu, mencapai angka nol untuk kematian ibu dan bayi, dan meningkatkan kesejahteran masyarakat juga menjadi mimpi besar kami di kesempatan pertama,”ujar mantan ibu PKK tahun 2010-2015 itu. (KS-02)
COMMENTS