Terkait SDN 66 Kota Bima yang serobot lahan warga, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Drs. H. Alwi Yasin, M.Ap meminta pada pihak sekolah untuk lebih baik menjaga keharmonisan
Kota Bima, KS.- Terkait SDN 66 Kota Bima yang serobot lahan warga, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Drs. H. Alwi Yasin, M.Ap meminta pada pihak sekolah untuk lebih baik menjaga keharmonisan dengan warga Dusun Kuta Kelurahan Nungga Kecamatan Rasanae Timur. Karena sudah jelas warga sekitar membutuhkan fasilitas umum yakni lapangan olahraga.
Sejak sekolah itu dibangun membelangkangi jalan, sehingga rencananya dimasa yang akan datang SDN 66 Kota Bima akan direhab ulang untuk dibangun menghadap kedepan jalan. “Sudah jelas diatas tanah milik Arsyad Ama Wi tersebut dibagi dua. Bagian barat untuk sekolah dan bagian timur untuk lapangan olahraga warga. Saya juga berharap sekolah tidak memperpanjang konflik tersebut dan lebih baik akur dengan warga Kuta,” ujar Alwi pada koran ini Kamis (11/2) diruang kerjanya.
Lanjutnya, sudah jelas warga Kuta yang akan mendaftarkan anak-anaknya untuk bersekolah di SDN setempat. Apalagi siswa di SDN 66 minim dibawah 50 orang dan lebih banyak jumlah guru dan pegawainya ketimbang murid. Untuk itu, menjaga keharmonisan dengan warga sangat penting, agar kepercayaan warga untuk mendaftarkan anaknya lebih meningkat bukan malah berkurang.
Otomatis untuk pembangunan sekolah berbentuk huruf U tersebut, sebanyak dua lokal kelas sebelah Barat aula akan dirobohkan agar kelihatan bangunan dari pembangunan sebelumnya.
Seperti yang disampaikan Kepala SDN 66 Kota Bima Mansyur, S.Pd pada koran ini Selasa (9/2) bahwa sekolah yang dipimpinnya itu memiliki siswa 46 siswa. Sementara Budiyanto (25) cucu almarhum Arsyad Ama Wi (Pemilik lahan) membantah jumlah tersebut. Malah siswa disana hanya sekitar 20 orang, sedangkan sisanya masih dibawah umur. “Banyak warga disini mendaftarkan anaknya dibawah usia 6 tahun, sedangkan masuk SD harus berusia genap 7 tahun. Tapi sekolah ini memasulkan data, sehingga anak belum masuk umur masuk data base sekolah setempat,” ujarnya singkat Selasa. (KS – 05)
Sejak sekolah itu dibangun membelangkangi jalan, sehingga rencananya dimasa yang akan datang SDN 66 Kota Bima akan direhab ulang untuk dibangun menghadap kedepan jalan. “Sudah jelas diatas tanah milik Arsyad Ama Wi tersebut dibagi dua. Bagian barat untuk sekolah dan bagian timur untuk lapangan olahraga warga. Saya juga berharap sekolah tidak memperpanjang konflik tersebut dan lebih baik akur dengan warga Kuta,” ujar Alwi pada koran ini Kamis (11/2) diruang kerjanya.
Lanjutnya, sudah jelas warga Kuta yang akan mendaftarkan anak-anaknya untuk bersekolah di SDN setempat. Apalagi siswa di SDN 66 minim dibawah 50 orang dan lebih banyak jumlah guru dan pegawainya ketimbang murid. Untuk itu, menjaga keharmonisan dengan warga sangat penting, agar kepercayaan warga untuk mendaftarkan anaknya lebih meningkat bukan malah berkurang.
Otomatis untuk pembangunan sekolah berbentuk huruf U tersebut, sebanyak dua lokal kelas sebelah Barat aula akan dirobohkan agar kelihatan bangunan dari pembangunan sebelumnya.
Seperti yang disampaikan Kepala SDN 66 Kota Bima Mansyur, S.Pd pada koran ini Selasa (9/2) bahwa sekolah yang dipimpinnya itu memiliki siswa 46 siswa. Sementara Budiyanto (25) cucu almarhum Arsyad Ama Wi (Pemilik lahan) membantah jumlah tersebut. Malah siswa disana hanya sekitar 20 orang, sedangkan sisanya masih dibawah umur. “Banyak warga disini mendaftarkan anaknya dibawah usia 6 tahun, sedangkan masuk SD harus berusia genap 7 tahun. Tapi sekolah ini memasulkan data, sehingga anak belum masuk umur masuk data base sekolah setempat,” ujarnya singkat Selasa. (KS – 05)
COMMENTS