Lurah Tanjung, kepada sejumlah wartawan mengatakan, gotong royong bersama yang melibatkan warga, termasuk anggota TNI semata-mata dilakukan sebagai upaya nyata pencegahan agar tidak terjangkit penyakit DBD.
Kota Bima, KS.- Demi tetap menjaga kebersihan lingkungan, Anggota TNI, Lurah, dan Pegawainya beserta sejumlah warga Kelurahan Tanjung Jum,at kemarin melaksanakan kegiatan gotong royong. Selain itu, juga guna menyikapi Surat Edaran (SE) Walikota Bima, HM.Qurais, H.Abidin, perihal pencegahan penyakit Deman Berdarah (DBD). Apalagi, saat ini tengah musim hujan.
Lurah Tanjung, kepada sejumlah wartawan mengatakan, gotong royong bersama yang melibatkan warga, termasuk anggota TNI semata-mata dilakukan sebagai upaya nyata pencegahan agar tidak terjangkit penyakit DBD. Karena pada prinsipinya, pencegahan lebih baik daripada mengobati.”Ini dilakukan demi dan untuk menjaga kebersihan, terutama untuk menjaga agar tidak terjangkit penyakit DBD,” ujar Lurah di lokasi kegiatan tepatnya di Tempat Pelengan Ikan (TPI).
Kegiatan gotong tidak hanya menyikapi SE walikota, dan termasuk dalam rangka penyambutan Hut TNI. Tapi, juga karena merasa prihatin dengan tumpukan sampah yang ada dibeberapa titik yang ada, terutama di TPI. Katanya, dalam waktu enam bulan, tumpukan sampah di lokasi itu sudah sebanyak ini. Bagaimana, jika dalam satu tahun.”Bagi saya, kegiatan seperti ini sangat penting dan harus rutin dilakukan. Kalau tidak, saya khawatir tumpukan sampah di lokasi ini saban hari kian bertambah banyak,” tuturnya.
Disinggung darimana asal sampah tersebut, Lurah mengaku sampah itu bukan dari warga lingkungan setempat. Melainkan, dari luar termasuk sampah kiriman Dinas Kebersihan, dan Pemakaman Kota Bima. Namun, kegiatan mobil kebersihan yang membbuang sampah di lokasi ini (TPI) bukan disiang hari, tapi malam hari.”Mobil kebersihan membuang sampah disini saat malam hari. Saya heran, kok sampah dibuang disini, padahal ini kan TPI bukan TPA,” tandasnya.
Pernyataan dalam kaitan itu bukan sekedar tuduhan tanpa bukti atau alasan. Bahkan, banyak warga yang melihat dan menyaksikan saat mobil dari dinas itu yang sedang membuang sampah di tempat dimaksud.”Banyak warga yang menyaksikan saat mobil instansi itu membongkar muatan sampah di sini. Itu fakta, jadi saya tidak asal bicara,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, pihaknya bersama warga termasuk melibatkan Aparat Keamanan sudah sepakat untuk menghadang sekaligus menyandera mobil yang membuang sampah di lokasi ini. Hal itu, demi dan untuk mencegah agar aktifitas semacam itu tidak terulang lagi dilain waktu. Termasuk, pencegahan agar warga dilingkungan ini tidak terjangkit penyakit-penyakit berbahaya. Hal itu tegasnya, sudah dihimbau kepada masyarakat untuk menghadang sekaligus menyandera mobil atau siapapun yang membuang sampah di areal ini.”Kami juga akan mengenakan sanksi berupa denda, artinya setiap mobil pengangkut sampah yang disandera diharuskan membayar denda. Kalau tidak, ya mobil tidak bakal dilepas,” pungkasnya seraya berharap agar sampah tidak lagi dibuang di areal ini. (KS-03)
Lurah Tanjung, kepada sejumlah wartawan mengatakan, gotong royong bersama yang melibatkan warga, termasuk anggota TNI semata-mata dilakukan sebagai upaya nyata pencegahan agar tidak terjangkit penyakit DBD. Karena pada prinsipinya, pencegahan lebih baik daripada mengobati.”Ini dilakukan demi dan untuk menjaga kebersihan, terutama untuk menjaga agar tidak terjangkit penyakit DBD,” ujar Lurah di lokasi kegiatan tepatnya di Tempat Pelengan Ikan (TPI).
Kegiatan gotong tidak hanya menyikapi SE walikota, dan termasuk dalam rangka penyambutan Hut TNI. Tapi, juga karena merasa prihatin dengan tumpukan sampah yang ada dibeberapa titik yang ada, terutama di TPI. Katanya, dalam waktu enam bulan, tumpukan sampah di lokasi itu sudah sebanyak ini. Bagaimana, jika dalam satu tahun.”Bagi saya, kegiatan seperti ini sangat penting dan harus rutin dilakukan. Kalau tidak, saya khawatir tumpukan sampah di lokasi ini saban hari kian bertambah banyak,” tuturnya.
Disinggung darimana asal sampah tersebut, Lurah mengaku sampah itu bukan dari warga lingkungan setempat. Melainkan, dari luar termasuk sampah kiriman Dinas Kebersihan, dan Pemakaman Kota Bima. Namun, kegiatan mobil kebersihan yang membbuang sampah di lokasi ini (TPI) bukan disiang hari, tapi malam hari.”Mobil kebersihan membuang sampah disini saat malam hari. Saya heran, kok sampah dibuang disini, padahal ini kan TPI bukan TPA,” tandasnya.
Pernyataan dalam kaitan itu bukan sekedar tuduhan tanpa bukti atau alasan. Bahkan, banyak warga yang melihat dan menyaksikan saat mobil dari dinas itu yang sedang membuang sampah di tempat dimaksud.”Banyak warga yang menyaksikan saat mobil instansi itu membongkar muatan sampah di sini. Itu fakta, jadi saya tidak asal bicara,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, pihaknya bersama warga termasuk melibatkan Aparat Keamanan sudah sepakat untuk menghadang sekaligus menyandera mobil yang membuang sampah di lokasi ini. Hal itu, demi dan untuk mencegah agar aktifitas semacam itu tidak terulang lagi dilain waktu. Termasuk, pencegahan agar warga dilingkungan ini tidak terjangkit penyakit-penyakit berbahaya. Hal itu tegasnya, sudah dihimbau kepada masyarakat untuk menghadang sekaligus menyandera mobil atau siapapun yang membuang sampah di areal ini.”Kami juga akan mengenakan sanksi berupa denda, artinya setiap mobil pengangkut sampah yang disandera diharuskan membayar denda. Kalau tidak, ya mobil tidak bakal dilepas,” pungkasnya seraya berharap agar sampah tidak lagi dibuang di areal ini. (KS-03)
COMMENTS