Namun, aksi tersebut ricuh. Puluhan Aparat mengejar massa aksi, lantaran orasi disuaranya menyerang pribadi Kapolres.
Kota Bima, KS.- Puluhan Massa Aksi yang menamakan diri Persatuan Pemuda Anti Korupsi (PPAK) menggelar aksi demontrasi didepan Mapolres Bima Kota, Senin (14/3) Pukul 9.00 Wita. Mereka mendesak pihak Kapolres Bima Kota untuk segera beberkan nama tersangka kasus Fiberglass. Namun, aksi tersebut ricuh. Puluhan Aparat mengejar massa aksi, lantaran orasi disuaranya menyerang pribadi Kapolres.
Awalnya unjuk rasa dilakukan kelompok pemuda dari berbagai kecamatan itu, berjalan aman. Koordinator Lapangan, Usman S.Pd.i, diawal orasinya menyuarakan agar pihak kepolisian tidak setengah hati dalam menangani kasus fibbergllass."Jangan coba main mata dengan kasus ini, karena selama ini, polisi terkesan tertutup dalam kasus ini," teriak Alumni STIT Sunan Giri Bima ini.
dalam orasinya, Usman biasa disapa Somad ini, menguraikan kasus fibberglass sudah berjalan selama empat tahun. Mulai 2012. Namun hingga saat ini, tidak ada satupun, pelaku diungkap. Apalagi dijebloskan dalam kamar predeo."Kami curiga polisi main mata dalam persoalan ini, karena diduga ada keterlibatan pihak istana bima dalam kasus fibberglass," sorot somad.
Ia mendesak pihak kepolisian segera beberkan nama tersangka dalam waktu tidak lebih 3 x 24 jam. Jika tidak, maka dirinya akan akomudir massa aksi yang lebih besar lagi, untuk mendorong kepolisian segera sebut nama tersangka."Empat tahun baru nama calon tersangka, kapan tersangka itu ada. Jangan banyak beralibi," tegasnya.
Orator lainnya, Gufran Donggo. Ia meminta Kapolres, bekerja dengan nurani. Persoalan korupsi, harus menjadi atensi karena dianggap merugikan negara."Mari kita bangun kesadaran kita, jangan biarkan koruptor berkeliaran dan bersenang-senang," orasinya.
Beberapa saat kemudian, aksi damai itu menjadi ricuh. Hal itu dipicu, karena ada kalimat orator, yang menuding Kapolres berselingkuh dengan salah satu terperiksa kasus fibberglass. Meski sebelumnya diupayakan mediasi, namun aparat terlihat emosi. Puluhan anggota dengan peralatan lengkap hendak menarik turun salah satu orator. Namun tidak berhasil.
Puluhan pemuda dikejar aparat, beruntung mobil pick up, yang disewa pendemo cepat melaju kearah barat.
Kabag Binmas Polres Bima Kota, Iptu Yamin mengaku insiden itu berawal dari ulah orator yang menyinggung atasannya. Padahal, untuk warga negara yang melakukan aksi unjuk rasa, harus menjaga sikap dan tidak mengeluarkan pendapat dimuka umum dengan cara menyudutkan personal."Ada kalimat orator yang dianggap berlebihan, maka anggota kami melakukan tindakan agar menjadi pelajaran bagi mereka," ujarnya singkat dihalaman Mapolres bima kota.
Sementara itu, Koordinator Aksi, Usman, melakukan klarifikasi terkait orasi anggotanya. Dalam kalimat orasi yang dilontarkan anggota PPAK, perselingkuhan dimaksud, yakni terkait kebijakan Kapolres terhadap terperiksa kasus itu. Diduga ada main mata atau persekongkolan dalam hal penegakkan supremasi hukum."Secara terbuka saya sebagai penanggung jawab aksi, meminta maaf, kami tidak menyudutkan bapak Kapolres, hanya saja anggota saya terlalu bersemangat sampaikan orasinya sehingga kalimat dilontarkan tidak fokus," katanya
Lanjutnya, untuk klarifikasi dan segaligus kembali mendesak kepolisian untuk kasus fibbergllas, kelompoknya, akan melakukan audensi dengan kapolres bima kota dan jajarannya terkait kasus fibbergllas."Kami akan memasukan surat audensi untuk mealkukan audensi yang sempat tertunda gara-gara insiden kemarin," tandasnya. (KS-04)
Awalnya unjuk rasa dilakukan kelompok pemuda dari berbagai kecamatan itu, berjalan aman. Koordinator Lapangan, Usman S.Pd.i, diawal orasinya menyuarakan agar pihak kepolisian tidak setengah hati dalam menangani kasus fibbergllass."Jangan coba main mata dengan kasus ini, karena selama ini, polisi terkesan tertutup dalam kasus ini," teriak Alumni STIT Sunan Giri Bima ini.
dalam orasinya, Usman biasa disapa Somad ini, menguraikan kasus fibberglass sudah berjalan selama empat tahun. Mulai 2012. Namun hingga saat ini, tidak ada satupun, pelaku diungkap. Apalagi dijebloskan dalam kamar predeo."Kami curiga polisi main mata dalam persoalan ini, karena diduga ada keterlibatan pihak istana bima dalam kasus fibberglass," sorot somad.
Ia mendesak pihak kepolisian segera beberkan nama tersangka dalam waktu tidak lebih 3 x 24 jam. Jika tidak, maka dirinya akan akomudir massa aksi yang lebih besar lagi, untuk mendorong kepolisian segera sebut nama tersangka."Empat tahun baru nama calon tersangka, kapan tersangka itu ada. Jangan banyak beralibi," tegasnya.
Orator lainnya, Gufran Donggo. Ia meminta Kapolres, bekerja dengan nurani. Persoalan korupsi, harus menjadi atensi karena dianggap merugikan negara."Mari kita bangun kesadaran kita, jangan biarkan koruptor berkeliaran dan bersenang-senang," orasinya.
Beberapa saat kemudian, aksi damai itu menjadi ricuh. Hal itu dipicu, karena ada kalimat orator, yang menuding Kapolres berselingkuh dengan salah satu terperiksa kasus fibberglass. Meski sebelumnya diupayakan mediasi, namun aparat terlihat emosi. Puluhan anggota dengan peralatan lengkap hendak menarik turun salah satu orator. Namun tidak berhasil.
Puluhan pemuda dikejar aparat, beruntung mobil pick up, yang disewa pendemo cepat melaju kearah barat.
Kabag Binmas Polres Bima Kota, Iptu Yamin mengaku insiden itu berawal dari ulah orator yang menyinggung atasannya. Padahal, untuk warga negara yang melakukan aksi unjuk rasa, harus menjaga sikap dan tidak mengeluarkan pendapat dimuka umum dengan cara menyudutkan personal."Ada kalimat orator yang dianggap berlebihan, maka anggota kami melakukan tindakan agar menjadi pelajaran bagi mereka," ujarnya singkat dihalaman Mapolres bima kota.
Sementara itu, Koordinator Aksi, Usman, melakukan klarifikasi terkait orasi anggotanya. Dalam kalimat orasi yang dilontarkan anggota PPAK, perselingkuhan dimaksud, yakni terkait kebijakan Kapolres terhadap terperiksa kasus itu. Diduga ada main mata atau persekongkolan dalam hal penegakkan supremasi hukum."Secara terbuka saya sebagai penanggung jawab aksi, meminta maaf, kami tidak menyudutkan bapak Kapolres, hanya saja anggota saya terlalu bersemangat sampaikan orasinya sehingga kalimat dilontarkan tidak fokus," katanya
Lanjutnya, untuk klarifikasi dan segaligus kembali mendesak kepolisian untuk kasus fibbergllas, kelompoknya, akan melakukan audensi dengan kapolres bima kota dan jajarannya terkait kasus fibbergllas."Kami akan memasukan surat audensi untuk mealkukan audensi yang sempat tertunda gara-gara insiden kemarin," tandasnya. (KS-04)
COMMENTS