Demikian salah seorang Tim Sukses (Timses) IDP-Dahlan, ustadz Abdullah Kalate menanggapi perseteruan kedua lembaga (Legislatif dan Eksekutif).
Bima, KS.– Polemik yang bermula dari tanggapan H.Haeruddin, ST,MT atas pernyataan Kepala Bappeda, Indra Jaya tentang program 100 hari kerja Bupati –Wakil Bupati (Wabup) Bima, kian memanas. Panasnya, bukan hanya karena statemen mantan Kabag APP itu memperoleh kritikan pedas Anggota Dewan, Edi Mukhlis, S.Sos. Tapi, lebih karena munculnya sorotan tajam yang seolah-olah menyerang anggota komisi III tersebut. Bahkan, Edi Mukhlis dengan Indra Jaya diduga kuat telah bersekongkol untuk menjebak bupati, Hj.Indah Damayanti Putri, dengan rencana program yang dinilai menekan kebijakan pemerintah sekarang.” Demikian salah seorang Tim Sukses (Timses) IDP-Dahlan, ustadz Abdullah Kalate menanggapi perseteruan kedua lembaga (Legislatif dan Eksekutif).
Putra Kalampa Tente (Kalate) itu dengan tegas mengatakan, pernyataan politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dalam kaitan itu dianggap tidak obyektif, kesanya buruk dan berat sebelah. Masalahnya, pernyataan yang dipublikasikan Koran Stabilitas Edisi Senin kemarin cenderung memihak ke Indra Jaya, menyerang Kadistamben. ”Kalau sudah seperti itu sikap anggota dewan, saya mencurigai keduanya telah bersekongkol. Saya bahkan menduga kuat, mereka tengah menyusun trik untuk menjebak bupati,Dinda,” duganya.
Buktinya lanjut A.Kalate, dapat dinilai sekaligus diamati pernyataan yang diekspose lewat pemberitaan di Koran tersebut. Bukti lain yang memperkuat dugaan persekongkolan keduanya, tampak terlihat ketika politisi tersebut mengungkap dugaan tunggakan pajak Galian C yang bernilai Miliaran Rupiah oleh perusahaan swasta. Baginya, dugaan yang dilontarkan anggota legislatif perwakilan Kecamatan Langgudu dimaksud berbau mengancam, pembunuhan karakter. Sehingga, mantan Sekretaris Dinas Kehutanan (Dishut) itu tidak lagi mengkritisi soal program badan tersebut. ”Saya menduga, hal itu dijadikan senjata, amunisi untuk menyerang H.Haer. Bahkan saya mencium bau tidak sedap, ada dugaan kepentingan dibalik semua ini. Kalau tidak ada, sangat mustahil Edi se-serius itu memihak pada Indra Jaya,” bebernya.
Disinggung soal pernyataan H.Haer soal program badan tersebut, Praktisi Hukum yang dikenal vokal itu mengaku, sorotan kadistamben itu sudah sangat tepat, tidak ada yang salah. Karena, itu menyangkut keselamatan, keamanan dan kenyamanan bupati-wabup dalam menjalankan tugas, tanggungjawab sebagai pemimpin Dou Labo Dana Mbojo. Lagipula, terdapat aturan mengatur tentang kebebasan menyampaikan opini, pendapat tanpa membedakan status, apakah itu masyarakat biasa atau bahkan Aparatur Sipil Negara (ASN). Namun, bebas beretika.”Saya rasa tidak ada yang salah dengan pernyataan beliau (H.Haer), terlepas yang disampaikan dalam kapasitas sebagai pejabat. Yang jelas, sorotannya tajam dan tepat mengena sasaran,” tandasnya.
Soal penyebutan agar pejabat eselon itu berkaca, Kalate justru meminta politisi tersebut untuk bercermin. Sehingga, bisa berbenah untuk mengetahui sisi kelemahan dan kekuranganya, sefrta bisa lebih dewasa dan obyektif. Mengingat, statusnya sebagai pejabat publik, politisi yang tengah menjalankan tugas dan amanat rakyat di lembaga terhormat, lembaga yang jadi panutan dan teladan bagi yang lain.”Mestinya, dia yang berkaca, terlebih statusnya sebagai anggota dewan. Dalam posisi ini, adik saya edi harusnya berada ditengah-tengah, faktanya malah berat sebelah, satu diangkat,yang lain ditindis,” pungkasnya. (KS-03)
Putra Kalampa Tente (Kalate) itu dengan tegas mengatakan, pernyataan politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dalam kaitan itu dianggap tidak obyektif, kesanya buruk dan berat sebelah. Masalahnya, pernyataan yang dipublikasikan Koran Stabilitas Edisi Senin kemarin cenderung memihak ke Indra Jaya, menyerang Kadistamben. ”Kalau sudah seperti itu sikap anggota dewan, saya mencurigai keduanya telah bersekongkol. Saya bahkan menduga kuat, mereka tengah menyusun trik untuk menjebak bupati,Dinda,” duganya.
Buktinya lanjut A.Kalate, dapat dinilai sekaligus diamati pernyataan yang diekspose lewat pemberitaan di Koran tersebut. Bukti lain yang memperkuat dugaan persekongkolan keduanya, tampak terlihat ketika politisi tersebut mengungkap dugaan tunggakan pajak Galian C yang bernilai Miliaran Rupiah oleh perusahaan swasta. Baginya, dugaan yang dilontarkan anggota legislatif perwakilan Kecamatan Langgudu dimaksud berbau mengancam, pembunuhan karakter. Sehingga, mantan Sekretaris Dinas Kehutanan (Dishut) itu tidak lagi mengkritisi soal program badan tersebut. ”Saya menduga, hal itu dijadikan senjata, amunisi untuk menyerang H.Haer. Bahkan saya mencium bau tidak sedap, ada dugaan kepentingan dibalik semua ini. Kalau tidak ada, sangat mustahil Edi se-serius itu memihak pada Indra Jaya,” bebernya.
Disinggung soal pernyataan H.Haer soal program badan tersebut, Praktisi Hukum yang dikenal vokal itu mengaku, sorotan kadistamben itu sudah sangat tepat, tidak ada yang salah. Karena, itu menyangkut keselamatan, keamanan dan kenyamanan bupati-wabup dalam menjalankan tugas, tanggungjawab sebagai pemimpin Dou Labo Dana Mbojo. Lagipula, terdapat aturan mengatur tentang kebebasan menyampaikan opini, pendapat tanpa membedakan status, apakah itu masyarakat biasa atau bahkan Aparatur Sipil Negara (ASN). Namun, bebas beretika.”Saya rasa tidak ada yang salah dengan pernyataan beliau (H.Haer), terlepas yang disampaikan dalam kapasitas sebagai pejabat. Yang jelas, sorotannya tajam dan tepat mengena sasaran,” tandasnya.
Soal penyebutan agar pejabat eselon itu berkaca, Kalate justru meminta politisi tersebut untuk bercermin. Sehingga, bisa berbenah untuk mengetahui sisi kelemahan dan kekuranganya, sefrta bisa lebih dewasa dan obyektif. Mengingat, statusnya sebagai pejabat publik, politisi yang tengah menjalankan tugas dan amanat rakyat di lembaga terhormat, lembaga yang jadi panutan dan teladan bagi yang lain.”Mestinya, dia yang berkaca, terlebih statusnya sebagai anggota dewan. Dalam posisi ini, adik saya edi harusnya berada ditengah-tengah, faktanya malah berat sebelah, satu diangkat,yang lain ditindis,” pungkasnya. (KS-03)
COMMENTS