Betapa tidak, bencana banjir lantaran hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan tersebut, tidak hanya mengakibatkan dua jembatan di jalan lingkar Utara roboh.
Bima, KS.- Sabtu (12/03) merupakan hari naas bagi warga Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima. Betapa tidak, bencana banjir lantaran hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan tersebut, tidak hanya mengakibatkan dua jembatan di jalan lingkar Utara roboh. Tapi juga menyisahkan penderitaan teramat mendalam bagi warga setempat. Sebab, sejumlah ternak dan ratusan Hektar sawah milik warga menjadi korban musibah alam tersebut.
Hujan deras yang melanda wilayah Soromandi sekitar pukul 12.30 hingga pukul 15.25 WITA itu, menyebabkan akses jalan yang menghubungkan Desa Sampungu dengan Desa Kiwu, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu terputus. Sehingga, warga terpaksa membuat jalan setapak, agar bisa dilalui pengendara. “Hujan itu mengakibatkan banjir dan merobohkan jembatan di So Kawangge dan jembatan So Palangga,” ungkap warga kepada wartawan.
Akibat arus banjir yang deras, warga mengalami kerugian, karena ladang milik masyarakat seperti tanaman bawang dan jagung yang ada di kawasan setempat terseret banjir. Kata warga, area sawah mulai dari So Tolo Fo'o, So Tolo Woha, So Tolo Mpungga, So Piri Parongge, dan So Tolo Panco terkikis. Jalan tersebut merupakan jalur alternatif bagi masyarakat, untuk mengangkut logistik dari hasil pertanian. "Jembatan ini sangat penting bagi masyarakat di desa ini. Jika tidak segera diperbaiki, kami akan kesulitan mengangkut hasil tani," ujar warga.
Meski bencana banjir yang mengakibatkan warga menderita kerugian ternak, lahan pertanian dan kerugian harta benda lain karena ikut terseret banjir, akan tetapi belum juga mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima. Karenanya, warga menyebut pemda dibawa kepemimpinan Hj.Indah Damayanti Putri – Drs. H.Dahlan, M.Noer apatis, cuek bebek atas musibah yang dialami masyarakat kecamatan setempat. Padahal, bantuan pemerintah teramat dibutuhkan. “Pemda sepertinya apatis, tidak mau tahu dengan musibah yang kami alami, kita hanya diberikan bantuan berupa Mie Instan. Selebihnya tidak ada,” ungkap beberapa warga setempat.
Selain belum mendapatkan penanganan yang maksimal, masyarakat juga menyayangkan sikap pemerintah daerah dan pihak BPBD setempat yang belum turun melakukan peninjauan ke lokasi banjir bandang tersebut. “Hingga hari ke lima, hanya pak camat Soromandi saja yang turun meninjau. Sementara BPBD, termasuk Bupati belum juga turun ke lokasi,” kata warga.
Untuk itu, masyarakat meminta segera membangun kembali sejumlah fasilitas yang rusak tersebut. Termasuk diminta segera membangun bronjol di areal persawahan yang rusak terbawa arus banjir. “Kami khawatir ada banjir susulan. Untuk mengantisipasi hal itu, sangat perlu dibangun bronjol sehingga luapan sungai tidak meluas ke area persawahan lagi,” tutur warga.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bima, H Mustahid dengan tegas menyampaikan, pemerintah harus tanggap terhadap bencana. Apalagi banjir bandang yang terjadi di wilayah Soromandi merupakan bencana Nasional, meski dalam musibah itu tidak menelan korban jiwa. “Itu adalah bencana nasional. Untuk itu, Pemerintah harus segera memperhatikannya,” tegasnya.
Bupati Bima, Hj Dinda Damayanti Putri yang hendak dikonfirmasi belum berhasil ditemui. Berdasarkan informasi yang diperoleh, saat ini Bupati sedang berada di Jakarta untuk menghadiri undangan dari Mendagri.
Sementara Kepala BPBD Kabupaten Bima, H Sumarsono SH.MH mengaku, hingga saat ini pihaknya masih menunggu laporan dari pihak Kecamatan, termasuk Pemerintah desa setempat paska banjir bandang di daerah itu. (KS-03)
Hujan deras yang melanda wilayah Soromandi sekitar pukul 12.30 hingga pukul 15.25 WITA itu, menyebabkan akses jalan yang menghubungkan Desa Sampungu dengan Desa Kiwu, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu terputus. Sehingga, warga terpaksa membuat jalan setapak, agar bisa dilalui pengendara. “Hujan itu mengakibatkan banjir dan merobohkan jembatan di So Kawangge dan jembatan So Palangga,” ungkap warga kepada wartawan.
Akibat arus banjir yang deras, warga mengalami kerugian, karena ladang milik masyarakat seperti tanaman bawang dan jagung yang ada di kawasan setempat terseret banjir. Kata warga, area sawah mulai dari So Tolo Fo'o, So Tolo Woha, So Tolo Mpungga, So Piri Parongge, dan So Tolo Panco terkikis. Jalan tersebut merupakan jalur alternatif bagi masyarakat, untuk mengangkut logistik dari hasil pertanian. "Jembatan ini sangat penting bagi masyarakat di desa ini. Jika tidak segera diperbaiki, kami akan kesulitan mengangkut hasil tani," ujar warga.
Meski bencana banjir yang mengakibatkan warga menderita kerugian ternak, lahan pertanian dan kerugian harta benda lain karena ikut terseret banjir, akan tetapi belum juga mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima. Karenanya, warga menyebut pemda dibawa kepemimpinan Hj.Indah Damayanti Putri – Drs. H.Dahlan, M.Noer apatis, cuek bebek atas musibah yang dialami masyarakat kecamatan setempat. Padahal, bantuan pemerintah teramat dibutuhkan. “Pemda sepertinya apatis, tidak mau tahu dengan musibah yang kami alami, kita hanya diberikan bantuan berupa Mie Instan. Selebihnya tidak ada,” ungkap beberapa warga setempat.
Selain belum mendapatkan penanganan yang maksimal, masyarakat juga menyayangkan sikap pemerintah daerah dan pihak BPBD setempat yang belum turun melakukan peninjauan ke lokasi banjir bandang tersebut. “Hingga hari ke lima, hanya pak camat Soromandi saja yang turun meninjau. Sementara BPBD, termasuk Bupati belum juga turun ke lokasi,” kata warga.
Untuk itu, masyarakat meminta segera membangun kembali sejumlah fasilitas yang rusak tersebut. Termasuk diminta segera membangun bronjol di areal persawahan yang rusak terbawa arus banjir. “Kami khawatir ada banjir susulan. Untuk mengantisipasi hal itu, sangat perlu dibangun bronjol sehingga luapan sungai tidak meluas ke area persawahan lagi,” tutur warga.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bima, H Mustahid dengan tegas menyampaikan, pemerintah harus tanggap terhadap bencana. Apalagi banjir bandang yang terjadi di wilayah Soromandi merupakan bencana Nasional, meski dalam musibah itu tidak menelan korban jiwa. “Itu adalah bencana nasional. Untuk itu, Pemerintah harus segera memperhatikannya,” tegasnya.
Bupati Bima, Hj Dinda Damayanti Putri yang hendak dikonfirmasi belum berhasil ditemui. Berdasarkan informasi yang diperoleh, saat ini Bupati sedang berada di Jakarta untuk menghadiri undangan dari Mendagri.
Sementara Kepala BPBD Kabupaten Bima, H Sumarsono SH.MH mengaku, hingga saat ini pihaknya masih menunggu laporan dari pihak Kecamatan, termasuk Pemerintah desa setempat paska banjir bandang di daerah itu. (KS-03)
COMMENTS