Bentuknya, sejumlah warga dan pemuda Langgudu melakukan penghadangan speed boat saat menjemput karyawan PT di dermaga Desa Rompo.
Bima, KS.- Keberadaan PT. Bima Budidaya Mutiara (BBM) di Kecamatan Langgudu, Kembali disorot. Bentuknya, sejumlah warga dan pemuda Langgudu melakukan penghadangan speed boat saat menjemput karyawan PT di dermaga Desa Rompo.
Kejadian itu berlangsung pada Selasa (1/3). Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes warga dan pemuda. Alasannya, lantaran pihak PT. BBM tidak maksimal mengakomudir kepentingan masyarakat Langgudu terutama perekrutan tenaga kerja lokal.
Penghadangan itu dilakukan sejumlah pemuda diberbagai desa di kecamatan langgudu. Koordinator diantaranya, Rajiman, Majid (Rupe), Gunawan, Nurdin ( Waworada), Syarifudin (Karumbu)."Kami tidak tinggal diam dengan diskriminasi yang dilakukan PT. BBM," ujar salah seorang pemuda setempat saat penghadangan berlangsung.
Karena berpotensi konflik, Camat Langgudu, Kapolsek, Danramil dan unsur Muspika lainnya turun tangan. Terjadi negosiasi antara kelompok penghadang dengan Muspika. "Kita bicarakan semuanya dengan kepala dingin, biarkan perahu ini jalan, kita bertemu dengan pimpinan PT.BBM," ujar camat saat negosiasi berlangsung.
Akhirnya, speed boat dilepas warga dengan perjanjian akan dipertemukan dengan pimpinan. Rajiman Dkk, dibawa langsung ke lokasi perusahaan mutiara bersama camat, kapolsek dan Danramil. Perwakilah masyarakat itu dibawa untuk melakukan komunikasi langsung dengan petinggi PT.
Dilokasi perusahaan, perwakilan masyarakat Langgudu, menyampaikan pandangan mereka pada pimpinan perusahaan. Mereka Meminta kebijakan Perusahaan agar perekrutan karyawan ada pemerataan. Selain itu, mereka juga meminta agar Satpam 2 orang diambil dari Desa Karumbu dan Desa Rupe. "Harus ada dong kontribusi untuk masyarakat dengan keberadaan perusahaan ini. Permintaan kami harus diakomudir dengan baik," tegas Nurdin.
Tuntutan warga dan pemuda Langgudu, langsung dijawab pihak perusahaan, diwakili oleh Abdulah Pasolo. Dari tuntutan itu, pihak PT menjelaskan, akan malakukan pembahasan diinternal PT terkait tuntutan itu."Kita belum bisa pastikan hari ini. Namun, dari tuntutan ini, pasti ada perubahan dari kebijakan sebelumnya," jelas Abdulah
Terkait pemerataan, Kata dia, pihak perusahaan sudah maksimal dalam akomudir perekrutan tenaga kerja sesuai dengan tuntutan warga. Jika kebijakan Perekrutan karyawan dalam waktu dekat tidak bisa berjalan dengan baik maka perusahaan akan mengundang kepala Desa se-Kecamatan Langgudu untuk membuat kesepakatan baru terkait perekrutan karyawan.
Suasana pertemuan memanas. Puluhan warga Laju datang ke perusahaan. Mereka ingin mendengarkan langsung hasil pertemuan itu. Rupanya, puluhan warga itu, diduga dari pihak perusahaan. Hampir terjadi adu fisik diruang musyarawah, lantaran Rajiman keluar ruangan karena tidak terima dengan jawaban disampaikan pihak perusahaan. Aksi Pemuda itu, mematik reaksi warga dari pihak perusahaan. Sejumlah warga Laju membanting gelas dan menghadang rajiman untuk tidak keluar ruangan sebelum musyawarah berakhir. Beruntung adu fisik itu, dapat dihalau oleh personil Polsek Langgudu, Pol-PP dan TNI. Yang sudah sejak pagi menjaga diperusahaan.
Sementara itu, Kabag OPS Polres Bima Kota, Kompol H Nurdin SH, mengaku sudah mendapatkan informasi adanya penghadangan oleh warga di Desa Rompo."Ia benar, ada sekelompok warga yang menuntut adanya pemerataan kebijakan di PT.BBM tapi sudah ada titik terang," aku mantan Kapolsek Rasana'e Barat ini Rabu (3/3).
Dalam situasi tersebut, aparat gabungan memberikan pengamanan pada kedua belah pihak agar tidak terjadi hal yang melanggar. "Saya mendapatkan informasi, sudah ada titik terang dari musyawarah itu. (KS-04)
Kejadian itu berlangsung pada Selasa (1/3). Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes warga dan pemuda. Alasannya, lantaran pihak PT. BBM tidak maksimal mengakomudir kepentingan masyarakat Langgudu terutama perekrutan tenaga kerja lokal.
Penghadangan itu dilakukan sejumlah pemuda diberbagai desa di kecamatan langgudu. Koordinator diantaranya, Rajiman, Majid (Rupe), Gunawan, Nurdin ( Waworada), Syarifudin (Karumbu)."Kami tidak tinggal diam dengan diskriminasi yang dilakukan PT. BBM," ujar salah seorang pemuda setempat saat penghadangan berlangsung.
Karena berpotensi konflik, Camat Langgudu, Kapolsek, Danramil dan unsur Muspika lainnya turun tangan. Terjadi negosiasi antara kelompok penghadang dengan Muspika. "Kita bicarakan semuanya dengan kepala dingin, biarkan perahu ini jalan, kita bertemu dengan pimpinan PT.BBM," ujar camat saat negosiasi berlangsung.
Akhirnya, speed boat dilepas warga dengan perjanjian akan dipertemukan dengan pimpinan. Rajiman Dkk, dibawa langsung ke lokasi perusahaan mutiara bersama camat, kapolsek dan Danramil. Perwakilah masyarakat itu dibawa untuk melakukan komunikasi langsung dengan petinggi PT.
Dilokasi perusahaan, perwakilan masyarakat Langgudu, menyampaikan pandangan mereka pada pimpinan perusahaan. Mereka Meminta kebijakan Perusahaan agar perekrutan karyawan ada pemerataan. Selain itu, mereka juga meminta agar Satpam 2 orang diambil dari Desa Karumbu dan Desa Rupe. "Harus ada dong kontribusi untuk masyarakat dengan keberadaan perusahaan ini. Permintaan kami harus diakomudir dengan baik," tegas Nurdin.
Tuntutan warga dan pemuda Langgudu, langsung dijawab pihak perusahaan, diwakili oleh Abdulah Pasolo. Dari tuntutan itu, pihak PT menjelaskan, akan malakukan pembahasan diinternal PT terkait tuntutan itu."Kita belum bisa pastikan hari ini. Namun, dari tuntutan ini, pasti ada perubahan dari kebijakan sebelumnya," jelas Abdulah
Terkait pemerataan, Kata dia, pihak perusahaan sudah maksimal dalam akomudir perekrutan tenaga kerja sesuai dengan tuntutan warga. Jika kebijakan Perekrutan karyawan dalam waktu dekat tidak bisa berjalan dengan baik maka perusahaan akan mengundang kepala Desa se-Kecamatan Langgudu untuk membuat kesepakatan baru terkait perekrutan karyawan.
Suasana pertemuan memanas. Puluhan warga Laju datang ke perusahaan. Mereka ingin mendengarkan langsung hasil pertemuan itu. Rupanya, puluhan warga itu, diduga dari pihak perusahaan. Hampir terjadi adu fisik diruang musyarawah, lantaran Rajiman keluar ruangan karena tidak terima dengan jawaban disampaikan pihak perusahaan. Aksi Pemuda itu, mematik reaksi warga dari pihak perusahaan. Sejumlah warga Laju membanting gelas dan menghadang rajiman untuk tidak keluar ruangan sebelum musyawarah berakhir. Beruntung adu fisik itu, dapat dihalau oleh personil Polsek Langgudu, Pol-PP dan TNI. Yang sudah sejak pagi menjaga diperusahaan.
Sementara itu, Kabag OPS Polres Bima Kota, Kompol H Nurdin SH, mengaku sudah mendapatkan informasi adanya penghadangan oleh warga di Desa Rompo."Ia benar, ada sekelompok warga yang menuntut adanya pemerataan kebijakan di PT.BBM tapi sudah ada titik terang," aku mantan Kapolsek Rasana'e Barat ini Rabu (3/3).
Dalam situasi tersebut, aparat gabungan memberikan pengamanan pada kedua belah pihak agar tidak terjadi hal yang melanggar. "Saya mendapatkan informasi, sudah ada titik terang dari musyawarah itu. (KS-04)
COMMENTS