Akhirnya, oknum Kaur Desa Kawuwu Kecamatan Langgudu, IB diperiksa Penyidik PPA Polres Bima Kota, terkait dugaan pencabulan yang hendak ia lakukan pada anak tirinya
Kota Bima, KS.- Akhirnya, oknum Kaur Desa Kawuwu Kecamatan Langgudu, IB diperiksa Penyidik PPA Polres Bima Kota, terkait dugaan pencabulan yang hendak ia lakukan pada anak tirinya, Mawar (bukan nama sebenarnya). Selain IB, turut hadir juga aparatur Desa Kawuwu di unit PPA salah satunya Kepala Desa Kawuwu.
Pantuan Wartawan Stabilitas, Rombongan Aparatur Desa Kawuwu hadir di unit PPA pada Rabu (29/3) pukul 11 Wita. Kehadiran aparatur tersebut belum diketahui pasti apakah memenuhi panggilan polisi atau hanya bentuk solidaritas terhadap oknum Kaur bejat itu.
Beberapa saat hadir di unit PPA Gunung Dua, IB langsung berhadapan dengan penyidik. Ia dicerca beberapa pertanyaan terkait dugaan aksi amoralnya. Sementara ini, IB masih status sebagai terperiksa oleh penyidik. Informasi yang dihimpun dilapangan, dalam kasus dugaan percobaan pencabulan ini, pihak korban masih kesulitan saksi. Karena kejadian itu berlangsung tengah malam, dan hanya ada IB dan Mawar dirumah, sementara ibu kandung Mawar berada disawah.”Kami dalam proses penyelidikan kasus ini. Kami sudah periksa satu saksi dan terduga. Untuk memenuhi unsur pidana dalam kasus ini, kami akan melakukan pengembangan,” ujar Kabag Ops Kompol H. Nurdin SH.
Sementara itu keluarga Mawar, Sidik menceritakn kronologis kasus tersebut. Pada malam itu, Mawar hendak tidur dikamarnya. Namun, oleh IB, ayah tirinya menakuti Mawar dengan hantu penghuni rumah. Namanya anak yang masih duduk dikelas III SD, pasti takut.”Momen itu dimanfaatkan pelaku melakukan aksi bejatnya dengan meraba tubuh dan bagian vital mawar,” ceritanya di halaman unit PPA.
Merasakan adanya gelagat buruk dari ayah tirinya, Mawar langsung histeris. Ia langsung menangis dan turun dari rumahnya. Beruntung malam itu, ada tetangga yang mendengar jeritan Mawar.”Jika mawar tidak turun dari rumah, saya tidak yakin dengan nasib ponaan saya itu,” ibanya.
Dari kejadian itu, kata sidik, sempat situasi memanas. Karena pihak keluarga Mawar emosi mendengar ulah bejat aparatur Desa itu. Namun dapat diredam oleh tokoh bersama Babinkantibmas setempat.”Jika tidak ada yang mendinginkan, IB sudah menjadi sasaran empuk keluarga Mawar. Beruntung tokoh dan Babinkanbmas turun tangan dan menyerahkan persoalan itu ke proses hukum,” terangnya.
Sidik juga mengaku, persoalan ini juga sudah dikoordinasikan dengan Tim Reaksi Cepat Komnas Anak di Pusat. Bahkan sudah direspon serius oleh lembaga perlindungan anak itu.”Malam itu juga, Relawan Tim Reaksi Capat Komnas Anak langsung mendatangi unit PPA di Gunung Dua. Alhamdulillah mendapatkan apresiasi baik,”katanya.
Ditambahkannya, pihak keluarga berharap agar kasus itu bisa berjalan dengan baik. Harapan besar keluarga, agar IB bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya dimata hukum.”Kasus serupa pernah dilakukan oleh pelaku pada salah seorang wanita di Desa Kawuwu. Namun saat itu, langsung dibicarakan dengan kekelurgaan. Kasus itu juga menjadi tolok ukur kepolisian untuk menjerat pelaku,” tandasnya. (KS-04)
Pantuan Wartawan Stabilitas, Rombongan Aparatur Desa Kawuwu hadir di unit PPA pada Rabu (29/3) pukul 11 Wita. Kehadiran aparatur tersebut belum diketahui pasti apakah memenuhi panggilan polisi atau hanya bentuk solidaritas terhadap oknum Kaur bejat itu.
Beberapa saat hadir di unit PPA Gunung Dua, IB langsung berhadapan dengan penyidik. Ia dicerca beberapa pertanyaan terkait dugaan aksi amoralnya. Sementara ini, IB masih status sebagai terperiksa oleh penyidik. Informasi yang dihimpun dilapangan, dalam kasus dugaan percobaan pencabulan ini, pihak korban masih kesulitan saksi. Karena kejadian itu berlangsung tengah malam, dan hanya ada IB dan Mawar dirumah, sementara ibu kandung Mawar berada disawah.”Kami dalam proses penyelidikan kasus ini. Kami sudah periksa satu saksi dan terduga. Untuk memenuhi unsur pidana dalam kasus ini, kami akan melakukan pengembangan,” ujar Kabag Ops Kompol H. Nurdin SH.
Sementara itu keluarga Mawar, Sidik menceritakn kronologis kasus tersebut. Pada malam itu, Mawar hendak tidur dikamarnya. Namun, oleh IB, ayah tirinya menakuti Mawar dengan hantu penghuni rumah. Namanya anak yang masih duduk dikelas III SD, pasti takut.”Momen itu dimanfaatkan pelaku melakukan aksi bejatnya dengan meraba tubuh dan bagian vital mawar,” ceritanya di halaman unit PPA.
Merasakan adanya gelagat buruk dari ayah tirinya, Mawar langsung histeris. Ia langsung menangis dan turun dari rumahnya. Beruntung malam itu, ada tetangga yang mendengar jeritan Mawar.”Jika mawar tidak turun dari rumah, saya tidak yakin dengan nasib ponaan saya itu,” ibanya.
Dari kejadian itu, kata sidik, sempat situasi memanas. Karena pihak keluarga Mawar emosi mendengar ulah bejat aparatur Desa itu. Namun dapat diredam oleh tokoh bersama Babinkantibmas setempat.”Jika tidak ada yang mendinginkan, IB sudah menjadi sasaran empuk keluarga Mawar. Beruntung tokoh dan Babinkanbmas turun tangan dan menyerahkan persoalan itu ke proses hukum,” terangnya.
Sidik juga mengaku, persoalan ini juga sudah dikoordinasikan dengan Tim Reaksi Cepat Komnas Anak di Pusat. Bahkan sudah direspon serius oleh lembaga perlindungan anak itu.”Malam itu juga, Relawan Tim Reaksi Capat Komnas Anak langsung mendatangi unit PPA di Gunung Dua. Alhamdulillah mendapatkan apresiasi baik,”katanya.
Ditambahkannya, pihak keluarga berharap agar kasus itu bisa berjalan dengan baik. Harapan besar keluarga, agar IB bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya dimata hukum.”Kasus serupa pernah dilakukan oleh pelaku pada salah seorang wanita di Desa Kawuwu. Namun saat itu, langsung dibicarakan dengan kekelurgaan. Kasus itu juga menjadi tolok ukur kepolisian untuk menjerat pelaku,” tandasnya. (KS-04)
COMMENTS