Kelompok Tani (KT) La Cici Kelurahan Jatiwangi membentuk sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) SAFIRA
Kota Bima, KS.- Memperkuat kelembagaan ditingkat arus bawah, yang mana lembaga yang menaungi para petani penggarap. Kelompok Tani (KT) La Cici Kelurahan Jatiwangi membentuk sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) SAFIRA, sesuai dengan intruksi dari Menteri Pertanian dan Tanaman Pangan (Kementan RI) nomor 156/KEP 173/VII/ tanggal 8 juli 2014.keberadaan d an terbentuknya LSM SAFIRA tersebut telah tercatat dan diakta notariskan dengan nomor AHU 120 AH 0201 10 juni 2013.
Ketua kelompok tani La Cici, H Syahbudin HM. Said, kepada wartawan Koran Stabilitas mengungkapkan, LSM Safira terbentuk pada tanggal 22 Maret 2016, dengan tujuan agar kelembagaan kelompok tani yang ada di arus bawah memiliki wadah yang mempunyai dasar dan kekuatan hukum. “Tujuan terbentuknya LSM ini, selain mengikuti intruksi dari pemerintah, juga agar kedepan kelompok ini mendapat advokasi dari berbagai pihak. Karena selama ini, petani masih dianggap sebelah mata, dan LSM ini yang pertama terbentuk di Kecamatan Asakota,”ujarnya, selasa siang dikedaiamannya, lingkungan Jatiwangi.
Dengan terbentuknya LSM SAFIRA tersebut, ia berharap agar kedepan kelompok tani yang ada baik di di Kecamatan Asaskota muapun di Kota Bima secara umum, agar diperhatikan. Perhatian yang diharapkan tidak saja dari segi pemberian bantuan benih atau peralatan mesin pertanian (Alsintan), tetapi perhatian yang berkaitan dengan manajemen serta pemasaran. “jangan sampai para petani hanya dituntut untuk mengikuti program, tetapi pemasaran tidak diperhatikan. Ini terbukti berbagai harga komoditi pertanian saat panen anjlok, hal itu tentu akan merugikan para petani dan penggarap,”ujarnya.
Selain mengharapkan adanya perhatian yang berkaitan dengan pemasaran, Ketua Kelompok Tani La Cici juga, bersyukur kepada pemerintah terutama kepala BPP Asakota, PPL dan juga Babinsa, yang telah mengawal dan mengontrol serta membimbing para petani selama menjalankan aktivitas pertanian di Musim tanam I (MK 1). “Dengan adanya demplot Program Jajar Legowo (Jarwo) peningkatan produksi pertanian saat ini cukup menggembirakan, karena peningkatannya dua kali lipat dari sebelumnya,”ujarnya.
Dengan adanya peningkatan hasil pertanian dengan sistim Jarwo tersebut, ia mengaku telah mengintruksikan kepada seluruh anggotanya, agar di MK II ini, penamaman menggunakan sistim Jarwo lagi. “Mudah-mudahan di MK II ini, seluruh anggota menggunakan sistim yang menguntungkan yaitu sistim Jarwo,”harapnya. (KS-09)
Ketua kelompok tani La Cici, H Syahbudin HM. Said, kepada wartawan Koran Stabilitas mengungkapkan, LSM Safira terbentuk pada tanggal 22 Maret 2016, dengan tujuan agar kelembagaan kelompok tani yang ada di arus bawah memiliki wadah yang mempunyai dasar dan kekuatan hukum. “Tujuan terbentuknya LSM ini, selain mengikuti intruksi dari pemerintah, juga agar kedepan kelompok ini mendapat advokasi dari berbagai pihak. Karena selama ini, petani masih dianggap sebelah mata, dan LSM ini yang pertama terbentuk di Kecamatan Asakota,”ujarnya, selasa siang dikedaiamannya, lingkungan Jatiwangi.
Dengan terbentuknya LSM SAFIRA tersebut, ia berharap agar kedepan kelompok tani yang ada baik di di Kecamatan Asaskota muapun di Kota Bima secara umum, agar diperhatikan. Perhatian yang diharapkan tidak saja dari segi pemberian bantuan benih atau peralatan mesin pertanian (Alsintan), tetapi perhatian yang berkaitan dengan manajemen serta pemasaran. “jangan sampai para petani hanya dituntut untuk mengikuti program, tetapi pemasaran tidak diperhatikan. Ini terbukti berbagai harga komoditi pertanian saat panen anjlok, hal itu tentu akan merugikan para petani dan penggarap,”ujarnya.
Selain mengharapkan adanya perhatian yang berkaitan dengan pemasaran, Ketua Kelompok Tani La Cici juga, bersyukur kepada pemerintah terutama kepala BPP Asakota, PPL dan juga Babinsa, yang telah mengawal dan mengontrol serta membimbing para petani selama menjalankan aktivitas pertanian di Musim tanam I (MK 1). “Dengan adanya demplot Program Jajar Legowo (Jarwo) peningkatan produksi pertanian saat ini cukup menggembirakan, karena peningkatannya dua kali lipat dari sebelumnya,”ujarnya.
Dengan adanya peningkatan hasil pertanian dengan sistim Jarwo tersebut, ia mengaku telah mengintruksikan kepada seluruh anggotanya, agar di MK II ini, penamaman menggunakan sistim Jarwo lagi. “Mudah-mudahan di MK II ini, seluruh anggota menggunakan sistim yang menguntungkan yaitu sistim Jarwo,”harapnya. (KS-09)
COMMENTS