Masalahnya, Tahun 2016 ini realisasi dana bantuan untuk masyarakat mengalami penurunan dibanding tahun 2015. Bahkan, turun hingga senilai Ratusan Juta Rupiah, dari Rp.700 lebih juta menjadi Rp.600 juta.
Bima, KS.- Sepertinya, masyarakat Kabupaten Bima harus berlapang dada menyangkut bantuan dari Dinas Koperasi dan UKM. Masalahnya, Tahun 2016 ini realisasi dana bantuan untuk masyarakat mengalami penurunan dibanding tahun 2015. Bahkan, turun hingga senilai Ratusan Juta Rupiah, dari Rp.700 lebih juta menjadi Rp.600 juta.
Penurunan jumlah dana bantuan di dinas tersebut disebabkan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) II. Selain itu, juga dipicu Alokasi Dana Desa (ADD)."Salah satu penyebabnya, yakni Program skala nasional bagi seluruh desa se Indonesia. Ditambah lagi kemampuan anggaran daerah," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan, Drs. Alimudin saat ditemui Wartawan Koran Stabilitas Selasa (10/5) di Ruang Kerjanya.
Namun lanjutnya, berkurangnya jumlah bantuan akibat program desa tersebut bukan berarti terjadi pemangkasan program. Katanya, jumlah programnya sama, tidak mengalami perubahan. Hanya saja, jumlah jatah bantuan yang berkurang. Misalnya, bantuan alat perbengkelan seperti Kompresor sebelumnya berjumlah 5 unit, tahun ini menurun menjadi 3 unit saja."Jatah bantuannya yang berkurang, kalau program tidak mengalami perubahan," tuturnya.
Pada momen itu, dirinya juga menyampaikan temuan saat kroscek terkait keberadaan alat untuk masyarakat penerima bantuan dinas tersebut. Hasilnya, terindetifikasi bantuan yang sudah berpindah lokasi. Temuan bersama Tim Audit dari BPK tersebut terdapat pada dua Kecamatan, yakni Kecamatan Bolo dan Langgudu."Hasil temuan kami bersama tim audit ada di dua kecamatan itu," akunya.
Namun sebutnya, belum bisa disimpulkan apakah alat berupa kompresor dan Hand Traktor itu dijual atau tidak. Tapi menurut pengakuan penerima bantuan, alat itu bukan dijual tapi hanya berpindah tangan. Itupun, bukan ke orang lain melainkan masih dalam lingkup keluarga."Maksudnya, antara penerima bantuan dengan yang sekarang memegang alat itu masih terikat hubungan keluarga. Jadi, kami belum berani menyimpulkan apakah dijual atau tidak," terangnya seraya berharao agar hal itu tidak terulang lagi di tahun ini dan mendatang. (KS-03).
Penurunan jumlah dana bantuan di dinas tersebut disebabkan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) II. Selain itu, juga dipicu Alokasi Dana Desa (ADD)."Salah satu penyebabnya, yakni Program skala nasional bagi seluruh desa se Indonesia. Ditambah lagi kemampuan anggaran daerah," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan, Drs. Alimudin saat ditemui Wartawan Koran Stabilitas Selasa (10/5) di Ruang Kerjanya.
Namun lanjutnya, berkurangnya jumlah bantuan akibat program desa tersebut bukan berarti terjadi pemangkasan program. Katanya, jumlah programnya sama, tidak mengalami perubahan. Hanya saja, jumlah jatah bantuan yang berkurang. Misalnya, bantuan alat perbengkelan seperti Kompresor sebelumnya berjumlah 5 unit, tahun ini menurun menjadi 3 unit saja."Jatah bantuannya yang berkurang, kalau program tidak mengalami perubahan," tuturnya.
Pada momen itu, dirinya juga menyampaikan temuan saat kroscek terkait keberadaan alat untuk masyarakat penerima bantuan dinas tersebut. Hasilnya, terindetifikasi bantuan yang sudah berpindah lokasi. Temuan bersama Tim Audit dari BPK tersebut terdapat pada dua Kecamatan, yakni Kecamatan Bolo dan Langgudu."Hasil temuan kami bersama tim audit ada di dua kecamatan itu," akunya.
Namun sebutnya, belum bisa disimpulkan apakah alat berupa kompresor dan Hand Traktor itu dijual atau tidak. Tapi menurut pengakuan penerima bantuan, alat itu bukan dijual tapi hanya berpindah tangan. Itupun, bukan ke orang lain melainkan masih dalam lingkup keluarga."Maksudnya, antara penerima bantuan dengan yang sekarang memegang alat itu masih terikat hubungan keluarga. Jadi, kami belum berani menyimpulkan apakah dijual atau tidak," terangnya seraya berharao agar hal itu tidak terulang lagi di tahun ini dan mendatang. (KS-03).
COMMENTS