Ketua Forum Komunikasi Guru Olahraga (FKGO) Kota Bima, Ikbal Tanjung mengatakan, karakter Guru merupakan penentu masa depan anak-anak Bangsa.
Kota Bima, KS. – Ketua Forum Komunikasi Guru Olahraga (FKGO) Kota Bima, Ikbal Tanjung mengatakan, karakter Guru merupakan penentu masa depan anak-anak Bangsa. Sebab, di tangan para guru, anak-anak bangsa dididik untuk menjadi generasi penerus yang memiliki daya saing dan berkarakter. Artinya, baik buruk karakter anak didik tergantung karakter pendidik. Sejatinya, sosok guru ideal adalah guru yang bukan hanya sebagai pengajar, melainkan juga sebagai pendidik. Pendidik berbeda dengan pengajar, pendidik itu menyangkut pengembangan karakter dari peserta didik.
Menurut putra kelahiran tanjung tersebut, tantangan zaman yang terus berubah membuat para guru harus terus berbenah. Katanya, saat ini guru bukan hanya untuk sekedar pengajar, melainkan juga pembelajar. Tantangan ke depan, guru harus mau menjadi pembelajar bukan hanya sekadar pengajar. Karena, proses belajar mengajar saat ini adalah bagaimana menyiapkan anak-anak untuk masa yang akan datang. “Masalahnya, guru di masa sekarang bersekolah pada masa sebelumnya,” ujarnya kepada Koran Stabilitas Selasa (03/04) di Halaman SDN 29 Kota Bima.
Lanjutnya, di tengah persaingan global yang semakin ketat, kualitas dan kuantitas guru di Indonesia sepertinya belum ideal. Kualitas guru yang ada saat ini beragam, ada yang berkualitas bagus dan ada pula yang rendah. Karena itu, para guru di Indonesia harus terus dipacu untuk belajar. Jika guru sudah berhenti belajar, sesungguhnya profesi guru itu sudah mati. "Guru harus dipacu untuk memiliki semangat yang tinggi. Kalau guru sudah berhenti belajar, sesungguhnya profesi guru itu sudah mati," katanya.
Baginya, guru sesunggunya adalah yang terus belajar dan mencari hal baru untuk diberikan kepada murid-muridnya. Walaupun, kualitas guru tersebut juga bergantung pada kondisi wilayahnya, seperti infrastruktur, transportasi, dan termasuk telekomunikasinya. "Jika listriknya jelek, ya mungkin susah mendapat guru-guru yang bagus, yang ter-update oleh informasi," tuturnya.
Kurikulum 2013 merupakan sebuah pembelajaran yang menekankan pada aspek afektif atau perubahan perilaku. Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, di samping cara pembelajarannya yang menyenangkan. Menanggapi hal itu, ikbal mengaku, sangat dibutuhkan perubahan metode pembelajaran demi dan untuk mengikuti perkembangan pendidikan yang sekarang.”Solusinya, pelatihan untuk guru harus ditingkatkan lagi," terangnya.
Ia merasa optimis guru bisa lebih baik lagi. Tapi, perhatian pemerintah dalam hal meningkat kualitas guru harus serius, jadi tidak sekedar pelatihan-pelatihan saja. Karena harus disadari, inti pelatihan tersebut kadang-kadang juga tidak sesuai dengan kebutuhan seorang guru. "Yang melatih kurang profesional sehingga penyampaiannya ke guru tidak efektif," pungkasnya. (KS-03)
Menurut putra kelahiran tanjung tersebut, tantangan zaman yang terus berubah membuat para guru harus terus berbenah. Katanya, saat ini guru bukan hanya untuk sekedar pengajar, melainkan juga pembelajar. Tantangan ke depan, guru harus mau menjadi pembelajar bukan hanya sekadar pengajar. Karena, proses belajar mengajar saat ini adalah bagaimana menyiapkan anak-anak untuk masa yang akan datang. “Masalahnya, guru di masa sekarang bersekolah pada masa sebelumnya,” ujarnya kepada Koran Stabilitas Selasa (03/04) di Halaman SDN 29 Kota Bima.
Lanjutnya, di tengah persaingan global yang semakin ketat, kualitas dan kuantitas guru di Indonesia sepertinya belum ideal. Kualitas guru yang ada saat ini beragam, ada yang berkualitas bagus dan ada pula yang rendah. Karena itu, para guru di Indonesia harus terus dipacu untuk belajar. Jika guru sudah berhenti belajar, sesungguhnya profesi guru itu sudah mati. "Guru harus dipacu untuk memiliki semangat yang tinggi. Kalau guru sudah berhenti belajar, sesungguhnya profesi guru itu sudah mati," katanya.
Baginya, guru sesunggunya adalah yang terus belajar dan mencari hal baru untuk diberikan kepada murid-muridnya. Walaupun, kualitas guru tersebut juga bergantung pada kondisi wilayahnya, seperti infrastruktur, transportasi, dan termasuk telekomunikasinya. "Jika listriknya jelek, ya mungkin susah mendapat guru-guru yang bagus, yang ter-update oleh informasi," tuturnya.
Kurikulum 2013 merupakan sebuah pembelajaran yang menekankan pada aspek afektif atau perubahan perilaku. Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, di samping cara pembelajarannya yang menyenangkan. Menanggapi hal itu, ikbal mengaku, sangat dibutuhkan perubahan metode pembelajaran demi dan untuk mengikuti perkembangan pendidikan yang sekarang.”Solusinya, pelatihan untuk guru harus ditingkatkan lagi," terangnya.
Ia merasa optimis guru bisa lebih baik lagi. Tapi, perhatian pemerintah dalam hal meningkat kualitas guru harus serius, jadi tidak sekedar pelatihan-pelatihan saja. Karena harus disadari, inti pelatihan tersebut kadang-kadang juga tidak sesuai dengan kebutuhan seorang guru. "Yang melatih kurang profesional sehingga penyampaiannya ke guru tidak efektif," pungkasnya. (KS-03)
COMMENTS