Kota Bima, KS.- Keseluruhan Desa yang ikut Pilkades di wilayah hukum Polres Bima Kota, rawan konflik. Hal itu berdasarkan deteksi awal pih...
Kota Bima, KS.- Keseluruhan Desa yang ikut Pilkades di wilayah hukum Polres Bima Kota, rawan konflik. Hal itu berdasarkan deteksi awal pihak aparat. Untuk pengamanan, Polres Bima Kota akan turunkan hampir seluruh personil dan tambahan dari personil Brimob di Kompi Bima.
Pernyataan itu disampaikan Kabag OPS Kompol H Nurdin SH di ruang kerjanya, selasa (12/7) pagi. Deteksi awal rawan konflik sebanyak 25 desa yang ikut Pilkades, berdasarkan kondisi lapangan dilapangan. Misalnya, jarak tempuh ke desa terbilang jauh, tidak ada akses signal dan kondisi mental warga yang gampang terprovokasi.
”Dari hasil pantauan personil kami, hampir seluruh desa rawan konflik,” ujar mantan Kapolsek Rasanae Barat ini.
Meski dari seluruh desa terdeteksi rawan, ada beberapa yang diberi pengamanan ketat. Hal ini, karena potensi konflik sangat kuat. Diantaranya, di Kecamatan Wera pengamanan di pusatkan di Desa Pai. Untuk Kecamatan Ambalawi, aparat ditempatkan di Desa Kole dan Desa Nipa. Di Kecamatan Sape, konsentrasi aparat di Desa Rasa Bou, Jia, Naru Barat Naru Timur dan Tanah Putih.
”Di Kecamatan Sape, seluruh desa berpotensi rawan konflik, termasuk di desa yang rawan konflik di Kecamatan Langgudu adalah Desa Wawo Rada, Wadu Ruka dan Dumu,” akunya.
Kata H Nurdin, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkandan menjamin keamanan saat proses Pilkades, aparat tetap siaga pada pos-pos yangt elah ditentukan. ”Kita akan terus memantau dan mengkawal proses pilkades serentar hingga hari H pencoblosan,” katanya.
Perwira asal Bima ini menghimbau kepada masyarakat agar tidak terprovokasi dengan isu-isu yang bisa memicu konflik antar warga. Jika ada potensi konflik, diharapkan masyarakat segera berkoordinasi langsung dengan pihak polsek terdekat.
”Keamanan adalah tanggung jawab aparat dan juga masyarakat.,” tandasnya. (KS-04)
COMMENTS