Kota Bima, KS.- Hampir di setiap bahu jalan yang ada di Kota Bima, terutama yang menjadi tempat paling sering dikunjungi warga, dijadikan la...
Kota Bima, KS.- Hampir di setiap bahu jalan yang ada di Kota Bima, terutama yang menjadi tempat paling sering dikunjungi warga, dijadikan lahan untuk parkiran. Banyaknya jumlah kendaraan di Kota Bima, memicu tumbuhnya parkir liar. Sehingga tempat parkir yang menjamur di Kota Bima ini, hanya sebagiannya saja yang masuk menjadi pendapatan atau retribusi daerah.
Motode parkiran pun masih tradisional dan bergaya ‘preman’. Sebagian besar parkir liar tidak memberikan karcis dan menentukan harga parkiran sepihak saja sesuai selera juru parkir. Aktifitas ini sering kita saksikan di halaman parkir Convention Hall Paruga Nae.
Selama ini, banyak pengguna kendaraan yang mengeluhkan cara parkiran di areal itu. Terkadang, uang yang diberikan kepada penjaga kendaraan tidak dikembalikan. Dan jika pengguna kendaraan ‘ngeyel’ terhadap mereka, sering kali ban kendaraan baik motor dan mobil digembosin oleh preman penjaga parkiran di areal tersebut.
Menindaklanjuti keluhan tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Bima H. Syahrullah, SH mengatakan, dalam waktu akan mensosialisasikan tentang pengambilalihan pengelolaan parkiran di Convention Hall Paruga Nae. Ditambahkannya, bukan hanya di Paruga Nae, di tempat-tempat strategis pun akan dikelola oleh pemerintah, seperti di Lapangan Serasuba dan di Amahami.
“Kami sudah menerima banyak keluhan tersebut. Makanya, parkiran di Paruga Nae akan diambil alih Dishubkominfo. Kami akan sosialisasi akhir Agustus ini ke seluruh pihak yang melaksanakan, baik Juru Parkir (Jukir) resmi maupun Jukir liar,” ujarnya, Jumat (12/8) lalu.
Diakuinya, setelah pihaknya mengambil alih Parkiran di Convention Hall Paruga Nae, bagi warga sekitar yang mau bekerjasama dengan Pemerintah Kota, nanti akan diatur dan dijadikan Jukir.
“Selama warga sekitar Convention Hall Paruga Nae bisa diatur dan taat pada aturan, akan kita pakai untuk Jukir. Jika tidak taat, kita pakai Jukir yang lain,” tegasnya. (KS-02)
COMMENTS