Kota Bima, KS.- Aksi adu jotos (perkelahian) terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima antar pegawai keamanan (security) dan seorang k...
Kota Bima, KS.- Aksi adu jotos (perkelahian) terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima antar pegawai keamanan (security) dan seorang keluarga pasien. Kronologis kejadian yang dihimpun Wartawan Koran Stabilitas di lokasi kejadian.
Rabu, 3 Agustus 2016 sekitar pukul 12.50 Wita di ruang tunggu kamar perawatan penyakit dalam. Seorang keluarga pasien, Mas’ud (36) sembari menunggu istrinya untuk diajak pulang, Mas’ud memanggil seorang pedagang dan memesan rujak pada pedagang keliling itu.
Lantaran suara Mas’ud dinilai terlalu lantang dan keras. Salahudin, seorang security RSUD menegur Mas’ud. Percekcokan pun terjadi diantara keduanya, hingga berakhir aksi saling baku hantam.
Mas’ud kepada Koran Stabilitas di depan ruang Direktur RSUD Bima menjelaskan, kedatangannya ke RSUD Bima untuk menjemput istrinya yang sudah enam hari menjaga Ibunya dirawat. Sambil menunggu Istrinya siap-siap untuk pulang, dirinya memesan rujak pada pedagang keliling.
Diakuinya, karena suaranya yang mungkin terlalu besar, dia pun di tegur oleh salah seorang security, Salahudin. Mas’ud pun mengakui suaranya mungkin terlalu keras, namun karena komentar Salahudin terlalu panjang. Ia pun menyangkal teguran Salahudin. Sambung Mas’ud, merasa dirinya ditantang dan karena di dorong lebih awal oleh Salahudin. Mas’ud mengaku langsung memukul Salahudin.
Ia pun mengaku dirinya dikeroyok oleh Salahudin dan sekitar lima orang anggota cleaning service di RSUD Bima.
“Saya di dorong lebih awal. Dan setelah dikeroyok, saya pun tak sadarkan diri,” ujar pria asal Desa Ngali, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Rabu (3/8).
Menanggapi perkelahian yang terjadi di RSUD Bima, Kepala Seksi (Kasi) Etika dan Mutu Keperawatan, Amir, S.Km memberikan klarifikasinya kepada KS. Kata Amir, peristiwa yang terjadi sebenarnya bahwa yang dilakukan anggota keamanan (Salahudin, red) hanya menegur keluarga pasien (Mas’ud) yang dinilai suaranya mengganggu kenyaman pasien yang lainnya.
Amir mengaku, saat kejadian, pihaknya memang tak berada di RSUD Bima karena ada undangan di kantor Bupati Bima. Dan setelah diinformasikan oleh rekannya di RSUD telah terjadi perkelahian, Amir pun mengaku langsung pulang ke RSUD. Setelah melakukan klarifikasi dengan staf dan rekan-rekan pegawai di RSUD.
Dijelaskannya, apa yang dilakukan oleh Salahudin hanya menjalankan tugas dan fungsinya sebagai keamanan di RSUD.
“Memang tugas security harus menegus ketika ada suara, tindakan atau perbuatan keluarga pasien yang mengganggu kenyamanan di RSUD. Teguran Salahudin itu terlalu berlebihan di tanggapi oleh keluarga pasien (Mas’ud),” kata Amir.
Cerita Amir, usai di tegur oleh Salahudin. Mas’ud bukannya sadar akan kesalahannya namun mempertanyakan kapasitas, tugas dan menantang Salahudin. Awalnya tantangan Mas’ud ditanggapi dingin oleh Salahudin.
“Soalnya ini Rumah Sakit, tolong suaranya diperkecil,” ucap Amir yang mengutip pernyataan Salahudin usai di klarifikasi, di ruangannya, Rabu (3/8).
Senada dengan Amir, salah seorang security Ruslin membantah jika Salahudin lebih awal mendorong Mas’ud dan terjadi pengeroyokan terhadap Mas’ud yang dilakukan oleh Salahudin dan anggota Cleaning Service.
“Yang benar itu Salahudin tidak mendorong, tapi langsung di pukul oleh Mas’ud. Akibat perkelahian itu, Salahudin mengalami luka lebam dan ada bekas cakaran di wajahnya,” pungkas Ruslin pada KS, Rabu (3/8).
Ruslin menambahkan, perkelahian tersebut tidak berlangsung lama.
“Keluarga pasien lainnya yang melihat perkelahian itu langsung melerai kedua orang tersebut,” ucap Ruslin.
Sementara itu, Direktur RSUD Bima, drg. Ikhsan yang dikonfirmasi mengarahkan Wartawan KS untuk mewawancara Kasi Etika dan Mutu Keperawatan, Amir, S.Km. Ditanya soal adanya pedagang keliling yang berkeliaran di dalam RSUD Bima, Ikhsan tidak ingin menanggapi persoalan itu. “Ke Pak Amir Saja,” ucap Ikhsan dan langsung berlalu. (KS-08)
COMMENTS