Bima, KS.- Sejumlah kejanggalan penerapan management di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bima, nyaris tak pernah berhenti. Belum se...
Bima, KS.- Sejumlah kejanggalan penerapan management di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bima, nyaris tak pernah berhenti. Belum selesai kasus yang satu, muncul lagi kasus yang lain. Sederet kasus dan masalah terus mewarnai rumah sakit yang sudah naik status menjadi BLUD tersebut. Sebelumnya, kasus dugaan pungli terjadi di bagian kepegawaian RSUD yang mengumpulkan uang Rp.250 per pegawai RSUD yang mengurus berkala, golongan dan fungsional.
Kali ini, dugaan terjadinya praktek jual beli kamar (mafia kamar) pun terungkap. Salah seorang pasien membeberkan dugaan terjadinya tindakan tersebut, karena kecewa dengan pelayanan RSUD. Pasien yang menggunakan ASKES ini tidak mendapatkan kamar sesuai klas dalam ASKES tersebut, bahkan pasien yang ingin mendapatkan kamar kelas VIP pun tidak didapat.
“Saya sudah pesan kamar sehari sebelum operasi anak saya berlangsung. Namun sampai operasi selesai saya tidak mendapatkan kamar karena alasan pegawai RSUD tidak ada kamar yang kosong. Dan terpaksa anak saya harus berada di kamar kelas III bersama pasien lainya. Setelah saya cari tahu ternyata kamar masih ada yang kosong, dan dimasuki oleh orang yang baru masuk di RSUD, padahal saya masuknya sehari sebelum pasien baru itu masuk,” ujar Jufrin kepada Koran ini Jumat kemarin.
Dirinya keberatan, karena pasien yang baru masuk bisa langsung dapat kamar, sementara dirinya yang duluan tidak dikasih kamar. Dirinya menduga ada uang pelican yang diterima oknum pegawai sehingga pasien baru itu bisa mendapatkan kamar. “Kalau mau minta uang, saya kasih, asalkan saya dapat kamar. Sebab masih ada kamar kosong yang saya lihat tapi tidak ditempati. Mau kelas berapapun saya sanggup membayarnya,” tuturnya kesal.
Setelah dirinya protes ke bagian informasi, dirinya pun di pimpong oleh pegawai RSUD. Katanya ada kamar, tapi pasien sendiri disuruh cari dan tanya-tanya kamar yang kosong. Permintaan itupun dilakukan Jurfin demi mendapatkan kamar untuk anaknya, namun tidak mendapatkan hasil yang diharapkan, dirinya malah mondar mandir kamar dan bagian informasi. “Masa kita pasien disuruh cari kamar, tanya kesini Tanya kesitu, tugas mereka apa?. Saya juga melihat masih ada kamar kosong waktu itu, tetapi bagian informasi bilang sore baru bisa ditempati,” tuturnya.
Merasa dipimpong, Jufrin pun kesal dan memukul meja saat cekcok dengan pegawai. Jufrin memanggil sejumlah wartawan untuk memberitakan masalah tersebut. Alhasil, setelah wartawan datang, Jufrin pun langsung mendapatkan dan menempati kamar, meskipun sebelumnya pegawai bilang belum ada kamar, dan sore baru ada kamar kosong.
Saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, pegawai bagian informasi, M.Yamin mengaku belum ada kamar yang kosong sehingga tidak memberikan kamar kepada Jufrin. “ Kamar baru ada yang kosong nanti sore dan sejak kemarin belum ada yang kosong. Dan tidak ada pasien baru yang dapat kamar,” elaknya meskipun setelah itu Jufrin langsung diberi kamar. (KS-02)
COMMENTS