Kota Bima, KS. - Dugaan Tindak Pidana Korupsi di PT.Pelni Bima, perlahan-lahan mulai terungkap. Praktek memperkaya diri dan atau kelompok t...
Kota Bima, KS. - Dugaan Tindak Pidana Korupsi di PT.Pelni Bima, perlahan-lahan mulai terungkap. Praktek memperkaya diri dan atau kelompok tertentu itu tercium lewat jumlah Penumpang naik pada Lima Kapal yang beroperasi di Pelabuhan Bima. Modusnya, perusahaan Jasa Angkutan Laut itu diduga memanipulasi jumlah penumpang berikut jumlah setoran dana. Artinya, jumlah penumpang dan dana yang dilaporkan ke Kas Negara disinyalir tidak sesuai dengan jumlah sesungguhnya.
Dugaan itu terungkap ketika total berikut besarnya dana yang disetor ke kas negara di Bulan Juli dan bulan Agustus 2016 tak sesuai dengan kondisi rill di lapangan saat lima kapal bersandar di pelabuhan bima. Dari jumlah penumpang untuk lima kapal di Bulan Juli yakni sebanyak 7.354 orang dengan rincian penumpang dewasa 6.478 orang, Anak- anak 876 orang, perusahaan itu diduga hanya melaporkan ke Negara setengah dari jumlah sebenarnya.”Saya menduga, angka sebesar Rp. 61,7 Juta Rupiah yang tercantum dalam laporan bulanan itu bukan hasil sebenarnya. Karena sesuai data yang saya peroleh, total dana yang diperoleh setiap bulan melebihi dari yang dilaporkan.” ungkap sumber Koran Stabilitas inisial E.
Praktek serupa pun terjadi di bulan berikutnya, yakni bulan Agustus. Hanya saja, tidak sebesar di bulan sebelumnya. Pasalnya, jumlah penumpang di bulan Agustus mengalami penurunan, yakni hanya 4.869 orang. Rincianya, penumpang dewasa sebanyak 4.598 orang,anak-anak 271 orang. Sedangkan, dana yang disetor ke kasa negara Rp.40,8 juta, setelah potongan PPN dan potongan Komisi cabang Rp.2,9 juta.”Dugaan memperkaya diri dengan cara memanipulasi jumlah penumpang berikut total dana yang disetor diduga kuat terjadi setiap bulan. Bayangkan saja, berapa keuntungan oknum di perusahaan itu dalam setiap bulan,” duganya.
Pada kesempatan itu sumber juga membeberkan modus juga cara demi memuluskan praktek tersebut. Salah satunya, menambah jumlah penumpang kategori anak-anak dan mengurangi jumlah penumpang dewasa. Pola itu dilakukan, karena harga tiket dewasa lebih besar daripada harga tiket kelas anak-anak.”Praktek ini dilakukan lewat manipulasi data dan kelas penumpang, jumlah penumpang kelas dewasa dikurangi, penumpang kelas anak-anak didongkrak,” duganya.
Sementara Kepala Pelni Cabang Bima, Adluwiyanto yang dimintai tanggapannya dengan tegas membantah dugaan miring tersebut. Dalihnya, jumlah penumpang termasuk dana yang disetor sesuai laporan bulanan sudah sesuai dengan kondisi rill yang ada.”Yang kami laporkan sesuai dengan yang ada, tidak mungkin kami memanipulasi jumlah penumpang,” elaknya.
Disinggung soal berapa komisi cabang dari total dana yang diperoleh setiap bulan, Putra Asal Pulau Jawa itu terkesan menyembunyikan soal komisi dimaksud. Namun setelah wartawan memperlihatkan data, dirinya pun mengaku mendapat 4 persen dari total dana yang diperoleh setiap bulan.”Komisi cabang hanya 4 persen,” kilahnya. (Ar-02)
Dugaan itu terungkap ketika total berikut besarnya dana yang disetor ke kas negara di Bulan Juli dan bulan Agustus 2016 tak sesuai dengan kondisi rill di lapangan saat lima kapal bersandar di pelabuhan bima. Dari jumlah penumpang untuk lima kapal di Bulan Juli yakni sebanyak 7.354 orang dengan rincian penumpang dewasa 6.478 orang, Anak- anak 876 orang, perusahaan itu diduga hanya melaporkan ke Negara setengah dari jumlah sebenarnya.”Saya menduga, angka sebesar Rp. 61,7 Juta Rupiah yang tercantum dalam laporan bulanan itu bukan hasil sebenarnya. Karena sesuai data yang saya peroleh, total dana yang diperoleh setiap bulan melebihi dari yang dilaporkan.” ungkap sumber Koran Stabilitas inisial E.
Praktek serupa pun terjadi di bulan berikutnya, yakni bulan Agustus. Hanya saja, tidak sebesar di bulan sebelumnya. Pasalnya, jumlah penumpang di bulan Agustus mengalami penurunan, yakni hanya 4.869 orang. Rincianya, penumpang dewasa sebanyak 4.598 orang,anak-anak 271 orang. Sedangkan, dana yang disetor ke kasa negara Rp.40,8 juta, setelah potongan PPN dan potongan Komisi cabang Rp.2,9 juta.”Dugaan memperkaya diri dengan cara memanipulasi jumlah penumpang berikut total dana yang disetor diduga kuat terjadi setiap bulan. Bayangkan saja, berapa keuntungan oknum di perusahaan itu dalam setiap bulan,” duganya.
Pada kesempatan itu sumber juga membeberkan modus juga cara demi memuluskan praktek tersebut. Salah satunya, menambah jumlah penumpang kategori anak-anak dan mengurangi jumlah penumpang dewasa. Pola itu dilakukan, karena harga tiket dewasa lebih besar daripada harga tiket kelas anak-anak.”Praktek ini dilakukan lewat manipulasi data dan kelas penumpang, jumlah penumpang kelas dewasa dikurangi, penumpang kelas anak-anak didongkrak,” duganya.
Sementara Kepala Pelni Cabang Bima, Adluwiyanto yang dimintai tanggapannya dengan tegas membantah dugaan miring tersebut. Dalihnya, jumlah penumpang termasuk dana yang disetor sesuai laporan bulanan sudah sesuai dengan kondisi rill yang ada.”Yang kami laporkan sesuai dengan yang ada, tidak mungkin kami memanipulasi jumlah penumpang,” elaknya.
Disinggung soal berapa komisi cabang dari total dana yang diperoleh setiap bulan, Putra Asal Pulau Jawa itu terkesan menyembunyikan soal komisi dimaksud. Namun setelah wartawan memperlihatkan data, dirinya pun mengaku mendapat 4 persen dari total dana yang diperoleh setiap bulan.”Komisi cabang hanya 4 persen,” kilahnya. (Ar-02)
COMMENTS