Kepala Seksi Kurikulum Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Dikpora Kabupaten Bima, Fatahutrrahman mengaku hanya 56 dari 200 sekolah tingkat menengah di wilayahKabupaten Bima yang menerapkan kurikulum 2013
Bima, KS.- Kepala Seksi Kurikulum Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Dikpora Kabupaten Bima, Fatahutrrahman mengaku hanya 56 dari 200 sekolah tingkat menengah di wilayahKabupaten Bima yang menerapkan kurikulum 2013. Sisanya masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Ia menjelaskan jumlah tersebut merupakan perpaduan dari tingkat SMP, SMA dan SMK. “Baru 56 sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 atau K13. Yang lainnya masih KTSP,” kata dia, Jum’at (9/9) kepada beberapa awak media.
Ia merinci untuk tingkat SMP atau sederajat yang telah mengadopsi kurikulum 2013 sebanyak 32 sekolah dengan jumlah keseluruhan SMP yang ada adalah 125 sekolah. SMK atau sederajat hanya 1 sekolah dari 23 sekolah. Sementara pada tingkat SMA atau sederajat dibagi 2, yakni 13 untuk SMA reguler dan 10 untuk SMA mandiri dari 52 sekolah yang ada.
“Yang mandiri tetap SK dari pusat. Cuma karena di sana keterbatasan dana dimohon partisipasi pemerintah daerah dan pihak sekolah sendiri secara swadaya menyelenggarakan kurikulum 2013,” jelasnya.
Dia menuturkan, saat ini pihaknya sedang melakukan pengontrolan dan evaluasi melalui pengawas mengenai kesiapan sekolah-sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Evaluasi itu meliputi tenaga pendidik, perangkat pembelajaran hingga administrasi yang menunjang prosesnya.
“Setelah menerima surat keputusan, kita sampaikan informasi ke pihak sekolah. Sekolah mempersiapkan diri. Tinggal sekarang ini kita tugaskan pengawas mengontrol dan mengevaluasi sejauh mana kesiapan sekolah. Apabila kurang mari kita benahi bersama dan proaktif mengsukseskan kurikulum 2013,” katanya.
Terkait kompetensi guru, Fatahurrahman mengatakan dari sejumlah sekolah yang telah dikunjungi tidak ditemukan kendala. Kendati demikian, ia tak menampik jika ada beberapa sekolah yang masih perlu dibenahi. Selain itu, untuk persentase buku panduan belajar telah mencapai kesiapan 75 persen dan dalam kurikulum 2013 memiliki keunggulan dibanding KTSP.
“Strategi pembelajarannya dapat meningkatkan kreatifitas, inovasi dan yang paling utama adalah mengembangkan karakter siswa,” akunya.
Tak hanya itu, sistem penilaian yang dideskripsikan bisa menjadi parameter bagi orang tua. Sehingga wali murid bisa lebih mengenal dan menilai hasil belajar anak di sekolah.
“Sistem penilaiannya kan deskripsi, jadi akan lebih mudah wali murid mengenal anaknya,” katanya. (AG-02)
Ia menjelaskan jumlah tersebut merupakan perpaduan dari tingkat SMP, SMA dan SMK. “Baru 56 sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 atau K13. Yang lainnya masih KTSP,” kata dia, Jum’at (9/9) kepada beberapa awak media.
Ia merinci untuk tingkat SMP atau sederajat yang telah mengadopsi kurikulum 2013 sebanyak 32 sekolah dengan jumlah keseluruhan SMP yang ada adalah 125 sekolah. SMK atau sederajat hanya 1 sekolah dari 23 sekolah. Sementara pada tingkat SMA atau sederajat dibagi 2, yakni 13 untuk SMA reguler dan 10 untuk SMA mandiri dari 52 sekolah yang ada.
“Yang mandiri tetap SK dari pusat. Cuma karena di sana keterbatasan dana dimohon partisipasi pemerintah daerah dan pihak sekolah sendiri secara swadaya menyelenggarakan kurikulum 2013,” jelasnya.
Dia menuturkan, saat ini pihaknya sedang melakukan pengontrolan dan evaluasi melalui pengawas mengenai kesiapan sekolah-sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Evaluasi itu meliputi tenaga pendidik, perangkat pembelajaran hingga administrasi yang menunjang prosesnya.
“Setelah menerima surat keputusan, kita sampaikan informasi ke pihak sekolah. Sekolah mempersiapkan diri. Tinggal sekarang ini kita tugaskan pengawas mengontrol dan mengevaluasi sejauh mana kesiapan sekolah. Apabila kurang mari kita benahi bersama dan proaktif mengsukseskan kurikulum 2013,” katanya.
Terkait kompetensi guru, Fatahurrahman mengatakan dari sejumlah sekolah yang telah dikunjungi tidak ditemukan kendala. Kendati demikian, ia tak menampik jika ada beberapa sekolah yang masih perlu dibenahi. Selain itu, untuk persentase buku panduan belajar telah mencapai kesiapan 75 persen dan dalam kurikulum 2013 memiliki keunggulan dibanding KTSP.
“Strategi pembelajarannya dapat meningkatkan kreatifitas, inovasi dan yang paling utama adalah mengembangkan karakter siswa,” akunya.
Tak hanya itu, sistem penilaian yang dideskripsikan bisa menjadi parameter bagi orang tua. Sehingga wali murid bisa lebih mengenal dan menilai hasil belajar anak di sekolah.
“Sistem penilaiannya kan deskripsi, jadi akan lebih mudah wali murid mengenal anaknya,” katanya. (AG-02)
COMMENTS