Dugaan penipuan yang berawal dari kisah asmara antara, VV janda asal Benten Kelurahan Melayu dengan Umr, duda empat anak tersebut, memperole...
Dugaan penipuan yang berawal dari kisah asmara antara, VV janda asal Benten Kelurahan Melayu dengan Umr, duda empat anak tersebut, memperoleh reaksi keras dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Bima. Masalahnya, bukan menyangkut persoalan asmara, atau dugaan penipuan. Tetapi, soal pengakuan, VV atas Praktek Kejahatan Aborsi yang diduga dilakukan oknum Bidan di Penanae. Tak terima pengakuan yang seolah-olah menciderai citra organisasi, IBI mencari tahu kebenaran atas pengakuan janda yang tinggal depan Toko Perdata tersebut. Rupanya, dugaan aborsi itu sesungguhnya bukan dilakukan oknum bidan, melainkan oknum Perawat asal Penana,e.
Kota Bima, KS.- Pengungkapan soal siapa sebenarnya terduga tenaga medis yang melakukan aborsi terhadap VV diperoleh, ketika salah seorang Bidan mendatangi kediaman VV Senin (26/09) kemarin. Hasilnya, janda itu mengaku aborsi terhadap dirinya bukan oleh oknum bidan. Melainkan, oknum perawat, hanya saja nama oknum tenaga medis terduga pelaku kejahatan tersebut belum bisa diungkapkan ke permukaan."Intinya, dugaan aborsi bukan oleh bidan. Melainkan, oknum perawat. Itu, sesuai pengakuan VV saat klarifikasi berlangsung di rumahnya beberapa hari kemarin," ujar Ketua IBI, Nurfauziyati, A.Md, Keb.SKM.
Mencari tahu kebenaran tentang siapa pelaku dugaan itu lanjutnya, sesungguhnya bukan bertujuan merusak apalagi berniat jahat terhadap pihak lain. Tapi, semata-mata demi dan untuk memulihkan nama baik dan citra IBI yang sempat tercemar atas pengakuan yang bersangkutan (VV). Jadi tegasnya, hal itu dilakukan demi pemulihan nama baik organnisasi bidan."Terus terang saja, nama kami yang berprofesi sebagai bidan dianggap buruk akibat pemberitaan itu. Sehingga, kami sepakat mencari tahu kebenaranya dengan segala macam bentuk pendekatan, termasuk secara kekeluargaan, hati ke hati antar sesama perempuan," katanya.
Namun, sebelum masalah ini mencuat ke permukaan, pihaknya rutin melakukan pembinaan terhadap seluruh bidan yang terakomodir dalam IBI. Selain itu, juga menghimbau, mengingatkan kepada elemen masyarakat agar dapat membedakan antara profesi Bidan dan Perawat atau tenaga kesehatan lainya."Kami lakukan itu agar profesi bidan tidak mendapat asumsi miring masyarakat, jangan sampai oknum profesi lain yang berbuat, yang disebut adalah bidan," tandasnya.
Pada kesempatan saat bertandang ke Redaksi Koran Stabilitas, pihaknya menyampaikan kejadian itu merupakan pelajaran berharga bagi semua yang menekuni profesi bidan. Singkatnya, diharapkan kepada bidan untuk lebih berhati-hati dan selalu menjalankan tugas melayani masyarakat sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)."Pesan saya, jalankan tugas sesuai kewenangan dengan memperhatikan SOP. Yang paling penting yakni, hargai dan jaga citra profesi dan organisasi ini," harapnya. (AR-02)
COMMENTS