Kota Bima, KS.- Muhammad Putera Ferryandi secara resmi dinobatkan menjadi Jena Teke Kesultanan Bima ke -17 di Museum ASI Bima, Minggu (18/9)...
Kota Bima, KS.- Muhammad Putera Ferryandi secara resmi dinobatkan menjadi Jena Teke Kesultanan Bima ke -17 di Museum ASI Bima, Minggu (18/9) kemarin. Proses sakral tersebut disaksikan ribuan pasang mata, para pejabat daerah baik di level daerah dan propinsi serta dihadiri pula oleh beberapa Sultan dan Raja di Nusantara.
Prosesi pelantikan dimulai dari perjalanan Muhammad Putera Ferryandi yang aktab dipanggil Yandi di sekitar Pasar Sarata yang diiringi para penungang Kuda Sara’u. perjalanan itu di dampingi juga oleh Pasukan Suba, kemudian diikuti oleh keturunan melayu dan masyarakat pada umumnya.
Tiba di gerbang ASI Mbojo, Jena Teke berjalan diiringi sejumlah tarian dan diantar menuju tempat duduk bersilah di atas tikar. Dibelakangnya, berdiri 5 orang para keturunan Ncuhi.
Prosesi selanjutnya, Ruma Bumi Partiga yang juga selaku Ketua Majelis Adat Sara Dana Mbojo, Hj. Siti Maryam menuju tempat duduk Jena Teka dan berhadapan. Menyampaikan kata-kata pelantikan kemudian mengluarkan Mahkota kemudian memasang di atas kepala Sultan.
Setelah itu, Jena Teke diminta berdiri untuk proses selanjutnya yakni pemasangan ‘sampari’. Usai proses sakral tersebut, Jena Teke kemudian berdiri dihadapan rakyat dan undangan dan melambaikan tangan.
Proses kemudian dilanjutkan dengan Kande Gelarang Na'e atau persembahan dan penyampaian harapan rakyat kepada Jena Teke. Acara pengangkatan Jena Teke Bima diakhiri acara penguatan oleh Bumi Renda yang menggambarkan sifat Heroik. Bumi Renda melakukan ritual untuk memberi semangat kepada Jenat Teke yang baru dilantik.
Ketua Majelis Adat Sara Dana Mbojo Hj. Siti Maryam dalam pidatonya mengatakan, proses penobatan Jena Teke Bima merupakan prosesi adat yang telah turun temurun diselenggarakan sejak abad ke 15 silam. Momen tersebut merupakan momen sejarah yang sangat berharga bagi perjalanan Dana Mbojo dan Kesultanan Bima. (Ag-04)
Prosesi pelantikan dimulai dari perjalanan Muhammad Putera Ferryandi yang aktab dipanggil Yandi di sekitar Pasar Sarata yang diiringi para penungang Kuda Sara’u. perjalanan itu di dampingi juga oleh Pasukan Suba, kemudian diikuti oleh keturunan melayu dan masyarakat pada umumnya.
Tiba di gerbang ASI Mbojo, Jena Teke berjalan diiringi sejumlah tarian dan diantar menuju tempat duduk bersilah di atas tikar. Dibelakangnya, berdiri 5 orang para keturunan Ncuhi.
Prosesi selanjutnya, Ruma Bumi Partiga yang juga selaku Ketua Majelis Adat Sara Dana Mbojo, Hj. Siti Maryam menuju tempat duduk Jena Teka dan berhadapan. Menyampaikan kata-kata pelantikan kemudian mengluarkan Mahkota kemudian memasang di atas kepala Sultan.
Setelah itu, Jena Teke diminta berdiri untuk proses selanjutnya yakni pemasangan ‘sampari’. Usai proses sakral tersebut, Jena Teke kemudian berdiri dihadapan rakyat dan undangan dan melambaikan tangan.
Proses kemudian dilanjutkan dengan Kande Gelarang Na'e atau persembahan dan penyampaian harapan rakyat kepada Jena Teke. Acara pengangkatan Jena Teke Bima diakhiri acara penguatan oleh Bumi Renda yang menggambarkan sifat Heroik. Bumi Renda melakukan ritual untuk memberi semangat kepada Jenat Teke yang baru dilantik.
Ketua Majelis Adat Sara Dana Mbojo Hj. Siti Maryam dalam pidatonya mengatakan, proses penobatan Jena Teke Bima merupakan prosesi adat yang telah turun temurun diselenggarakan sejak abad ke 15 silam. Momen tersebut merupakan momen sejarah yang sangat berharga bagi perjalanan Dana Mbojo dan Kesultanan Bima. (Ag-04)
COMMENTS