Seusai pertemuan yang berlangsung kutang lebih dua jam lamanya itu, lewat akun Facebooknya, Syahrial Nuryadin alias Ryan memposting dua foto hasil pertemuan bersama belasan orang kuli tinta di kantin itu dan menandai Ady Supriadin dan Fagarudin Bin Kalman.
Kota Bima, KS.- Pasca diterbitkannya pemberitaan adanya sorotan dari Ketua Aliansi edngan judul “Ryan Belum Layak Jadi Plt. Kabag Humas”, pria kelahiran tahun 1987 ini hadir dan menemui kawanan awak media di kantin samping timur kantor Pemkot Bima, tempat di mana para awak media berkumpul sehari-harinya. Tampak suasana keakraban yang harmonis layaknya coffee morning, Rabu (7/9) pagi lalu.
Seusai pertemuan yang berlangsung kutang lebih dua jam lamanya itu, lewat akun Facebooknya, Syahrial Nuryadin alias Ryan memposting dua foto hasil pertemuan bersama belasan orang kuli tinta di kantin itu dan menandai Ady Supriadin dan Fagarudin Bin Kalman.
“Alhamdulillah siang ini bisa berdiskusi dgn teman2 media. Semoga kedepan kita bisa bersinergi dgn baik untuk membangun Daerah... Terima kasih masukan dari tmn2 media,” ujar Ryan dalam keterangan dua foto yang diuploadnya tersebut.
Di tengah komentar para netizen, wartawan Koran Stabilitas masuk dan meminta tanggapan Kabag muda itu terkait pemberitaan dengan judul “Ryan Belum Layak Jadi Pt. Kabag Humas”.
Kedewasaan Ryan pun terlihat dan memberikan tanggapannya. “Tdk bisa di pungkiri, pasti ada Tugas mada menerima dan menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya mas agus... Pro dan kontra it sya kira wajar. Insha Allah mada akan bekerja maximal semampu mada. Trimakasih atensinya mas agus,” ujar Ryan.
Ada tiga like di komentar Ryan tersebut. Oleh Wartawan Koran Stabilitas, disudurkan lagi pemberitaan dengan judul “Demi Memuluskan Klinis APBD-P Tingkat Komisi, Eksekutif Diduga Berikan Uang Ratusan Juta ke Anggota Dewan”. Alumni STPDN angkatan ke 18 itu, malah mendelete postingan berita tersebut.
“Dia tak menanggapi, Saya pikir jawabannya akan mengkonfirmasi ke pejabat terkait, baru memberikan keterangan persnya. Parahnya, postingan berita tersebut di delete dan pertemanan dalam facebook dihapusnya. Anehnya lagi, dalam akun Facebook saya, sudah tidak bisa melihat komentar status Ryan yang dilike 212 netizen, karena diblokir oleh Ryan,” ungkap Agus Mawardy, Wartawan sekaligus Redaktur Pelaksana di Koran Stabilitas.
Menanggapi keadaan ini, Agus lewat akun Facebooknya mengupload status.
“Ede... ampo akan serai komen dan minta tanggapan soal beritanya terkait kapasitas dan jabatan barunya.. Senang saat ada tanggapan dan keterangan jelas soal berita tersebut. Dan saat dikonfirmasi lanjut untuk minta tanggapan berita soal suap pemerintah, selaku corong pemerintah mungkin pejabat muda itu akan mengkonfirmasi ke pimpinan, baru memberikan tanggapannya. Tapi yang sungguh mengecewakan, baru saja diapresiasi dan dibanggakan, ti bade ku kontak pertemanan waura hapus na alias DELCON. Nggara ndake se keadaan na, ncihi mpa ncao na lao berita ra ndawi ede neh. #Aina nee mpana teka ese, ti se wau hadapi terpaan fode....,” tulis Agus dalam akun Facebooknya, Rabu (7/9).
Status Agus tersebut pun ditanggapi oleh awak jurnalis lainnya. Jalil, Wartawan Lombok Post dengan nama Facebooknya Jali Sangazhee mengomentari dan menyindir obyek yang ada dalam status Agus tersebut.
“Gayanya selangit ya....katanya bisa bermitra dgn media. aneh aneh........ ,” ujar Jalil.
Agus pun mengomentari lanjut. “e iyo berita kedua yg diminta tanggapannya, waura delete na berita ede dei komen status.. au wali nee ditanggapi ba sia. Ti pu loa ka ao poda na, sebagai corong dan jembatan keterbukaan informasi publik,” imbuh Agus membalas komentarnya dalam Facebooknya.
Membalas komentar Agus, Jalil pun menanggapi dengan memberi komentarnya. “susah,,,,modal senyum doang ndak cukup. perlu dia belajar bxk. belajar jdi jubir di Johan Budi haha,” kata Jalil.
Agus menanggapi lagi. “de iyo.. dilema bagi wartawan, di tengah tuntutan keberimbangan pemberitaan harus berhadapan dengan pejabat uji coba...,” sentil Agus
Ditutup komentar oleh Jalil mengatakan, “itu lah resiko jika jabatan diduduki org2 amatir,” tutup Jalil meakhiri komentar antara mereka. (KS-08)
Seusai pertemuan yang berlangsung kutang lebih dua jam lamanya itu, lewat akun Facebooknya, Syahrial Nuryadin alias Ryan memposting dua foto hasil pertemuan bersama belasan orang kuli tinta di kantin itu dan menandai Ady Supriadin dan Fagarudin Bin Kalman.
“Alhamdulillah siang ini bisa berdiskusi dgn teman2 media. Semoga kedepan kita bisa bersinergi dgn baik untuk membangun Daerah... Terima kasih masukan dari tmn2 media,” ujar Ryan dalam keterangan dua foto yang diuploadnya tersebut.
Di tengah komentar para netizen, wartawan Koran Stabilitas masuk dan meminta tanggapan Kabag muda itu terkait pemberitaan dengan judul “Ryan Belum Layak Jadi Pt. Kabag Humas”.
Kedewasaan Ryan pun terlihat dan memberikan tanggapannya. “Tdk bisa di pungkiri, pasti ada Tugas mada menerima dan menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya mas agus... Pro dan kontra it sya kira wajar. Insha Allah mada akan bekerja maximal semampu mada. Trimakasih atensinya mas agus,” ujar Ryan.
Ada tiga like di komentar Ryan tersebut. Oleh Wartawan Koran Stabilitas, disudurkan lagi pemberitaan dengan judul “Demi Memuluskan Klinis APBD-P Tingkat Komisi, Eksekutif Diduga Berikan Uang Ratusan Juta ke Anggota Dewan”. Alumni STPDN angkatan ke 18 itu, malah mendelete postingan berita tersebut.
“Dia tak menanggapi, Saya pikir jawabannya akan mengkonfirmasi ke pejabat terkait, baru memberikan keterangan persnya. Parahnya, postingan berita tersebut di delete dan pertemanan dalam facebook dihapusnya. Anehnya lagi, dalam akun Facebook saya, sudah tidak bisa melihat komentar status Ryan yang dilike 212 netizen, karena diblokir oleh Ryan,” ungkap Agus Mawardy, Wartawan sekaligus Redaktur Pelaksana di Koran Stabilitas.
Menanggapi keadaan ini, Agus lewat akun Facebooknya mengupload status.
“Ede... ampo akan serai komen dan minta tanggapan soal beritanya terkait kapasitas dan jabatan barunya.. Senang saat ada tanggapan dan keterangan jelas soal berita tersebut. Dan saat dikonfirmasi lanjut untuk minta tanggapan berita soal suap pemerintah, selaku corong pemerintah mungkin pejabat muda itu akan mengkonfirmasi ke pimpinan, baru memberikan tanggapannya. Tapi yang sungguh mengecewakan, baru saja diapresiasi dan dibanggakan, ti bade ku kontak pertemanan waura hapus na alias DELCON. Nggara ndake se keadaan na, ncihi mpa ncao na lao berita ra ndawi ede neh. #Aina nee mpana teka ese, ti se wau hadapi terpaan fode....,” tulis Agus dalam akun Facebooknya, Rabu (7/9).
Status Agus tersebut pun ditanggapi oleh awak jurnalis lainnya. Jalil, Wartawan Lombok Post dengan nama Facebooknya Jali Sangazhee mengomentari dan menyindir obyek yang ada dalam status Agus tersebut.
“Gayanya selangit ya....katanya bisa bermitra dgn media. aneh aneh........ ,” ujar Jalil.
Agus pun mengomentari lanjut. “e iyo berita kedua yg diminta tanggapannya, waura delete na berita ede dei komen status.. au wali nee ditanggapi ba sia. Ti pu loa ka ao poda na, sebagai corong dan jembatan keterbukaan informasi publik,” imbuh Agus membalas komentarnya dalam Facebooknya.
Membalas komentar Agus, Jalil pun menanggapi dengan memberi komentarnya. “susah,,,,modal senyum doang ndak cukup. perlu dia belajar bxk. belajar jdi jubir di Johan Budi haha,” kata Jalil.
Agus menanggapi lagi. “de iyo.. dilema bagi wartawan, di tengah tuntutan keberimbangan pemberitaan harus berhadapan dengan pejabat uji coba...,” sentil Agus
Ditutup komentar oleh Jalil mengatakan, “itu lah resiko jika jabatan diduduki org2 amatir,” tutup Jalil meakhiri komentar antara mereka. (KS-08)
COMMENTS