Harga bibit bawang di penangkar bawang di sejumlah Wilayah Kecamatan di Kabupaten Bima saat ini dipatok dengan harga Rp.31Ribu per kilo gram...
Harga bibit bawang di penangkar bawang di sejumlah Wilayah Kecamatan di Kabupaten Bima saat ini dipatok dengan harga Rp.31Ribu per kilo gram. Sementara harga bawang di petani dibeli oleh penangkar dari angka Rp.11Ribu hingga Rp.18Ribu sampai dengan hari Sabtu (22/10). Itu berarti, petani bawang hanya mendapat untung kecil, sementara penangkar berlimpah ruah keuntungannya, jika harga itu dibeli oleh pemenang tender bawang kepada sejumlah penangkar.
Bima, KS.- Kebenaran harga Rp.31Ribu perkilo gram itu disampaikan Hamdin,SH alias Gio, salah seorang penangkar bibit bawang di Desa Sai Sabtu (22/10) siang, ketika ditanya soal waktu pendroping bibit bawang ke kelompok tani oleh pihak pemenang tender.”Kapan bibit bawang dibagi ke kelompok, saya tidak tau persis. Yang pasti, awal bulan Nopember sudah mulai di packing/bungkus semua bibit bawang dibeli oleh perusahaan, baru dibagi ke masing-masing kelompok,”kata Gio.
Gio mengaku, hari Jum’at kemarin ada pihak pemenang tender, khusus bibit bawang senilai Rp.16Milyiar datang ke tempatnya, termasuk ke penangkar bawang di Desa Sarita, Hasyim. Pihak perusahaan mencoba meminta turun harga dari kesepakatan awal Rp.31Ribu/Kg menjadi Rp.29Ribu/KG, namun belum diterima oleh 18 penangkar yang telah meneken kerjasama dengan dua perusahaan pemenang tender. Yaitu, perusahaan pemenang tender Rp.24Milyar dan Rp.16Milyar.
“Tahun ini ada Rp.40Milyar anggaran di Dinas Pertanian Kabupaten Bima untuk kelompok tani bawang, yaitu paket pertama Rp.24Milyar dan paket kedua Rp.16Milyar. Nah, saya dapat jatah 30 ton dari pihak pemenang tender Rp.16Milyar, dengan kesepakatan harga waktu itu Rp.31Ribu/Kg, sementara sekarang mereka mau minta Rp.29Ribu,”ungkapnya.
Ditanya soal tingginya harga kesepakatan antara pihak perusahaan selaku pemenang tender dengan penangkar yang ada. Gio menyampaikan, harga itu merupakan harga kesepakatan yang dituangkan dalam surat secara sah. Ketika pihak perusahaan meminta diturunkan, tentu harus dilakukan rapat bersama seluruh penangkar dan pihak pemenang tender lagi, sehingga semuanya dicarikan solusi.”Sekarang sudah mau masuk bulan Nopember, tentu harus segera dibagi bibit bawang ke kelompok tani. Kalau terlambat dibagi, maka tidak semua petani akan menanam bibit bawang bantuan pemerintah. Justeru dikhawatirkan akan dijual ke para pedagang nantinya,”tuturnya khawatir.
Selanjutnya, mengenai tingginya harga bibit dibandingkan dengan harga jual petani sekarang, Gio menjelaskan, bawang bibit dengan bawang kosumsi beda jauh harganya.”Kalau bawang bibit itu terpilih, sementara bawang untuk kebutuhan sehari-hari atau kosumsi, tidak harus dinilai secara khusus oleh pihak BPSP NTB, seperti saat bawang bibit miliknya diperiksa secara teliti oleh pihak BPSB Propinsi NTB beberapa hari lalu,”kata Gio mengakhiri keterangan persnya.(KS-R01)
Bima, KS.- Kebenaran harga Rp.31Ribu perkilo gram itu disampaikan Hamdin,SH alias Gio, salah seorang penangkar bibit bawang di Desa Sai Sabtu (22/10) siang, ketika ditanya soal waktu pendroping bibit bawang ke kelompok tani oleh pihak pemenang tender.”Kapan bibit bawang dibagi ke kelompok, saya tidak tau persis. Yang pasti, awal bulan Nopember sudah mulai di packing/bungkus semua bibit bawang dibeli oleh perusahaan, baru dibagi ke masing-masing kelompok,”kata Gio.
Gio mengaku, hari Jum’at kemarin ada pihak pemenang tender, khusus bibit bawang senilai Rp.16Milyiar datang ke tempatnya, termasuk ke penangkar bawang di Desa Sarita, Hasyim. Pihak perusahaan mencoba meminta turun harga dari kesepakatan awal Rp.31Ribu/Kg menjadi Rp.29Ribu/KG, namun belum diterima oleh 18 penangkar yang telah meneken kerjasama dengan dua perusahaan pemenang tender. Yaitu, perusahaan pemenang tender Rp.24Milyar dan Rp.16Milyar.
“Tahun ini ada Rp.40Milyar anggaran di Dinas Pertanian Kabupaten Bima untuk kelompok tani bawang, yaitu paket pertama Rp.24Milyar dan paket kedua Rp.16Milyar. Nah, saya dapat jatah 30 ton dari pihak pemenang tender Rp.16Milyar, dengan kesepakatan harga waktu itu Rp.31Ribu/Kg, sementara sekarang mereka mau minta Rp.29Ribu,”ungkapnya.
Ditanya soal tingginya harga kesepakatan antara pihak perusahaan selaku pemenang tender dengan penangkar yang ada. Gio menyampaikan, harga itu merupakan harga kesepakatan yang dituangkan dalam surat secara sah. Ketika pihak perusahaan meminta diturunkan, tentu harus dilakukan rapat bersama seluruh penangkar dan pihak pemenang tender lagi, sehingga semuanya dicarikan solusi.”Sekarang sudah mau masuk bulan Nopember, tentu harus segera dibagi bibit bawang ke kelompok tani. Kalau terlambat dibagi, maka tidak semua petani akan menanam bibit bawang bantuan pemerintah. Justeru dikhawatirkan akan dijual ke para pedagang nantinya,”tuturnya khawatir.
Selanjutnya, mengenai tingginya harga bibit dibandingkan dengan harga jual petani sekarang, Gio menjelaskan, bawang bibit dengan bawang kosumsi beda jauh harganya.”Kalau bawang bibit itu terpilih, sementara bawang untuk kebutuhan sehari-hari atau kosumsi, tidak harus dinilai secara khusus oleh pihak BPSP NTB, seperti saat bawang bibit miliknya diperiksa secara teliti oleh pihak BPSB Propinsi NTB beberapa hari lalu,”kata Gio mengakhiri keterangan persnya.(KS-R01)
COMMENTS