Kebiasaan membongkar di sembarang tempat, pupuk kompos yang diperuntukan bagi para petani lahan cetak sawah baru oleh pihak ketiga selaku pi...
Kebiasaan membongkar di sembarang tempat, pupuk kompos yang diperuntukan bagi para petani lahan cetak sawah baru oleh pihak ketiga selaku pihak yang mengadakan pupuk kompos itu, kembali terjadi saat ini. Di Tahun 2015 kemarin, khusus di wilayah Kecamatan Soromandi, yaitu di Desa Sai dan Sampungu, hampir semua pupuk kompos yang dibagi oleh pemerintah tidak digunakan oleh para petani, justeru pupuk yang berfungsi untuk menyuburkan tanah itu, tak pernah disentuh apalagi digunakan oleh para petani seluruhnya.
Soromandi, KS.- Puluhan Milyar uang Negara telah dihabiskan untuk program cetak sawah baru dalam beberapa tahun terakhir ini. Satu hektar, diperkirakan anggaran Rp.16Juta/Hektar untuk merubah lahan tidur menjadi lahan siap tanam oleh petani. Namun faktanya, anggaran Rp.16Juta per hektar itu terkesan sia-sia, karena dari sekian ribuan hektar lahan yang telah dicetak oleh sejumlah pihak ketiga, hanya beberapa lokasi yang bisa digunakan untuk tanam, lebih banyak tidak layak ditanam.
Kondisi demikian, tentu berimbas pada sikap malas dan apatisnya rakyat khusus petani yang lahannya telah dicetak oleh pemerintah menjadi sawah baru, untuk mengolah menjadi lahan produktif tanam. Masalahnya, lahan yang dicetak hanya sebatas dibuat pematangan atau pembatasan areal, bukan mengolahnya untuk menjadi lahan sawah siap ditanam berbagai jenis tanaman oleh para pemilik lahan.
Kembali ke persoalan pembagian pupuk kompos yang sia-sia belaka saat ini di Desa Sai dan Sampungu. Public bisa membuktikan langsung, bagaimana pupuk kompos itu berjejeran di sepanjang pinggir jalan mulai dari lahan cetak sawah baru di Desa Sai hingga di perbatasan desa Kiwu Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu, dengan wilayah cetak sawah baru desa sampungu di Sorilembo.
“Begitu banyak pupuk kompos dibagi oleh pemerintah untuk para petani kita sekarang, tapi tak pernah digunakan. Parahnya lagi, karung berukuran 50Kg yang tadinya untuk membungkus pupuk kompos itu, diambil oleh oknum warga, dengan cara merobek jahitan, lalu pupuk itu dibiarkan menumpuk diatas tanah,”ungkap Sekretaris Desa Sampungu, Aslim Abdullah kemarin.
Aslim mengaku tidak pernah mendapat laporan dari pihak terkait, tentang rencana pembagian pupuk kompos untuk petani, termasuk pembagian bibit atau benih padi lainnya, untuk pemilik lahan cetak sawah baru.”Mestinya di sosialisasi dulu, baru diberikan kepada petani, sehingga tidak sia-sia bantuan pemerintah untuk para petani tersebut,”kata Aslim.
KUPT Pertanian Soromandi, Muhtar membenarkan telah mendroping pupuk kompos juga pupuk urea non subsidi kepada seluruh kelompok percetakan sawah baru di Desa Sai dan Sampungu, dalam beberapa har terakhir ini.”Tinggal pupuk MPK dan saprodi yang belum dibagi ke petani, nanti akan tetap dibagi semua. Intinya, semua kelompok cetak sawah baru akan tetap mendapat bantuan dari pemerintah untuk seluruh kehutuhan tanam Musim Tanam (MT) satu nanti,”katanya.
Soal tidak digunakannya oleh petani pupuk kompos yang dibagi tersebut, Muhtar mengaku tidak tahu, dan itu kasalahan petani yang tidak mau menggunakan pupuk itu.”Petani kita sekarang lebih suka menggunakan pupuk urea, tidak pernah menggunakan pupuk kompos. Nah, tidak heran, ketika pemerintah memberikan kompos, petani justeru tidak mau menggunakannya,”tandasnya.(KS-R01)
Soromandi, KS.- Puluhan Milyar uang Negara telah dihabiskan untuk program cetak sawah baru dalam beberapa tahun terakhir ini. Satu hektar, diperkirakan anggaran Rp.16Juta/Hektar untuk merubah lahan tidur menjadi lahan siap tanam oleh petani. Namun faktanya, anggaran Rp.16Juta per hektar itu terkesan sia-sia, karena dari sekian ribuan hektar lahan yang telah dicetak oleh sejumlah pihak ketiga, hanya beberapa lokasi yang bisa digunakan untuk tanam, lebih banyak tidak layak ditanam.
Kondisi demikian, tentu berimbas pada sikap malas dan apatisnya rakyat khusus petani yang lahannya telah dicetak oleh pemerintah menjadi sawah baru, untuk mengolah menjadi lahan produktif tanam. Masalahnya, lahan yang dicetak hanya sebatas dibuat pematangan atau pembatasan areal, bukan mengolahnya untuk menjadi lahan sawah siap ditanam berbagai jenis tanaman oleh para pemilik lahan.
Kembali ke persoalan pembagian pupuk kompos yang sia-sia belaka saat ini di Desa Sai dan Sampungu. Public bisa membuktikan langsung, bagaimana pupuk kompos itu berjejeran di sepanjang pinggir jalan mulai dari lahan cetak sawah baru di Desa Sai hingga di perbatasan desa Kiwu Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu, dengan wilayah cetak sawah baru desa sampungu di Sorilembo.
“Begitu banyak pupuk kompos dibagi oleh pemerintah untuk para petani kita sekarang, tapi tak pernah digunakan. Parahnya lagi, karung berukuran 50Kg yang tadinya untuk membungkus pupuk kompos itu, diambil oleh oknum warga, dengan cara merobek jahitan, lalu pupuk itu dibiarkan menumpuk diatas tanah,”ungkap Sekretaris Desa Sampungu, Aslim Abdullah kemarin.
Aslim mengaku tidak pernah mendapat laporan dari pihak terkait, tentang rencana pembagian pupuk kompos untuk petani, termasuk pembagian bibit atau benih padi lainnya, untuk pemilik lahan cetak sawah baru.”Mestinya di sosialisasi dulu, baru diberikan kepada petani, sehingga tidak sia-sia bantuan pemerintah untuk para petani tersebut,”kata Aslim.
KUPT Pertanian Soromandi, Muhtar membenarkan telah mendroping pupuk kompos juga pupuk urea non subsidi kepada seluruh kelompok percetakan sawah baru di Desa Sai dan Sampungu, dalam beberapa har terakhir ini.”Tinggal pupuk MPK dan saprodi yang belum dibagi ke petani, nanti akan tetap dibagi semua. Intinya, semua kelompok cetak sawah baru akan tetap mendapat bantuan dari pemerintah untuk seluruh kehutuhan tanam Musim Tanam (MT) satu nanti,”katanya.
Soal tidak digunakannya oleh petani pupuk kompos yang dibagi tersebut, Muhtar mengaku tidak tahu, dan itu kasalahan petani yang tidak mau menggunakan pupuk itu.”Petani kita sekarang lebih suka menggunakan pupuk urea, tidak pernah menggunakan pupuk kompos. Nah, tidak heran, ketika pemerintah memberikan kompos, petani justeru tidak mau menggunakannya,”tandasnya.(KS-R01)
COMMENTS