Memasuki musim hujang seperti sekarang, membuat para petani bawang di Desa Sampungu Kecamatan Soromandi kewalahan menghadapi hama ulat yang ...
Memasuki musim hujang seperti sekarang, membuat para petani bawang di Desa Sampungu Kecamatan Soromandi kewalahan menghadapi hama ulat yang terus menyerang tanaman bawang saat ini, meski bawang sudah berumur sebulan lebih, namun tetap menjadi sasaran empuk hama ulat, sehingga petani mengalami kerugian bernilai jutaan hingga belasan juta rupiah di musim tanam saat ini.
SOROMANDI, KS.- Dalam setahun berjalan, petani mendapat kesempatan untuk menanam maksimal tiga kali dalam setahun. Namun, resiko yang harus dihadapi oleh petani adalah untung dan ruginya, seperti yang di alami sejumlah petani bawang di Sampungu yang menanam bawang dalam sebulan terakhir.
Guntur, seorang petani bawang yang sudah punya pengalaman dalam kaitan proses hingga panen tanaman bawang. Katanya, musim tanam sekarang hama ulat sulit diatasi, sehingga bawang miliknya yang sudah berumur sebulan lebih, habis diserang ulat, padahal dua kali sehari dilakukan semprot menggunakan obat yang dosis tinggi untuk mematikan ulat atau hama penyakit lainnya.
“Biasanya, di semprot satu kali sehari ulat akan mati dengan telur-telurnya, tapi sekarang malah semakin jadi hama ulat muncul di daun bawang,”ceritanya.
Akibat hama ulat yang tak sanggup diatasinya itu, membuat bawang sebanyak tiga petak dengan jumlah bibit 200KG rata dengan tanah, karena setiap saat dimakan ulat daunnya.”Saya sudah berusaha untuk mengatasi ulat yang ada, tapi tidak bisa juga diatasi,”keluhnya.
Ia berharap agar ke depan pemerintah memiliki perhatian khusus kepada petani bawang di Kabupaten Bima, khususnya di Desa SAmpungu, dengan cara melakukan sosialiasi mengenai tata cara mengatasi ulat seperti ini, sehingga petani tidak dirugikan terus di tahunnya, kendati harga bawang di Tahun 2016 sedikit naik, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.”Alhamdulillah, petani di Tahun 2016 di Sampungu, nyaris tidak ada yang rugi, bahkan puluhan petani sudah daftar haji dari hasil keuntungan bawang yang didapat kemarin,”tuturnya bangga. (KS-NDR06)
SOROMANDI, KS.- Dalam setahun berjalan, petani mendapat kesempatan untuk menanam maksimal tiga kali dalam setahun. Namun, resiko yang harus dihadapi oleh petani adalah untung dan ruginya, seperti yang di alami sejumlah petani bawang di Sampungu yang menanam bawang dalam sebulan terakhir.
Guntur, seorang petani bawang yang sudah punya pengalaman dalam kaitan proses hingga panen tanaman bawang. Katanya, musim tanam sekarang hama ulat sulit diatasi, sehingga bawang miliknya yang sudah berumur sebulan lebih, habis diserang ulat, padahal dua kali sehari dilakukan semprot menggunakan obat yang dosis tinggi untuk mematikan ulat atau hama penyakit lainnya.
“Biasanya, di semprot satu kali sehari ulat akan mati dengan telur-telurnya, tapi sekarang malah semakin jadi hama ulat muncul di daun bawang,”ceritanya.
Baca Juga
Akibat hama ulat yang tak sanggup diatasinya itu, membuat bawang sebanyak tiga petak dengan jumlah bibit 200KG rata dengan tanah, karena setiap saat dimakan ulat daunnya.”Saya sudah berusaha untuk mengatasi ulat yang ada, tapi tidak bisa juga diatasi,”keluhnya.
Ia berharap agar ke depan pemerintah memiliki perhatian khusus kepada petani bawang di Kabupaten Bima, khususnya di Desa SAmpungu, dengan cara melakukan sosialiasi mengenai tata cara mengatasi ulat seperti ini, sehingga petani tidak dirugikan terus di tahunnya, kendati harga bawang di Tahun 2016 sedikit naik, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.”Alhamdulillah, petani di Tahun 2016 di Sampungu, nyaris tidak ada yang rugi, bahkan puluhan petani sudah daftar haji dari hasil keuntungan bawang yang didapat kemarin,”tuturnya bangga. (KS-NDR06)
COMMENTS