“Presiden Jokowi Widodo menegaskan sekarang ini sudah dibentuk tim saber pungli, tim sapu bersih pungli. Karena itu, tidak boleh lagi rakyat...
“Presiden Jokowi Widodo menegaskan sekarang ini sudah dibentuk tim saber pungli, tim sapu bersih pungli. Karena itu, tidak boleh lagi rakyat disusahkan, rakyat harus dimudahkan.Tapi rakyat di bebankan dengan kenaikan biaya administrasi STNK dan BPKB”
JAKARTA, KS.- Kerisauan dan kegalauan Presiden Joko Widodo soal media sosial jadi ajang caci maki, diungkapkan di depan sekitar 10.000 ulama pada acara Doa untuk Keselamatan Bangsa yang diselenggarakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) beberapa hari lalu, di Jakarta.
"Media sosial belakangan ini muncul yang menghiasi di sejumlah madia online dengan judul saling menghujat, saling ejek, saling maki, fitnah, adu domba dan provokasi,” Kata Presiden.
Situasi ini menurut Presiden harus diperbaiki bersama dan masyarakat diminta ikut menjaga kesejukan termasuk di media sosial, karena hal-hal tadi bukan nilai-nilai bangsa Indonesia, bukan nilai kesantunan.
Teknologi telekomunikasi tumbuh pesat, di satu sisi mempermudah masyarakat penggunanya berkomunikasi nyaris dari mana pun dan ke mana pun, di sisi lain ternyata menghancurkan batas komunikasi santun yang selama ini terselenggara dalam komunikasi langsung, tegasnya Jokowi.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan keprihatinannya terhadap media sosial dewasa ini.
Sebab, banyak warga yang menggunakan media sosial justru untuk menebarkan isu-isu yang mengarah kebencian, dan bahkan berbau sara. Dan, Jokowi menekankan kegiatan saling hujat di media sosial jauh dari kepribadian bangsa dan budi pekerti masyarakat Indonesia, kilahnya berseloroh.
Presiden Jokowi di tempat terpisah mengungkapkan,"Coba kita lihat, sekarang buka, isinya saling menghujat, saling mengejek, saling memaki, saling menjelekan," kata Jokowi saat menghadiri Musyawarah Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) ke-VIII di Balai Kartini, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Jokowi pun meminta sekitar 1.500 pengurus LDII yang hadir untuk berkontribusi membuat media sosial menjadi lebih baik. Kepala Negara mengaku mengetahui banyak pengurus LDII yang bekerja di dunia Teknologi Informasi, himbauannya.
"Saya sudah sampaikan setahun lalu ke Menkoimnfo dibuat etiket berinternet, berbahasa seperti apa, bertutur kata seperti apa. Saya kira kalau kita bersama-sama seluruh jajaran LDII melakukan itu, saya yakin yang jelek-jelek seperti itu akan kena arus sehingga menjadi baik," ucap Jokowi.
"Ini karena ada infiltrasi lewat medsos yang kita tidak sadar, dan tidak kita saring. Dan,
Ini adalah kesekian kalinya Jokowi bicara soal saling hujat di media sosial.
Jokowi, pada September lalu, mengaku sedih jika berselancar di dunia maya, khususnya di media sosial atau media massa online.
Pada kesempatan lain, Jokowi menegaskan, “ada beberapa media social mengisi di kolom-kolom dengan komentar lebih didominasi kalimat berisi merendahkan, menghina, menjelek-jelekkan, bahkan cenderung fitnah,” Itu diungkapkan Jokowi saat kunjungan kerja di Pondok Modern Darussalam Gontor, Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, belum lama ini.
Pada pembukaan Jambore Nasional, Agustus lalu, Presiden juga bicara soal etika di media sosial. Saat itu, Jokowi berpesan agar para anggota Pramuka tidak menyalahgunakan media sosial untuk hal-hal negatif.
Presiden Minta Tertibkan Medsos Tidak Produktif.
Bukan itu saja Presiden mengkritik atas bertebarannya fitnah di media sosial membawanya kepada sebuah keputusan untuk menertibkan akun-akun "pemfitnah" di media sosial.
Menanggapi keinginan Jokowi ini, beberapa netizen pun angkat bicara. Salah satunya pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL), salah satunya Ulil.
Ulil menilai Jokowi tidak mengerti bahwa penebar fitnah di media sosial bukanlah mereka yang anti kepada pemerintahannya, namun justru para pendukung Jokowilah yang kerap menebarkan permusuhan di ranah media sosial.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan dengan prilaku pengguna media sosial (medsos) saat ini. Menurut Jokowi, setelah kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), medsos berubah menjadi mencekam.
Dia menyatakan, medsos saat ini isinya saling menghujat, mengejek, memfitnah, memaki, adu domba yang jauh dari nilai-nilai Islami dan jati diri bangsa Indonesia sebagai muslim terbesar di dunia.
Karenanya, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut berharap kepada seluruh kader PPP membantu menciptakan suasana sejuk di medsos. Salah satu Cara terbaik yang diungkapkan Jokowi adalah dengan memposting syiar-syiar agama, dan mempostingan segala sesuatu yang bisa membuat orang lain tertawa."Gunakan media sosial untuk syiar dan dakwah, ajaklah masyarakat ke sana," pungkasnya (Fath/KS.O1)
"Media sosial belakangan ini muncul yang menghiasi di sejumlah madia online dengan judul saling menghujat, saling ejek, saling maki, fitnah, adu domba dan provokasi,” Kata Presiden.
Situasi ini menurut Presiden harus diperbaiki bersama dan masyarakat diminta ikut menjaga kesejukan termasuk di media sosial, karena hal-hal tadi bukan nilai-nilai bangsa Indonesia, bukan nilai kesantunan.
Teknologi telekomunikasi tumbuh pesat, di satu sisi mempermudah masyarakat penggunanya berkomunikasi nyaris dari mana pun dan ke mana pun, di sisi lain ternyata menghancurkan batas komunikasi santun yang selama ini terselenggara dalam komunikasi langsung, tegasnya Jokowi.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan keprihatinannya terhadap media sosial dewasa ini.
Sebab, banyak warga yang menggunakan media sosial justru untuk menebarkan isu-isu yang mengarah kebencian, dan bahkan berbau sara. Dan, Jokowi menekankan kegiatan saling hujat di media sosial jauh dari kepribadian bangsa dan budi pekerti masyarakat Indonesia, kilahnya berseloroh.
Presiden Jokowi di tempat terpisah mengungkapkan,"Coba kita lihat, sekarang buka, isinya saling menghujat, saling mengejek, saling memaki, saling menjelekan," kata Jokowi saat menghadiri Musyawarah Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) ke-VIII di Balai Kartini, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Jokowi pun meminta sekitar 1.500 pengurus LDII yang hadir untuk berkontribusi membuat media sosial menjadi lebih baik. Kepala Negara mengaku mengetahui banyak pengurus LDII yang bekerja di dunia Teknologi Informasi, himbauannya.
"Saya sudah sampaikan setahun lalu ke Menkoimnfo dibuat etiket berinternet, berbahasa seperti apa, bertutur kata seperti apa. Saya kira kalau kita bersama-sama seluruh jajaran LDII melakukan itu, saya yakin yang jelek-jelek seperti itu akan kena arus sehingga menjadi baik," ucap Jokowi.
"Ini karena ada infiltrasi lewat medsos yang kita tidak sadar, dan tidak kita saring. Dan,
Ini adalah kesekian kalinya Jokowi bicara soal saling hujat di media sosial.
Jokowi, pada September lalu, mengaku sedih jika berselancar di dunia maya, khususnya di media sosial atau media massa online.
Pada kesempatan lain, Jokowi menegaskan, “ada beberapa media social mengisi di kolom-kolom dengan komentar lebih didominasi kalimat berisi merendahkan, menghina, menjelek-jelekkan, bahkan cenderung fitnah,” Itu diungkapkan Jokowi saat kunjungan kerja di Pondok Modern Darussalam Gontor, Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, belum lama ini.
Pada pembukaan Jambore Nasional, Agustus lalu, Presiden juga bicara soal etika di media sosial. Saat itu, Jokowi berpesan agar para anggota Pramuka tidak menyalahgunakan media sosial untuk hal-hal negatif.
Presiden Minta Tertibkan Medsos Tidak Produktif.
Bukan itu saja Presiden mengkritik atas bertebarannya fitnah di media sosial membawanya kepada sebuah keputusan untuk menertibkan akun-akun "pemfitnah" di media sosial.
Menanggapi keinginan Jokowi ini, beberapa netizen pun angkat bicara. Salah satunya pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL), salah satunya Ulil.
Ulil menilai Jokowi tidak mengerti bahwa penebar fitnah di media sosial bukanlah mereka yang anti kepada pemerintahannya, namun justru para pendukung Jokowilah yang kerap menebarkan permusuhan di ranah media sosial.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan dengan prilaku pengguna media sosial (medsos) saat ini. Menurut Jokowi, setelah kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), medsos berubah menjadi mencekam.
Dia menyatakan, medsos saat ini isinya saling menghujat, mengejek, memfitnah, memaki, adu domba yang jauh dari nilai-nilai Islami dan jati diri bangsa Indonesia sebagai muslim terbesar di dunia.
Karenanya, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut berharap kepada seluruh kader PPP membantu menciptakan suasana sejuk di medsos. Salah satu Cara terbaik yang diungkapkan Jokowi adalah dengan memposting syiar-syiar agama, dan mempostingan segala sesuatu yang bisa membuat orang lain tertawa."Gunakan media sosial untuk syiar dan dakwah, ajaklah masyarakat ke sana," pungkasnya (Fath/KS.O1)
COMMENTS