Sigit Indrayana, General Manager Support Project PT Cemindo Gemilang Group. JAKARTA, (Koran Stabilitas.Com) Tepatnya pada 11 September ...
Sigit Indrayana, General Manager Support Project PT Cemindo Gemilang Group. |
JAKARTA, (Koran Stabilitas.Com) Tepatnya pada 11 September 2013 yang lalu, ketika itu Menko Perekonomian, Hatta Radjasa melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik semen merah putih di Blok Dorcet, Desa Darmasari, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pabrik yang dibangun PT Cemindo Gemilang Group tersebut, sudah tentu membawa harapan besar akan meningkatnya kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
“Pembangunan pabrik semen Merah Putih merupakan investasi proyek yang masuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), mencapai lebih dari USD 600 juta atau sekitar Rp7 triliun, dan hiungga kini telah merampungkan pembangunan proyek pabriknya sekitar 90 %. Dan, Pabrik semen Merah Putih dibangun terintegrasi di atas lahan sekitar 500 hektare dengan fasilitas pelabuhan atau terminal khusus dengan kedalaman hingga 13 meter,”
Menurut GM Support Project Semen Bayah PT Cemindo Gemilang, Sigit Indrayana, tahapan konstruksi pabrik semen memakan waktu 32 bulan. Pada 11 September 2013 silam, PT Cemindo Gemilang melakukan peletakan batu pertama pembangunan semen Merah Putih. Kapan rencananya, pabrik tersebut mulai beroperasi pada tahun 2015 saat ini.
Sementara untuk target produksinya, kata Sigit, tentu disesuaikan dengan kapasitas pabrik. Kapasitas 1 line pabrik adalah 10.000 ton clinker per hari. Jika pasar berkembang, line ke-2 akan menyusul dibangun. Sedangkan pengaruh social untuk masyarakat sekitar tentu harus diperhatikan . Namun perlu di ketahui bahwa Kabupaten Lebak dikenal sebagai daerah tertinggal. Sebagai perusahaan tentu memiliki kewajiban untuk membantu masyarakat sekitar dalam lewat program corporate social responsibility (CSR). Program CSR ,dan sudah sejak awal sampai ke depan sudah terprogramkannya, katanya.
Tentu saja program pemberdayaan masyarakat atau CSR menjadi salah satu perhatian utama PT Cemindo Gemilang mengacu pada prinsip pengembangan berkelanjutan (sustainable development). Prinsip ini didasarkan pada tiga pilar (tripple bottom line), yakni pilar manusia (people). Bagaimanapun manusia merupakan subjek dalam setiap aktivitas bisnis. Pilar kedua yakni pilar lingkungan (planet). Pilar ini memandang aspek lingkungan menjadi perhatian yang utama. Sementara pilar ketiga, yakni pilar ekonomi (profit).
Program CSR PT Cemindo Gemilang terbagi dalam lima program. Program pertama yakni program sosial. Kami bekerjasama dengan pihak kecamatan, Tagana dan lain-lain. Kemudian, program peningkatan infrastruktur masyarakat seperti jalan, sarana sosial, kantor, dan lain-lain, bantuan fasilitas olah raga, partisipasi aktif peringatan hari besar keagamaan/nasional, dan bantuan korban bencana.
Sementara program kedua yakni pendidikan. Kami bekerjasama dengan dinas, UPT pendidikan dan praktisi pendidikan. Progamnya berupa beasiswa bagi siswa berprestasi, program sertifikasi guru, perbaikan infrastruktur sekolah, sponsorship olah raga siswa.
Untuk program ketiga yakni kesehatan. Kami bekerjasama dengan dinas kesehatan berupa pemeriksaan dan pengobatan rutin masyarakat, penyuluhan kesehatan masyarakat, bantuan pengadaan air bersih bagi warga sekitar, dan senam kesegaran jasmani.
Telusuri Persoalan TKA, Anggota DPR RI Datangi Pemprov Banten.
Sejumlah anggota DPR RI dari Komisi III dan Komisi IX yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, mendatangi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten untuk menelusuri dan mencari tahu informasi terkait keberadaan tenaga kerja asing (TKA) yang diduga bermasalah di wilayah Provinsi Banten.
Hal ini dilakukan karena sebelumnya terungkap informasi yang diberitakan oleh media massa terkait membanjirnya TKA asal Tiongkok, China yang bekerja di Banten.
Nama perusahaan PT Semen Merah Putih, mungkin akan menjadi kebanggaan buat bangsa Indonesia, terutama Pemprov Banten sendiri dengan harapan keberadaan perusahaan didaerah itu yang memakai nama nasionalisme itu akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Banten. Sayangnya meski menggunakan trademark PT. Semen Merah Putih, nyatanya hampir seluruh tenaga kerjanya diambil dari orang asing, terutama dari China.
Sementara untuk program keempat yakni lingkungan. Kami bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) membuat kebun bibit 25.000 buah. Kami juga berpartisipasi aktif hari lingkungan, beton di jalan-jalan proyek untuk mengurangi debu. Untuk program kelima yakni berupa ekonomi. Dalam program ini kami memberikan bantuan jaring nelayan, rumah penyimpanan motor perahu nelayan, pembinaan usaha kecil makanan, kursus keterampilan bagi ibu-ibu.
PT Cemindo Gemilang juga mengembangkan program hubungan dengan pemangku kepentingan seperti pemerintah, media, LSM dan juga kelompok-kelompok pemerhati lainnya akan dibangun secara transparan dengan penuh kebersamaan demi pembangunan berkelanjutan.
Sedangkan sasaran dari program CSR yakni terwujudnya reputasi baik atau citra baik perusahaan (corporate image) di mata pemangku kepentingan. Selain itu, terjalinnya hubungan harmonis antara pemangku kepentingan dan perusahaan. Dengan program CSR ini juga kami mengharapkan bisa mendapatkan ‘izin sosial’ dari pemangku kepentingan, yang ditandai dengan tidak adanya konflik antara masyarakat dan perusahaan. Operasi perusahaan diharapkan berjalan lancar dan aset perusahaan terjaga. Demikian Sigit menegaskan ketika awal program pembangunan semen merah putih di wilayah Provinsi Banten tersebut kepada awak media menambahkan:
Program CSR ini juga diharapkan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, yang ditandai dengan bertambahnya penerima manfaat dan bertambah luas area program, serta tingkat partisipasi masyarakat bertambah.Selain berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat, kehadiran pabrik semen Merah Putih juga menyerap tenaga kerja, janjinya, menambahkan:
“Untuk memenuh kebutuhan tenaga kerja, kami juga merekrut tenaga lokal. Dari jumlah karyawan 155 orang, 130 merupakan tenaga lokal atau hampir 85 persen dari total jumlah karyawan. Tenaga lokal dimaksud tidak hanya pada posisi support (OB, admin, security) tapi juga di posisi operasional (operator alat berat, staf, dsb), papar Sigit”
Lagi, Sigit menjelaskan,”Perekrutan operator dari tenaga lokal merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat, di mana lulusan setingkat SMA direkrut dan dilatih hingga mempunyai keterampilan dan sertifikat operator alat berat”, ucapnya. (Fs/KS.com)
COMMENTS