Harga bawang merah di petani saat ini sungguh memprihatinkan sekali. Bagaimana tidak, sebelumnya petani bisa menikmati harga bawang hasil pa...
Harga bawang merah di petani saat ini sungguh memprihatinkan sekali. Bagaimana tidak, sebelumnya petani bisa menikmati harga bawang hasil panennya hingga Rp.2juta lebih per seratus kilogram, namun saat ini hanya dibeli Rp.1,2Juta oleh para pedagang. Parahnya lagi, pedagang yang biasanya “bergentayangan” di lokasi panen bawang, nyaris tak terlihat sekarang. Diduga kuat, itu adalah salah satu modus atau trik pedagang untuk memainkan harga bawang merah di pasaran atau di petani. Lalu apa sikap pemerintah terutama pihak Bulog selaku wakil dar Pemerintah Pusat dalam kaitan menjawab keluhan petani bawang merah di Bima ?.
BIMA, KS.- Permainan harga bawang oleh para cukong dan pedagang bawang selalu terjadi di setiap tahun, bahkan dalam setahun para pedagang acapkali “membohongi” petani bawang dengan cara membeli bawang petani jauh dari harga yang berlaku secara nasional, sementara harga bibit bawang, petani ditekan hingga angka Rp.6-7Juta per seratus kilogram. Seperti yang terjadi saat ini, petani harus menelan pil pahit akibat harga bawang di petani hanya Rp.12Ribu perkilogram, sementara harga bibit yang sudah umur enam sampai tuju bulan masih berkisar Rp.6-7Juta, sedangkan yang berumur dua sampai tiga bulan dihargai Rp.4,5Juta oleh pedagang sekarang, terutama pedagang bawang di Desa Ngali, Desa Renda dan Risa juga desa-desa lain.
Ulah pedagang tersebut tentu merugikan petani dan menguntungkan pedagang sendiri, dengan keuntungan yang tidak sedikit, belum lagi petani dihadapkan dengan harga obat-obatan yang mahal, pupuk juga kebutuhan lain yang serba mahal selama proses tanam hingga panen. “Kasihan petani sekarang, mereka harus menjual hasil panen mereka dengan harga Rp.12Ribu perkilogram, sementara kemarin saat tanam petani dibeli dengan harga Rp.60ribu perkilogram atau Rp.6Juta per seratus kilogram,” ujar Kades Sampungu Yusran Umar saat ditemui di rumahnya Sabtu pagi kemarin.
Kades berharap agar pemerintah berperan aktif dalam kaitan membantu petani yaitu bagaimana caranya harga bawang bisa naik seperti semula, tidak dengan h arga Rp.12Ribu seperti yang dialami petani saat ini.”Dengan harga Rp.12ribu petani dirugikan, karena harus membeli bibit Rp.6-7Juta juta, belum lagi harga obat yang mahal, sejak proses tanam hingga panen,” tukasnya.
Salah seorang petani bawang Wahyudin mengaku kecewa dan merugi dengan harga bawang Rp.12ribu sekarang. Ini akibat ulah pedagang yang semaunya membeli harga bawang petani, ditambah sikap pemerintah yang terkesan apatis dengan nasib petani.”Kalau pemerintah tidak bersikap, petani akan dirugikan. Sebaliknya pemerintah punya perhatian, maka pedagang tidak akan berani bermain dengan harga di lapangan,” pungkasnya.(KS-R01)
BIMA, KS.- Permainan harga bawang oleh para cukong dan pedagang bawang selalu terjadi di setiap tahun, bahkan dalam setahun para pedagang acapkali “membohongi” petani bawang dengan cara membeli bawang petani jauh dari harga yang berlaku secara nasional, sementara harga bibit bawang, petani ditekan hingga angka Rp.6-7Juta per seratus kilogram. Seperti yang terjadi saat ini, petani harus menelan pil pahit akibat harga bawang di petani hanya Rp.12Ribu perkilogram, sementara harga bibit yang sudah umur enam sampai tuju bulan masih berkisar Rp.6-7Juta, sedangkan yang berumur dua sampai tiga bulan dihargai Rp.4,5Juta oleh pedagang sekarang, terutama pedagang bawang di Desa Ngali, Desa Renda dan Risa juga desa-desa lain.
Ulah pedagang tersebut tentu merugikan petani dan menguntungkan pedagang sendiri, dengan keuntungan yang tidak sedikit, belum lagi petani dihadapkan dengan harga obat-obatan yang mahal, pupuk juga kebutuhan lain yang serba mahal selama proses tanam hingga panen. “Kasihan petani sekarang, mereka harus menjual hasil panen mereka dengan harga Rp.12Ribu perkilogram, sementara kemarin saat tanam petani dibeli dengan harga Rp.60ribu perkilogram atau Rp.6Juta per seratus kilogram,” ujar Kades Sampungu Yusran Umar saat ditemui di rumahnya Sabtu pagi kemarin.
Kades berharap agar pemerintah berperan aktif dalam kaitan membantu petani yaitu bagaimana caranya harga bawang bisa naik seperti semula, tidak dengan h arga Rp.12Ribu seperti yang dialami petani saat ini.”Dengan harga Rp.12ribu petani dirugikan, karena harus membeli bibit Rp.6-7Juta juta, belum lagi harga obat yang mahal, sejak proses tanam hingga panen,” tukasnya.
Salah seorang petani bawang Wahyudin mengaku kecewa dan merugi dengan harga bawang Rp.12ribu sekarang. Ini akibat ulah pedagang yang semaunya membeli harga bawang petani, ditambah sikap pemerintah yang terkesan apatis dengan nasib petani.”Kalau pemerintah tidak bersikap, petani akan dirugikan. Sebaliknya pemerintah punya perhatian, maka pedagang tidak akan berani bermain dengan harga di lapangan,” pungkasnya.(KS-R01)
COMMENTS