Tahun 2016 kemarin, management Koran Stabilitas mendemplot lahan tanaman bawang merah dengan jumlah bibit satu ton lebih. Lokasi demplot dip...
Tahun 2016 kemarin, management Koran Stabilitas mendemplot lahan tanaman bawang merah dengan jumlah bibit satu ton lebih. Lokasi demplot dipusatkan di So Hinggi Dusun Sakoa Desa Sampungu Kecamatan Soromandi, dengan hasil panen dua kali tanam sekitar 13 ton. Sementara untuk musim tanam pertama di Tahun 2017 ini, management Stabilitas Group mencoba menanam bibit bawang sekitar 3,3 ton, dengan tiga titik sasaran yaitu di So Panco, So Hinggi dan So Lambu.
BIMA, KS.- Tingginya harga bawang merah sekarang, membuat masyarakat berlomba-lomba untuk menanam bawang, tak ketinggalan management Koran Stabilitas ikut andil untuk memanfaatkan peluang emas tersebut. Tiga tahun terakhir, pimpinan Koran Stabilitas, Rafidin memanfaatkan moment menjanjikan tersebut, bahkan tak tanggung-tanggung mendemplot lahan bawang merah sekitar dua hektar untuk menanam tiga ton lebih bibit bawang.
“Tiga ton bibit itu saya beli dengan harga yang berbeda. Satu ton saya beli di Desa Ngali dengan harga Rp.2,4Juta, di Desa Sai satu ton dengan harga Rp.1,6Juta, dan satu ton lebih saya beli di petani sampungu dengan harga Rp.1,1-1,2Juta per seratus kilo gram,” tutur Rafidin seraya mengaku senang dengan sambilan menjadi petani bawang di kampung halamannya itu.
Kenapa beralih profesi sebagai petani bawang ?. Diakuinya, menjadi petani bawang saat ini sangat menjanjikan, bahkan sepengetahuannya banyak juga anggota Dewan di Kabupaten dan para pejabat di Pemkab Bima ikut menjadi petani bawang di sejumlah wilayah kecamatan seperti, Tambor, Woha, Monta, Sape, Wera, Ambalawi, Lambu dan sejumlah wilayah yang menjadi lahan penanaman bawang merah.
“Mudah-mudahan dengan demplot lahan dua hektar sekarang bisa membuahkan hasil memuaskan. Kalau di tahun kemarin, alhamdulillah, saya dapat hasil lumayanlah. Semoga saja di tahun ini, bisa dapat hasil memuaskan juga, baik untuk diri saya maupun pekerja yang saya ajak untuk membantu sejak proses tanam hingga panen,” ujarnya harap.
Di tempat terpisah, PPL Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikulturan Khaerullah, SP membenarkan adanya demplot lahan bawang merah oleh management Koran Stabilitas, hanya saja tidak melibatkan pemerintah seperti bantuan dan lainnya.
“Itu murni kerja sendiri petani, tidak ada bantuan dari pemerintah dalam bentuk apapun, baik berupa bibit, obat maupun kebutuhan lain seperi mesin pompa air dan lainnya,” ujarnya.
Bagaimana tanggapan Kadis Pertanian Ir. Rendra Farid ?. Saat ditemui oleh wartawan Koran Stabilitas, Rendra menyampaikan rasa bangga atas adanya inisiasi teman-teman pers yang terlibat langsung menjadi petani bawang, sehingga bisa merasakan bagaimana susah dan sulitnya petani, ketika menanam bawang sejak proses garap lahan hingga panen.
“Semoga saja, banyak teman-teman media atau aktivis bisa melakukan kegiatan yang sama, agar bisa membuka lapangan kerja bagi yang lainnya,” harapnya.(KS-Nadir)
BIMA, KS.- Tingginya harga bawang merah sekarang, membuat masyarakat berlomba-lomba untuk menanam bawang, tak ketinggalan management Koran Stabilitas ikut andil untuk memanfaatkan peluang emas tersebut. Tiga tahun terakhir, pimpinan Koran Stabilitas, Rafidin memanfaatkan moment menjanjikan tersebut, bahkan tak tanggung-tanggung mendemplot lahan bawang merah sekitar dua hektar untuk menanam tiga ton lebih bibit bawang.
“Tiga ton bibit itu saya beli dengan harga yang berbeda. Satu ton saya beli di Desa Ngali dengan harga Rp.2,4Juta, di Desa Sai satu ton dengan harga Rp.1,6Juta, dan satu ton lebih saya beli di petani sampungu dengan harga Rp.1,1-1,2Juta per seratus kilo gram,” tutur Rafidin seraya mengaku senang dengan sambilan menjadi petani bawang di kampung halamannya itu.
Kenapa beralih profesi sebagai petani bawang ?. Diakuinya, menjadi petani bawang saat ini sangat menjanjikan, bahkan sepengetahuannya banyak juga anggota Dewan di Kabupaten dan para pejabat di Pemkab Bima ikut menjadi petani bawang di sejumlah wilayah kecamatan seperti, Tambor, Woha, Monta, Sape, Wera, Ambalawi, Lambu dan sejumlah wilayah yang menjadi lahan penanaman bawang merah.
“Mudah-mudahan dengan demplot lahan dua hektar sekarang bisa membuahkan hasil memuaskan. Kalau di tahun kemarin, alhamdulillah, saya dapat hasil lumayanlah. Semoga saja di tahun ini, bisa dapat hasil memuaskan juga, baik untuk diri saya maupun pekerja yang saya ajak untuk membantu sejak proses tanam hingga panen,” ujarnya harap.
Di tempat terpisah, PPL Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikulturan Khaerullah, SP membenarkan adanya demplot lahan bawang merah oleh management Koran Stabilitas, hanya saja tidak melibatkan pemerintah seperti bantuan dan lainnya.
“Itu murni kerja sendiri petani, tidak ada bantuan dari pemerintah dalam bentuk apapun, baik berupa bibit, obat maupun kebutuhan lain seperi mesin pompa air dan lainnya,” ujarnya.
Bagaimana tanggapan Kadis Pertanian Ir. Rendra Farid ?. Saat ditemui oleh wartawan Koran Stabilitas, Rendra menyampaikan rasa bangga atas adanya inisiasi teman-teman pers yang terlibat langsung menjadi petani bawang, sehingga bisa merasakan bagaimana susah dan sulitnya petani, ketika menanam bawang sejak proses garap lahan hingga panen.
“Semoga saja, banyak teman-teman media atau aktivis bisa melakukan kegiatan yang sama, agar bisa membuka lapangan kerja bagi yang lainnya,” harapnya.(KS-Nadir)
COMMENTS