Masih ingat dengan kasus yang menyeret mantan Anggota DPRD Kabupaten Bima, Masdin Idris terkait pinjaman uang senilai Rp.500Juta terhadap an...
Masih ingat dengan kasus yang menyeret mantan Anggota DPRD Kabupaten Bima, Masdin Idris terkait pinjaman uang senilai Rp.500Juta terhadap anggota Polres Bima Kabupaten, H.Yanto beberapa bulan lalu. Kasus tersebut selain ditangani secara hukum oleh reskrim Polres Bima Kota, tapi juga terungkap bahwa ada dugaan keterlibatan oknum pejabat eselon II Pemkab Bima, H.Khaerudin,ST,MT juga Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti Putri, sebagaimana yang diakui oleh Masdin saat itu kepada penasehat hukum H.Yanto, Arahman,SH.
BIMA, KS.- Kini, kasus pinjam meminjam uang tersebut, kembali terungkap dan menyeret nama H.Khaerudin,ST, MT (Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kabupaten Bima), juga Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti Putri. Hanya saja, bila sebelumnya kasus ini yang menjadi korban adalah anggota Polri, tapi kini seorang warga Desa Panda juga pegawai sebuah bank, termasuk salah satu pejabat di lingkup Pemkab Bima. Bagaimana cerita sesungguhnya “skandal” kapitalis yang melibatkan oknum Kepala Daerah Kabupaten Bima bersama oknum pejabat eselon dua tersebut.
Berikut pengakuan korban saat mendatangi Kantor Percetakan Koran Stabilitas beberapa hari lalu. Katanya, peristiwa pinjam meminjam uang tersebut terjadi sebelum Bupati Bima dilantik Tahun 2016 lalu. Saat itu H.Khaerudin mencari orang yang memiliki uang untuk dipinjam.
“Nah, dapatlah salah seorang warga di Desa Panda yang memiliki saudara yang bekerja di sebuah bank di Kota Bima. Dari mereka itu dapat uang Rp.200Juta, kemudian ditambah uang salah seorang pejabat eselon III sebanyak Rp.100Juta, total semuanya sebanyak Rp.300Juta,” ungkap salah seorang sumber tersebut kepada wartawan Koran Stabilitas, yang mewanti-wanti namanya tidak di korankan.
Sumber ini juga mengaku berkali-kali menagih uang itu kepada H.Khaerudin, namun tidak pernah mendapat jawaban pasti, kapan akan dikembalikan, bahkan sumber ini mengakui pernah “menyeletuk” soal uang itu kepada Bupati Bima, namun ditanggapi “senyum” sembari intermeso oleh Bupati perempuan pertama di Propinsi NTB tersebut.
“Saya berkali-kali kasih tau ke Kepala DPKP agar segera mengembalikan uang tersebut kepada pemiliknya. Kepada bupati juga saya pernah kasih tau, tapi ditanggapi “dingin” oleh bupati,” ungkapnya seraya menyebutkan bahwa uang tersebut telah diserahkan oleh pak H.Khaerudin ke Bupati.
Ketika ditanya, dimana uang sebanyak Rp.300Juta itu diserahkan oleh pemilik uang, dan siapa yang menerima uang itu ?. Sumber ini mengaku, bahwa senilai Rp.200Juta diserahkan di sebuah bank di Kota Bima, dan H.Khaerudin sendiri yang datang mengambil uang itu ke Bank tersebut, sementara sisanya Rp.100Juta diserahkan di tempat lain.
“Pokoknya uang Rp.300Juta itu sudah diterima semu oleh H.Khaerudin termasuk Bupati Bima,” tuturnya.
Apakah ada kompensasi secara khusus soal pemberian uang tersebut ?. Sumber ini mengaku tidak ada kompensasi khusus, tapi sebatas pinjaman.”Nah, tapi kalau pinjam dikembalikan dong, jangan biarkan keadaan seperti ini, sehingga merugikan pemilik uang. Apalagi sudah setahun lebih uang tersebut diambil tapi juga mau dikembalikan,” tukasnya.
Diakuinya, ada rencana untuk melaporkan masalah tersebut ke polisi, tapi menunggu waktu, sampai kapan uang tersebut dikembalikan secara baik-baik oleh Kadis PKP.”Yang punya uang Rp.200Juta sebenarnya sudah lama mau melaporkan hal ini ke polisi, tapi masih kita larang dulu. Semoga secepatnya uang tersebut dikembalikan,”harapnya.
Bagaimana tanggapan Kepala Dinas PKP Kabupaten Bima, H.Kharudin,ST,MT terkait adanya keterlibatan dirinya mengenai pinjaman uang Rp.300Juta tersebut ?. Ketika dikonfirmasi wartawan Koran Stabilitas di ruang kerjanya, Rabu (9/8) pagi membantah keras isu tersebut.”Tidak ada saya ambil uang orang itu. Memang siapa yang ngomong bahwa saya mengambil uang Rp.300Juta tersebut. Sebab saya merasa tidak pernah terlibat soal pinjam meminjam uang sebanyak itu,”elaknya.
Ketika ditanya, apakah pernah datang ke sebuah bank untuk mengambil uang senilai Rp.200Juta dari salah seorang pegawai bank ?. Dengan tegas, H.Khaerudin mengakui datang ke bank dimaksud, tapi bukan mengambil uang melainkan menyimpan uang di bank tersebut.”Saya memang ke bank itu tapi datang untuk menyimpan uang, bukan ambil uang dari salah seorang,” jelasnya rinci.
Lantas bagaimana dengan Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti Putri ?. Ketika dikonfirmasi via ponselnya perihal soal pinjaman uang Rp.300Juta tersebut, bupati tidak merespon bahkan tidak membalas SMS wartawan Koran ini. Namun, salah seorang pejabat eselon II, Drs.H.Abdul Wahab saat menelpon wartawan Koran ini secara tegas mengatakan bahwa Bupati Bima tidak tahu menahu soal uang yang dipinjam oleh H.Khaerudin tersebut.
“Saya sudah tanya ke Bupati soal isu pinjaman uang Rp.300Juta tersebut. Secara tegas bupati mengaku tidak tahu sama sekali. Kalaupun benar terjadi hal itu, silahkan tagih ke H.Khaerudin saja, bukan ke bupati,” tegas Wahab berkali-kali.(KS-R01)
BIMA, KS.- Kini, kasus pinjam meminjam uang tersebut, kembali terungkap dan menyeret nama H.Khaerudin,ST, MT (Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kabupaten Bima), juga Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti Putri. Hanya saja, bila sebelumnya kasus ini yang menjadi korban adalah anggota Polri, tapi kini seorang warga Desa Panda juga pegawai sebuah bank, termasuk salah satu pejabat di lingkup Pemkab Bima. Bagaimana cerita sesungguhnya “skandal” kapitalis yang melibatkan oknum Kepala Daerah Kabupaten Bima bersama oknum pejabat eselon dua tersebut.
Berikut pengakuan korban saat mendatangi Kantor Percetakan Koran Stabilitas beberapa hari lalu. Katanya, peristiwa pinjam meminjam uang tersebut terjadi sebelum Bupati Bima dilantik Tahun 2016 lalu. Saat itu H.Khaerudin mencari orang yang memiliki uang untuk dipinjam.
“Nah, dapatlah salah seorang warga di Desa Panda yang memiliki saudara yang bekerja di sebuah bank di Kota Bima. Dari mereka itu dapat uang Rp.200Juta, kemudian ditambah uang salah seorang pejabat eselon III sebanyak Rp.100Juta, total semuanya sebanyak Rp.300Juta,” ungkap salah seorang sumber tersebut kepada wartawan Koran Stabilitas, yang mewanti-wanti namanya tidak di korankan.
Sumber ini juga mengaku berkali-kali menagih uang itu kepada H.Khaerudin, namun tidak pernah mendapat jawaban pasti, kapan akan dikembalikan, bahkan sumber ini mengakui pernah “menyeletuk” soal uang itu kepada Bupati Bima, namun ditanggapi “senyum” sembari intermeso oleh Bupati perempuan pertama di Propinsi NTB tersebut.
“Saya berkali-kali kasih tau ke Kepala DPKP agar segera mengembalikan uang tersebut kepada pemiliknya. Kepada bupati juga saya pernah kasih tau, tapi ditanggapi “dingin” oleh bupati,” ungkapnya seraya menyebutkan bahwa uang tersebut telah diserahkan oleh pak H.Khaerudin ke Bupati.
Ketika ditanya, dimana uang sebanyak Rp.300Juta itu diserahkan oleh pemilik uang, dan siapa yang menerima uang itu ?. Sumber ini mengaku, bahwa senilai Rp.200Juta diserahkan di sebuah bank di Kota Bima, dan H.Khaerudin sendiri yang datang mengambil uang itu ke Bank tersebut, sementara sisanya Rp.100Juta diserahkan di tempat lain.
“Pokoknya uang Rp.300Juta itu sudah diterima semu oleh H.Khaerudin termasuk Bupati Bima,” tuturnya.
Apakah ada kompensasi secara khusus soal pemberian uang tersebut ?. Sumber ini mengaku tidak ada kompensasi khusus, tapi sebatas pinjaman.”Nah, tapi kalau pinjam dikembalikan dong, jangan biarkan keadaan seperti ini, sehingga merugikan pemilik uang. Apalagi sudah setahun lebih uang tersebut diambil tapi juga mau dikembalikan,” tukasnya.
Diakuinya, ada rencana untuk melaporkan masalah tersebut ke polisi, tapi menunggu waktu, sampai kapan uang tersebut dikembalikan secara baik-baik oleh Kadis PKP.”Yang punya uang Rp.200Juta sebenarnya sudah lama mau melaporkan hal ini ke polisi, tapi masih kita larang dulu. Semoga secepatnya uang tersebut dikembalikan,”harapnya.
Bagaimana tanggapan Kepala Dinas PKP Kabupaten Bima, H.Kharudin,ST,MT terkait adanya keterlibatan dirinya mengenai pinjaman uang Rp.300Juta tersebut ?. Ketika dikonfirmasi wartawan Koran Stabilitas di ruang kerjanya, Rabu (9/8) pagi membantah keras isu tersebut.”Tidak ada saya ambil uang orang itu. Memang siapa yang ngomong bahwa saya mengambil uang Rp.300Juta tersebut. Sebab saya merasa tidak pernah terlibat soal pinjam meminjam uang sebanyak itu,”elaknya.
Ketika ditanya, apakah pernah datang ke sebuah bank untuk mengambil uang senilai Rp.200Juta dari salah seorang pegawai bank ?. Dengan tegas, H.Khaerudin mengakui datang ke bank dimaksud, tapi bukan mengambil uang melainkan menyimpan uang di bank tersebut.”Saya memang ke bank itu tapi datang untuk menyimpan uang, bukan ambil uang dari salah seorang,” jelasnya rinci.
Lantas bagaimana dengan Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti Putri ?. Ketika dikonfirmasi via ponselnya perihal soal pinjaman uang Rp.300Juta tersebut, bupati tidak merespon bahkan tidak membalas SMS wartawan Koran ini. Namun, salah seorang pejabat eselon II, Drs.H.Abdul Wahab saat menelpon wartawan Koran ini secara tegas mengatakan bahwa Bupati Bima tidak tahu menahu soal uang yang dipinjam oleh H.Khaerudin tersebut.
“Saya sudah tanya ke Bupati soal isu pinjaman uang Rp.300Juta tersebut. Secara tegas bupati mengaku tidak tahu sama sekali. Kalaupun benar terjadi hal itu, silahkan tagih ke H.Khaerudin saja, bukan ke bupati,” tegas Wahab berkali-kali.(KS-R01)
COMMENTS