Alumni mahasiswa Politeknik Kesehatan Mataram Prodi D- III Keperawan Bima, sejak tahun 2009 sudah diserap di berbagai daerah. Itu artinya, ...
Alumni mahasiswa Politeknik Kesehatan Mataram Prodi D- III Keperawan Bima, sejak tahun 2009 sudah diserap di berbagai daerah. Itu artinya, hasil dari kinerja Lembaga ini, tidak percuma. Bahkan dari data tempat kerja diketahui, penyerapan alumni mahasiswa Prodi D III Keperawatan Bima, tidak hanya diserap di Kota dan Kabupaten Bima, khususnya dan NTB umumnya, tetapi juga di NTT, dan di Jawa serta daerah lainnyadi Indonesia.
Kota Bima, KS.- Menurut Ketua Prodi D-III Keperawatan Bima, Abdul Haris, M.Kes, M.Pd. alumni mahasiswa D-III Keperawatan Bima Poltekes Kemenkes Mataram, asil yang dicapainya alumni mahasiswanya, sudah banyak yang terserap ke mana-mana. Kalau dipersentasikan, maka 80 persennya sudah terserap , baik di RSU maupun di Puskesmas, sementara 20 persennya, mengikuti kuliah lanjutan ke D-IV di Mataram dan Jawa.
Keberhasilan ini, kata dia, merupakan sebuah kebanggaan sekaligus kesyukuran pihak lembaga karena hasil kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas dari para mahasiswa, dosen, khususnya juga Tenaga Administrasi Kampus sekaligus serta motivasi positif dari berbagai pihak. Lalu, kesediaan pihak lembaga (instansi/industri) yang memesan lulusan dari lembaga ini, untuk bekerja di lembaganya.
Melihat kenyataan ini , kata dia, jangan heran jika kemudian, banyak calon mahasiswa baru datang berbondong-bondong mendaftarkan diri di lembaga ini. Sayang sekali di antaranya, tidak dapat diterima, bukan karena mereka kurang cerdas, tapi lantaran kuota memang sudah ditetapkan demikian. “Maka, kami di lembaga ini, menyeleksi melalui dua cara, yakni selain melalui PMDK juga melalui seleksi berupa ujian tertulis”, jelasnya sambil menambahkan bahwa Prodi D-III Keperawatan Bima Poltekes Mataram Kemenkes RI ini dikira Perguruan Tinggi Swasta, padahal kalau mereka perhatikan kata Kemenkes RI, pastilah mereka tidak berujar demikian”.
Belum lagi, kata dia lembaga ini mempunyai apresiasi besar dari pemerintah, khususnya Kemenkes dengan memberikan beasiswa kepada mahasiswanya. Selain karena memang prestasi gemilang juga diberi beasiswa kepada mahasiswa keluarga tidak mampu secara ekonomi.
Pihaknya mengakui, dengan adanya perubahan yang terjadi dalam manajemen Perguruan Tinggi (PT) yang mengarah kepada system korporasi, sangat dimungkinkan membesarnya biaya pengelolaan. Pada gilirannya, mahasiswa akan terkena dampak , yakni dengan adanya kenaikan biaya pendidikan. Itulah sebabnya, pemerintah berusaha untuk memberi beasiswa kepada mahasiswa terutama mahasiswa dari kelompok kurang mampu secara ekonomi.
“Untuk menghindari kemungkinan mahasiswa mengundurkan diri dari proses studi atau terhambat proses belajar, maka langkah strategis yang tepat adalah memberikan bantuan biaya pendidikan, berupa pemberian beasiswa”, sambungnya.
Menjawab pertanyaan terkait dengan jenis bantuan tersebut, Haris menjelaskan bahwa selain berupa biaya SPP selama satu semester, dan biaya hidup, juga biaya untuk membeli buku referensi dalam melancarkan studinya. Bantuan tersebut, langsung diberikan kepada mahasiswa yang bersangkutan.
Lalu persyaratannya? Iya harus ada persyaratan yang harus dipenuhi mahasiswa. Persyaratan tersebut anatara lain, Selain surat keterangan miskin dari Kadus dan Desa atau pejabata yang berwenang, Copy nilai IP untuk mahasiswa Tingkat I, Copy IPK atau KHS untuk mahasiswa Tingkat II (semester III), juga Surat Pernyataan,seperti mengikuti aturan pendidikan dan PMB secara sungguh-sungguh, mahasiswa penerima gakin, bersedia melunasi semua pembiayaan pendidikan sesuai ketentuan, dan bersedia membuat tabungan untuk persiapan biaya pendidikan dan PMB lainnya, di Bank Syariah Mandiri.
Dengan adanya kemauan keras mendaftarkan diri di lembaga ini, apalagi sudah ada apresiasi positif dari pemerintah untuk membantu mahasiswa berupa beasiswa, diharapkan mahasiswa semakin antusias dalam belajar dan gilirannya meraih sukses. “Insya Allah ke depannya, para alumni Prodi D-III Keperawatan Bima, tenaganya diserap di berbagai lembaga”, harapnya dalam mengakhiri wawancara dengan Stabilitas, di Ruang kerjanya (6/9). ***)
Ilustrasi |
Kota Bima, KS.- Menurut Ketua Prodi D-III Keperawatan Bima, Abdul Haris, M.Kes, M.Pd. alumni mahasiswa D-III Keperawatan Bima Poltekes Kemenkes Mataram, asil yang dicapainya alumni mahasiswanya, sudah banyak yang terserap ke mana-mana. Kalau dipersentasikan, maka 80 persennya sudah terserap , baik di RSU maupun di Puskesmas, sementara 20 persennya, mengikuti kuliah lanjutan ke D-IV di Mataram dan Jawa.
Keberhasilan ini, kata dia, merupakan sebuah kebanggaan sekaligus kesyukuran pihak lembaga karena hasil kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas dari para mahasiswa, dosen, khususnya juga Tenaga Administrasi Kampus sekaligus serta motivasi positif dari berbagai pihak. Lalu, kesediaan pihak lembaga (instansi/industri) yang memesan lulusan dari lembaga ini, untuk bekerja di lembaganya.
Melihat kenyataan ini , kata dia, jangan heran jika kemudian, banyak calon mahasiswa baru datang berbondong-bondong mendaftarkan diri di lembaga ini. Sayang sekali di antaranya, tidak dapat diterima, bukan karena mereka kurang cerdas, tapi lantaran kuota memang sudah ditetapkan demikian. “Maka, kami di lembaga ini, menyeleksi melalui dua cara, yakni selain melalui PMDK juga melalui seleksi berupa ujian tertulis”, jelasnya sambil menambahkan bahwa Prodi D-III Keperawatan Bima Poltekes Mataram Kemenkes RI ini dikira Perguruan Tinggi Swasta, padahal kalau mereka perhatikan kata Kemenkes RI, pastilah mereka tidak berujar demikian”.
Belum lagi, kata dia lembaga ini mempunyai apresiasi besar dari pemerintah, khususnya Kemenkes dengan memberikan beasiswa kepada mahasiswanya. Selain karena memang prestasi gemilang juga diberi beasiswa kepada mahasiswa keluarga tidak mampu secara ekonomi.
Pihaknya mengakui, dengan adanya perubahan yang terjadi dalam manajemen Perguruan Tinggi (PT) yang mengarah kepada system korporasi, sangat dimungkinkan membesarnya biaya pengelolaan. Pada gilirannya, mahasiswa akan terkena dampak , yakni dengan adanya kenaikan biaya pendidikan. Itulah sebabnya, pemerintah berusaha untuk memberi beasiswa kepada mahasiswa terutama mahasiswa dari kelompok kurang mampu secara ekonomi.
“Untuk menghindari kemungkinan mahasiswa mengundurkan diri dari proses studi atau terhambat proses belajar, maka langkah strategis yang tepat adalah memberikan bantuan biaya pendidikan, berupa pemberian beasiswa”, sambungnya.
Menjawab pertanyaan terkait dengan jenis bantuan tersebut, Haris menjelaskan bahwa selain berupa biaya SPP selama satu semester, dan biaya hidup, juga biaya untuk membeli buku referensi dalam melancarkan studinya. Bantuan tersebut, langsung diberikan kepada mahasiswa yang bersangkutan.
Lalu persyaratannya? Iya harus ada persyaratan yang harus dipenuhi mahasiswa. Persyaratan tersebut anatara lain, Selain surat keterangan miskin dari Kadus dan Desa atau pejabata yang berwenang, Copy nilai IP untuk mahasiswa Tingkat I, Copy IPK atau KHS untuk mahasiswa Tingkat II (semester III), juga Surat Pernyataan,seperti mengikuti aturan pendidikan dan PMB secara sungguh-sungguh, mahasiswa penerima gakin, bersedia melunasi semua pembiayaan pendidikan sesuai ketentuan, dan bersedia membuat tabungan untuk persiapan biaya pendidikan dan PMB lainnya, di Bank Syariah Mandiri.
Dengan adanya kemauan keras mendaftarkan diri di lembaga ini, apalagi sudah ada apresiasi positif dari pemerintah untuk membantu mahasiswa berupa beasiswa, diharapkan mahasiswa semakin antusias dalam belajar dan gilirannya meraih sukses. “Insya Allah ke depannya, para alumni Prodi D-III Keperawatan Bima, tenaganya diserap di berbagai lembaga”, harapnya dalam mengakhiri wawancara dengan Stabilitas, di Ruang kerjanya (6/9). ***)
COMMENTS