Personil Polri dari Densus 88 terus memburu jaringan teroris di Wilayah Bima-NTB. Alhasil, Senin (28/10) sekitar pukul 09.45 wita terjadi ko...
Personil Polri dari Densus 88 terus memburu jaringan teroris di Wilayah Bima-NTB. Alhasil, Senin (28/10) sekitar pukul 09.45 wita terjadi kontak senjata antara Densus 88 dengan kelompok JAT jaringan Munandar. Tempat Kejadian Perkara (TKP)nya di Gunung Rite Asakota tepatnya di Gunung Mawu Rite perbatasan Kota Bima dengan Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima. Peristiwa adu tembak tersebut menewaskan dua orang terduga teroris bernama Amir alias Dance merupakan DPO Poso dan Yaman, sementara enam orang lainnya masih diamankan di Mapolres Bima Kota, sedangkan Ikbal dan Nandar berhasil melarikan diri saat kontak senjata tersebut.
BIMA, KS.- Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Polisi Setyo Wasisto menjelaskan, penembakan yang dilakukan oleh tim surveillance Densus 88 antiteror saat melakukan tugas penjajakan dan observasi di Daerah Gunung Mawu Rite Desa Talapiti Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat pada tanggal 28 Oktober kemarin, karena didapatkan informasi tentang penampakan ada Orang Tidak Dikenal (OTK) di daerah tersebut (Bima).
“Target penjajakan adalah Amir alias Dance yang merupakan DPO Poso, Iqbal, Nandar dan Yaman, yang merupakan kolompok JAT Bima,” kata Setyo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Selanjutnya kata Setyo, hari ini (Senin kemarin,red) telah terjadi kontak senjata antara densus 88 dengan kelompok JAT di sebuah lereng perbukitan Mawu dengan hasil sementara dua terduga teroris tertembak dan dua target lainya berhasil melarikan diri.
“Di TKP, anggota densus berhasil juga mengamankan satu pucuk senjata yang saat ini masih dalam proses identifikasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, saat tim masih melakukan pengejaran terhadap dua target yang meloloskan diri di hutan tersebut. Terkait hal itu, ada beberapa orang yang diamankan yaitu tersangka yang mana terduga terlibat dalam penembakan terhadap anggota polri yang terjadi di Bima tanggal 11 September lalu.
“Tersangka memiliki keterkaitan dengan Mujahidin Indonesia Timur, pimpinan Santoso alias Abu Wardah dan menerima perintah dari Santoso untuk melakukan aksi terror di Bima,” terangnya.
Hingga berita ini ditulis, pihak Polres bima Kota yang hendak ditemui Rabu pagi kemarin belum berhasil dikonfirmasi, namun sejumlah orang yang telah diamankan sejak kemarin masih dikawal secara ketat oleh jajaran Kepolisian setempat di lantai dua, tepat di ruang Kasat intel Polres Bima Kota.
“Mohon maaf, kita tidak bisa memberikan komentar karena kasus itu ditangani langsung oleh Mabes Polri. Kita juga disini untuk mendekati mereka tidak diperbolehkan,” kata Kasubag Humas Polres Bima Kota, Iptu Suratno,S,Sos kepada sejumlah wartawan Rabu (1/11) siang.(KS-IB02)
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto/Foto: kompas.com |
BIMA, KS.- Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Polisi Setyo Wasisto menjelaskan, penembakan yang dilakukan oleh tim surveillance Densus 88 antiteror saat melakukan tugas penjajakan dan observasi di Daerah Gunung Mawu Rite Desa Talapiti Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat pada tanggal 28 Oktober kemarin, karena didapatkan informasi tentang penampakan ada Orang Tidak Dikenal (OTK) di daerah tersebut (Bima).
“Target penjajakan adalah Amir alias Dance yang merupakan DPO Poso, Iqbal, Nandar dan Yaman, yang merupakan kolompok JAT Bima,” kata Setyo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Selanjutnya kata Setyo, hari ini (Senin kemarin,red) telah terjadi kontak senjata antara densus 88 dengan kelompok JAT di sebuah lereng perbukitan Mawu dengan hasil sementara dua terduga teroris tertembak dan dua target lainya berhasil melarikan diri.
“Di TKP, anggota densus berhasil juga mengamankan satu pucuk senjata yang saat ini masih dalam proses identifikasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, saat tim masih melakukan pengejaran terhadap dua target yang meloloskan diri di hutan tersebut. Terkait hal itu, ada beberapa orang yang diamankan yaitu tersangka yang mana terduga terlibat dalam penembakan terhadap anggota polri yang terjadi di Bima tanggal 11 September lalu.
“Tersangka memiliki keterkaitan dengan Mujahidin Indonesia Timur, pimpinan Santoso alias Abu Wardah dan menerima perintah dari Santoso untuk melakukan aksi terror di Bima,” terangnya.
Hingga berita ini ditulis, pihak Polres bima Kota yang hendak ditemui Rabu pagi kemarin belum berhasil dikonfirmasi, namun sejumlah orang yang telah diamankan sejak kemarin masih dikawal secara ketat oleh jajaran Kepolisian setempat di lantai dua, tepat di ruang Kasat intel Polres Bima Kota.
“Mohon maaf, kita tidak bisa memberikan komentar karena kasus itu ditangani langsung oleh Mabes Polri. Kita juga disini untuk mendekati mereka tidak diperbolehkan,” kata Kasubag Humas Polres Bima Kota, Iptu Suratno,S,Sos kepada sejumlah wartawan Rabu (1/11) siang.(KS-IB02)
COMMENTS