Dua Pekerjaan Rumah (PR) Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kota Bima, akhirnya bisa diselesaikan. Dua Tugas pen...
Dua Pekerjaan Rumah (PR) Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kota Bima, akhirnya bisa diselesaikan. Dua Tugas penting itu yakni Mergen dua SDN di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasana,e Barat dan penuntasan Pekerjaan Gor Mini. Demikian disampaikan Drs. H.Alwi Yasin,M.AP Kepala Dikbudpora kepada Wartawan Selasa (19/12) di Ruang Kerjanya.
KOTA BIMA, KS. - Dikatakanya, sesuai alokasi Anggaran, pekerjaan Gedung Serba Guna (GSG) yang berlokasi depan Instansi tersebut akan rampung akhir Tahun 2017 ini. Bahkan, akan menjadi kado spesial di momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2018 mendatang. Demikian halnya, dengan Mergen SDN 41 dengan SDN 29. "InsaAllah, dua PR itu mampu diselesaikan. Gor mini Desember ini, sedangkan mergen dua SDN akan dilaksanakan Tanggal 2 Januari 2018.," kata H.Alwi.
Keyakinan dalam menyelesaikan tugas dalam kaitan itu tentu memiliki alasan. Ukuranya, pekerjaan gor yang sudah mencapai 90 persen. Sementara, mergen SDN 41 ke SDN 29 sudah mencapai kesepakatan. Termasuk, persetujuan dari Ormas,Toko Masyarakat (Toma), Toko Agama (Toga) dan masyarakat setempat. Pertimbanganya, agar ada SMP di Kelurahan setempat, bukan hanya SDN dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saja."Semua pihak sudah sepakat untuk mergen. Nantinya, gedung SDN 41 akan digunakan SMP 13 guna pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)," ujarnya.
Torehan sebagai wujud pengabdian terbaik untuk Daerah pun diraih lewat keberhasilan dalam memperjuangkan anggaran Pusat. Tahun 2018 mendatang, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang kini sudah alih fungsi menjadi Satuan PFI mendapat alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) s ebesar Rp.1,1 M. Selain itu, juga mendapat Rp.700 Juta dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI untuk Alat Permainan Edukasi (APE) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).”Saya melihat, ini semua diperoleh karena kuatnya perencanaan, kerja keras, perjuangan dan dukungan serta do,a semua pihak yang peduli pada dunia pendidikan,” tuturnya.
Dari sisi mutu, tahun ini SDN 55 Kota Bima sukses meraih Juara I NTB Management untuk pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM). “Di Pulau Sumbawa, tidak ada satupun SMA dan SMK yang meraih juara,” terangnya. (KS-Anh)
Drs. H.Alwi Yasin,M.AP |
KOTA BIMA, KS. - Dikatakanya, sesuai alokasi Anggaran, pekerjaan Gedung Serba Guna (GSG) yang berlokasi depan Instansi tersebut akan rampung akhir Tahun 2017 ini. Bahkan, akan menjadi kado spesial di momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2018 mendatang. Demikian halnya, dengan Mergen SDN 41 dengan SDN 29. "InsaAllah, dua PR itu mampu diselesaikan. Gor mini Desember ini, sedangkan mergen dua SDN akan dilaksanakan Tanggal 2 Januari 2018.," kata H.Alwi.
Keyakinan dalam menyelesaikan tugas dalam kaitan itu tentu memiliki alasan. Ukuranya, pekerjaan gor yang sudah mencapai 90 persen. Sementara, mergen SDN 41 ke SDN 29 sudah mencapai kesepakatan. Termasuk, persetujuan dari Ormas,Toko Masyarakat (Toma), Toko Agama (Toga) dan masyarakat setempat. Pertimbanganya, agar ada SMP di Kelurahan setempat, bukan hanya SDN dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saja."Semua pihak sudah sepakat untuk mergen. Nantinya, gedung SDN 41 akan digunakan SMP 13 guna pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)," ujarnya.
Torehan sebagai wujud pengabdian terbaik untuk Daerah pun diraih lewat keberhasilan dalam memperjuangkan anggaran Pusat. Tahun 2018 mendatang, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang kini sudah alih fungsi menjadi Satuan PFI mendapat alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) s ebesar Rp.1,1 M. Selain itu, juga mendapat Rp.700 Juta dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI untuk Alat Permainan Edukasi (APE) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).”Saya melihat, ini semua diperoleh karena kuatnya perencanaan, kerja keras, perjuangan dan dukungan serta do,a semua pihak yang peduli pada dunia pendidikan,” tuturnya.
Dari sisi mutu, tahun ini SDN 55 Kota Bima sukses meraih Juara I NTB Management untuk pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM). “Di Pulau Sumbawa, tidak ada satupun SMA dan SMK yang meraih juara,” terangnya. (KS-Anh)
COMMENTS