Saat ini, tanaman jagung petani yang terdiri dari tiga dua kelompok, yaitu Kelompok Oi Nggoro dan Kelompok Dewa Bedi yang ada di Wilayah G...
Saat ini, tanaman jagung petani yang terdiri dari tiga dua kelompok, yaitu Kelompok Oi Nggoro dan Kelompok Dewa Bedi yang ada di Wilayah Gunung Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima, sedang berbuah dan berisi. Dalam kondisi itu, rentan dengan serangan Babi hutan, sehingga tidfak sedikit tanaman jagung petani rusak akibat dimakan babi.
KOTA BIMA,KS.- Semangat para petani untuk mensukseskan program pemerintah, saat ini cukup antusias dengan berlomba-lombanya menanam jagung hibrida. Kondisi cuaca musim tanam pertama tahun 2018 sangat bagus. Dengan demikian banyak yang meemprediksikan para petani akan mengalami keuntungan dimusim panen mendatang. Namun dibalik bagusnya curah hujan tahun ini, kendala yang dihadapi para petani adalah serangan babi hutan yang merusak tanaman jagung petani khusunya yang ada di lahan pertanian Jatiwangi.
Menurut sejumnlah petani yang telah puluhan tahun menggarap lahannya, serangan babi hutan tahun ini, merupakan yang terparah selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini. “Ini serangan babi yang paling parah, selama ini. Dan saya baru rasakan tahun ini. Kita tidak bisa tidur sepanjang malam, pahal pagar kita cukup rapat dan kuat.”keluh Ismail Ishaka, minggu kemarin.
Demikian juga yang disampaikan oleh Joni, petani yang menggarap lebih kurang lima hektar lahan jagung ini, mengaku kewalahan menghadapi seranagan bai tahun ini. Menurutnya, serangan babi saat ini cukup merepotkan, padahal pagar dan benteng batu sudah cukup tinggi, namun masih bisa diserangnya. “Sebahagian besar tanaman jagung saya rusak dimakan babi, padahal kita sudah maksimal menjaga dan melindungi tanaman kita, tetapi masih saja bisa lolos,”keluhnya.
Selain penjagaan yang super ketat, pamagaran baik dengan benteng batu, bahkan kawat bronjongpun masih dapat dibobol babi hutan. Sehingga sehingga banyak petani yang pesimis dengan hasil panen tahun ini. Untuk menyelamatkan sebahagian tanaman jagung yang tersisa, dan kebutuhan mendesak para petani, yaitu mengharapkan bantuan pemerintah berupa jaring dan juga plastic hitam.
“Kami sangat mengharapkan bantuan dan dukungan pemerintah untuk menyelamatkan sebahagian tanaman jagung kami. Karena dengan bantuan jarring dan plastic itu, akan mampu menyelamatkan tanaman jagung, sehingga kami dapat menimakti panen nantinya,”harap Joni.
Menurut Joni dengan adanya jarring dan plastic hitam itu, membuat babi dan takut sehingga tidak dapat menjembol pagar dan kawat brojong, sehingga tanaman jagung bisa aman dari gangguan babi hutan, yang saat ini, berkeliaran sepanjang malam. “hebatnya babi di tahun ini, megrim itu sudah menyerang, belum lagi ditengah malam dan sekarang babi sudah beeregerombol sehingga sakali masuk banyak tanaman yang dihabisinya. Untuk itu kami sangat mengharapkan bantuan dari pememrintah untuk dapat menangkal serangan babi hutan,”lanjutnya lagi. (KS-MUL)
Ilustrasi |
KOTA BIMA,KS.- Semangat para petani untuk mensukseskan program pemerintah, saat ini cukup antusias dengan berlomba-lombanya menanam jagung hibrida. Kondisi cuaca musim tanam pertama tahun 2018 sangat bagus. Dengan demikian banyak yang meemprediksikan para petani akan mengalami keuntungan dimusim panen mendatang. Namun dibalik bagusnya curah hujan tahun ini, kendala yang dihadapi para petani adalah serangan babi hutan yang merusak tanaman jagung petani khusunya yang ada di lahan pertanian Jatiwangi.
Menurut sejumnlah petani yang telah puluhan tahun menggarap lahannya, serangan babi hutan tahun ini, merupakan yang terparah selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini. “Ini serangan babi yang paling parah, selama ini. Dan saya baru rasakan tahun ini. Kita tidak bisa tidur sepanjang malam, pahal pagar kita cukup rapat dan kuat.”keluh Ismail Ishaka, minggu kemarin.
Demikian juga yang disampaikan oleh Joni, petani yang menggarap lebih kurang lima hektar lahan jagung ini, mengaku kewalahan menghadapi seranagan bai tahun ini. Menurutnya, serangan babi saat ini cukup merepotkan, padahal pagar dan benteng batu sudah cukup tinggi, namun masih bisa diserangnya. “Sebahagian besar tanaman jagung saya rusak dimakan babi, padahal kita sudah maksimal menjaga dan melindungi tanaman kita, tetapi masih saja bisa lolos,”keluhnya.
Selain penjagaan yang super ketat, pamagaran baik dengan benteng batu, bahkan kawat bronjongpun masih dapat dibobol babi hutan. Sehingga sehingga banyak petani yang pesimis dengan hasil panen tahun ini. Untuk menyelamatkan sebahagian tanaman jagung yang tersisa, dan kebutuhan mendesak para petani, yaitu mengharapkan bantuan pemerintah berupa jaring dan juga plastic hitam.
“Kami sangat mengharapkan bantuan dan dukungan pemerintah untuk menyelamatkan sebahagian tanaman jagung kami. Karena dengan bantuan jarring dan plastic itu, akan mampu menyelamatkan tanaman jagung, sehingga kami dapat menimakti panen nantinya,”harap Joni.
Menurut Joni dengan adanya jarring dan plastic hitam itu, membuat babi dan takut sehingga tidak dapat menjembol pagar dan kawat brojong, sehingga tanaman jagung bisa aman dari gangguan babi hutan, yang saat ini, berkeliaran sepanjang malam. “hebatnya babi di tahun ini, megrim itu sudah menyerang, belum lagi ditengah malam dan sekarang babi sudah beeregerombol sehingga sakali masuk banyak tanaman yang dihabisinya. Untuk itu kami sangat mengharapkan bantuan dari pememrintah untuk dapat menangkal serangan babi hutan,”lanjutnya lagi. (KS-MUL)
COMMENTS