Akhir-akhir ini, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Kabupaten Bima dibawa kendali Dokter H.Ikhsan tengah dalam sorotan public, tidak hanya di ...
Akhir-akhir ini, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Kabupaten Bima dibawa kendali Dokter H.Ikhsan tengah dalam sorotan public, tidak hanya di skala NTB tapi skala Nasional menjadi topic hangat diperbincangkan secara khusus di sejulah TV swasta di Negara RI tercinta ini. Hal itu, akibat kelalaian management BLUD yang tidak memberikan mobil ambulance untuk membawa pulang jenajah seorang bayi dari kalangan keluarga miskin asal Waro Kecamatan Monta Kabupaten Bima.
BIMA, KS.- Kondisi demikian membuat salah seorang Anggota DPRD Kabupaten Bima, Edy Muchlis S,Sos angkat bicara. Ia menuding bahwa BLUD dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi dugaan ajang korupsi uang Negara dengan menggaji sejumlah oknum dokter spesialis bernilai puluhan Juta Rupiah perbulan, belum lagi dengan gaji yang didapat oleh Direktur BLUD sendiri.
“Saya menduga kuat bahwa BLUD tidak lagi menjadi instansi yang melayani kepentingan rakyat secara utuh, tapi dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk mencari uang haram secara bersama-sama,”kata Anggota DPRD utusan Partai Nasdem itu.
Indikasi itu kata mantan Ketua HMI Cabanag Bima itu, lantaran Direktur BLUD sendiri tidak memiliki kemampuan dan nyali untuk bertindak secara tegas kepada oknum pegawai BLUD yang “nakal”. Justru direktur terkesan membiarkan kejahatan uang Negara berlanjut secara terus menerus, sejak ada beberapa oknum pegawai yang menduduki jabatan tertentu di BLUD merupakan “titipan: para penguasa.
“Saya menilai bahwa rusaknya management di BLUD akibat ulah oknum pejabat termasuk sikap mandul Direktur BLUD sendiri yang membiarkan kejahatan terus berlarut, dalam bentuk apapun selama ini di BLUD setempat,” terangnya.
Lanjut Edy, dugaan kejahatan korupsi di BLUD juga melibatkan beberapa oknum pejabat tinggi, dengan nilai pendapatan perbulan yang sangat fantastis. Memang untuk membuktikan dugaan kejahatan berjamaah di BLUD saat ini sedikit mengalami kesulitan, karena banyak pihak terkait yang terlibat, termasuk lemahnya pengawasan dari pihak Inspektorat dalam melakukan pemeriksaan administrasi pengelolaan kekuangan di BLUD sejak instansi itu berotonomi atau mengelola sendiri keuangannya.
“Ketika Inspektorat mengatakan tidak ada temuan. Berarti BLUD aman-aman saja kejahatan yang dilakukan. Artinya, jajaran inspektorat juga harus orang bersih dari noda. Karena indikasi kejahatan di BLUD sejak lama beraroma buruk dan merusak tatanan pemerintah yang notabene bersih dan berwibawa,” paparnya.
Sementaran kejahatan manusia yang dilakukan oleh pihak BLUD banyak indikasinya, terutama soal tidak adanya mobil ambulance untuk membawa pulang jenajah seorang bayi dari keluarga miskin beberapa waktu lalu. Hal itu juga terjadi diduga karena sikap Direktur yang tidak memiliki nyali untuk bersikap tegas kepada pegawai BLUD sesuai tugas masing-masing.
“Sekali lagi saya menilai bahwa Direktur BLUD seorang dokter yang tidak bernyali dan akan merusak tatana pemerintah Kabupaten Bima ke depannya. Solusinya, copot Direktur BLUD atau beberapa oknum pejabat lain di BLULD setempat, agar management BLUD dapat berjalan lancar dan tidak menuai masalah di tengah kehidupan masyarakat,” tegasnya.
Belum lagi soal pengangkatan pegawai sukarela di BLUD yang baru-baru ini heboh. Semuanya terjadi karena di BLUD sendiri ada pejabat “titipan” Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti Putri yaitu Kasubag Umum dan Kepegawaian BLUD, Nuraini.”Saya minta Bupati segera copot Nuraini dari jabatan tersebut, atau bupati sengaja memelihara oknum pejabat demikian,” tegasnya.
Direktur BLUD, Dokter H.Ikhsan yang hendak dikonfirmasi belum berhasil ditemui beberapa hari terakhir ini. Ketika ditemui di Kantornya di pagi hari, tidak berada dit empat.”Bapak belum datang, silahkan datang siang nanti,” kata sejumah pegawai BLUD ketika wartawan Koran ini hendak melakukan konfirmasi hari Kamis dan Jum’at kemarin.(KS-Sub)
Anggota DPRD Kabupaten Bima, Edy Muchlis S,Sos |
BIMA, KS.- Kondisi demikian membuat salah seorang Anggota DPRD Kabupaten Bima, Edy Muchlis S,Sos angkat bicara. Ia menuding bahwa BLUD dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi dugaan ajang korupsi uang Negara dengan menggaji sejumlah oknum dokter spesialis bernilai puluhan Juta Rupiah perbulan, belum lagi dengan gaji yang didapat oleh Direktur BLUD sendiri.
“Saya menduga kuat bahwa BLUD tidak lagi menjadi instansi yang melayani kepentingan rakyat secara utuh, tapi dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk mencari uang haram secara bersama-sama,”kata Anggota DPRD utusan Partai Nasdem itu.
Indikasi itu kata mantan Ketua HMI Cabanag Bima itu, lantaran Direktur BLUD sendiri tidak memiliki kemampuan dan nyali untuk bertindak secara tegas kepada oknum pegawai BLUD yang “nakal”. Justru direktur terkesan membiarkan kejahatan uang Negara berlanjut secara terus menerus, sejak ada beberapa oknum pegawai yang menduduki jabatan tertentu di BLUD merupakan “titipan: para penguasa.
“Saya menilai bahwa rusaknya management di BLUD akibat ulah oknum pejabat termasuk sikap mandul Direktur BLUD sendiri yang membiarkan kejahatan terus berlarut, dalam bentuk apapun selama ini di BLUD setempat,” terangnya.
Lanjut Edy, dugaan kejahatan korupsi di BLUD juga melibatkan beberapa oknum pejabat tinggi, dengan nilai pendapatan perbulan yang sangat fantastis. Memang untuk membuktikan dugaan kejahatan berjamaah di BLUD saat ini sedikit mengalami kesulitan, karena banyak pihak terkait yang terlibat, termasuk lemahnya pengawasan dari pihak Inspektorat dalam melakukan pemeriksaan administrasi pengelolaan kekuangan di BLUD sejak instansi itu berotonomi atau mengelola sendiri keuangannya.
“Ketika Inspektorat mengatakan tidak ada temuan. Berarti BLUD aman-aman saja kejahatan yang dilakukan. Artinya, jajaran inspektorat juga harus orang bersih dari noda. Karena indikasi kejahatan di BLUD sejak lama beraroma buruk dan merusak tatanan pemerintah yang notabene bersih dan berwibawa,” paparnya.
Sementaran kejahatan manusia yang dilakukan oleh pihak BLUD banyak indikasinya, terutama soal tidak adanya mobil ambulance untuk membawa pulang jenajah seorang bayi dari keluarga miskin beberapa waktu lalu. Hal itu juga terjadi diduga karena sikap Direktur yang tidak memiliki nyali untuk bersikap tegas kepada pegawai BLUD sesuai tugas masing-masing.
“Sekali lagi saya menilai bahwa Direktur BLUD seorang dokter yang tidak bernyali dan akan merusak tatana pemerintah Kabupaten Bima ke depannya. Solusinya, copot Direktur BLUD atau beberapa oknum pejabat lain di BLULD setempat, agar management BLUD dapat berjalan lancar dan tidak menuai masalah di tengah kehidupan masyarakat,” tegasnya.
Belum lagi soal pengangkatan pegawai sukarela di BLUD yang baru-baru ini heboh. Semuanya terjadi karena di BLUD sendiri ada pejabat “titipan” Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti Putri yaitu Kasubag Umum dan Kepegawaian BLUD, Nuraini.”Saya minta Bupati segera copot Nuraini dari jabatan tersebut, atau bupati sengaja memelihara oknum pejabat demikian,” tegasnya.
Direktur BLUD, Dokter H.Ikhsan yang hendak dikonfirmasi belum berhasil ditemui beberapa hari terakhir ini. Ketika ditemui di Kantornya di pagi hari, tidak berada dit empat.”Bapak belum datang, silahkan datang siang nanti,” kata sejumah pegawai BLUD ketika wartawan Koran ini hendak melakukan konfirmasi hari Kamis dan Jum’at kemarin.(KS-Sub)
COMMENTS