Tingginya curah hujan ditahun 2018 ini, dan banyaknya gunung yang gundul akibat aktifitas petani yang berlomba-lomba menanam jagung, membuat...
Tingginya curah hujan ditahun 2018 ini, dan banyaknya gunung yang gundul akibat aktifitas petani yang berlomba-lomba menanam jagung, membuat sejumlah wilayah di Kota, Kabupaten Bima dan Dompu dilanda banjir bandang. Dengan demikian, pada acara panen raya padi di Dusun Tolonggeru Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima, Rabu siang kemarin bersama Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti Putri, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bima, Drs HM Taufik HAk, mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk berhati-hati.
BIMA,KS.- Kekuatiran akan terjadinya musibah banjir bandang, selalu menghantuai siapa saja apabila memasuki puncak musim hujan. Demikian juga Pememrintah Kabupaten Bima, kekuyatioaran itu, disampaikan oleh Sekda Kabupaten Bima, ketika memberikan sambutan mewakili Bupayi Bima pada acara panen Raya Padi Di Desa Tolonggeru Kecamatan Madapangga Rabu kemarin.
Sekda mengingatkan kepada masyarakat khusunya yang tinggal dibantara sungai, agar berhati-hati dengan datangnya banjir bandang. Karena beberapa tahun terakhir bahkan tahun ini, banyak warga disejumlsah daerah yang menjadi Korban bencana banjir.
“Pememrintah Kabupaten Bima, telah banyak berusaha dan berupaya untuk mengeleminir bahaya banjir, dengan berbagai program pembangunan, seperti pe3nggerukan dan pelebaran sejumlah sungai. Namun banjir tetap saja melanda wilayah kita. Untuk itu saya minta kepada masyarakat khususnya yang tinggal bantaran sungai agar terus waspada dan hati-hati. Apabila datang banjir segera mengungsi untuk menghindari korban jiwa,”ingatnya.
Ia mengakui, bencana banjir, tidak terlepas dari ulah manusia yang secara serampangan telah merusak hutan dengan melakukan pembabatan liar. Daqn di Kabupaten Bima, ditahun ini, telah banyak terjadinya kerusak hutan akibat aktivitas perladangan masyarakat yang berlomba-lomba menanam jagung.
“Penanaman jagung, memang p[rogram pemerintah, tetapi hjarus disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada. Pemerintah tidak melarang masyarakat berladang, tetapi jangan menebang pohong secara total, karena akan menimbulkan bencana banjir,”ingatnya.
Ia meminta kepada warga mamsyarakat khusunya peatani jagung yang menggarap lahan diatas gunung, untuk memperhatikan lingkungan dan kelestarian hutan. Ditahun berikutnya,diharapkan agar tidak terjadi lagi pembukaan lahan baru yang akan merusak hutan. “Saya berharap agar tahun depan, masyarakat tidak lagi menebang hutan dan kayu-kayu besar. Bukan berarti pemerintah melarang masyarakat bertani. Tetapi petani juga harus memikirkan masa depan anak-cucu kita kedepannya,”pungkasnya. .
Drs HM Taufik HAK |
BIMA,KS.- Kekuatiran akan terjadinya musibah banjir bandang, selalu menghantuai siapa saja apabila memasuki puncak musim hujan. Demikian juga Pememrintah Kabupaten Bima, kekuyatioaran itu, disampaikan oleh Sekda Kabupaten Bima, ketika memberikan sambutan mewakili Bupayi Bima pada acara panen Raya Padi Di Desa Tolonggeru Kecamatan Madapangga Rabu kemarin.
Sekda mengingatkan kepada masyarakat khusunya yang tinggal dibantara sungai, agar berhati-hati dengan datangnya banjir bandang. Karena beberapa tahun terakhir bahkan tahun ini, banyak warga disejumlsah daerah yang menjadi Korban bencana banjir.
“Pememrintah Kabupaten Bima, telah banyak berusaha dan berupaya untuk mengeleminir bahaya banjir, dengan berbagai program pembangunan, seperti pe3nggerukan dan pelebaran sejumlah sungai. Namun banjir tetap saja melanda wilayah kita. Untuk itu saya minta kepada masyarakat khususnya yang tinggal bantaran sungai agar terus waspada dan hati-hati. Apabila datang banjir segera mengungsi untuk menghindari korban jiwa,”ingatnya.
Ia mengakui, bencana banjir, tidak terlepas dari ulah manusia yang secara serampangan telah merusak hutan dengan melakukan pembabatan liar. Daqn di Kabupaten Bima, ditahun ini, telah banyak terjadinya kerusak hutan akibat aktivitas perladangan masyarakat yang berlomba-lomba menanam jagung.
“Penanaman jagung, memang p[rogram pemerintah, tetapi hjarus disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada. Pemerintah tidak melarang masyarakat berladang, tetapi jangan menebang pohong secara total, karena akan menimbulkan bencana banjir,”ingatnya.
Ia meminta kepada warga mamsyarakat khusunya peatani jagung yang menggarap lahan diatas gunung, untuk memperhatikan lingkungan dan kelestarian hutan. Ditahun berikutnya,diharapkan agar tidak terjadi lagi pembukaan lahan baru yang akan merusak hutan. “Saya berharap agar tahun depan, masyarakat tidak lagi menebang hutan dan kayu-kayu besar. Bukan berarti pemerintah melarang masyarakat bertani. Tetapi petani juga harus memikirkan masa depan anak-cucu kita kedepannya,”pungkasnya. .
COMMENTS