Anggota DPR RI yang juga kader Muhammadiyah, H. M. Syafrudin, ST, MM, menegaskan pentingnya kader Muhammadiyah memperkuat solidaritas kebang...
Anggota DPR RI yang juga kader Muhammadiyah, H. M. Syafrudin, ST, MM, menegaskan pentingnya kader Muhammadiyah memperkuat solidaritas kebangsaan. Hal ini menurutnya penting untuk terus ditekankan mengingat Muhammadiyah merupakan ormas yang memiliki peranan penting selaku agen pemersatu bangsa. Karena itu, diharapkan agar Muhammadyah memberikan dukungan penuh untuk sosok H.Syafrudin,ST,MM saat pileg 2019 mendatang untuk kursi DPR RI.
BIMA, KS.- Hal ini ditekankan H. M. Syafrudin kepada wartawan usai menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sumbawa, beberapa waktu lalu.
Bagi Syafrudin, Muhammadiyah dan para kadernya merupakan keluarga besarnya. Karena itulah, bertemu dengan para anggota dan pengurus Muhammadiyah di Sumbawa, bagi Syafrudin terasa seperti kembali ke rumah yang membesarkannya.
Syafrudin memang tumbuh dan besar di bawah lingkungan dan institusi Muhammadiyah. Ia menimba ilmu di institusi pendidikan Muhammadiyah. Hingga akhirnya, ia menjadi salah satu kader Muhammadiyah yang selama dua Pemilu sukses mempertahankan mandat sebagai anggota DPR RI Dapil NTB.
“Tentunya ini semua berkat Muhammadiyah dan saya bersyukur tumbuh bersama keluarga besar Muhammadiyah. Makanya ketika bertemu dengan para kader Muhammadiyah seperti ini, saya merasa seperti kembali ke rumah dan keluarga sendiri,” ujar Syafrudin.
Syafrudin menambahkan, selain menghadiri sosialisasi empat pilar MPR RI, ia juga menyalurkan bantuan kepada salah satu amal usaha Muhammadiyah di Kabupaten Sumbawa. Ia pun berpesan kepada seluruh kader dan pengurus Muhammadiyah di Sumbawa untuk terus memperkuat solidaritas dengan semua elemen bangsa.
Menurutnya, Muhammadiyah sebagai sebuah ormas besar, bisa memberikan kontribusi yang semakin nyata jika bisa mengambil andil dalam menjaga keutuhan bangsa. Terlebih, di era teknologi informasi, yang dipenuhi konten-konten digital yang isinya bisa mengarah pada perpecahan dan konflik.
“Saya yakin dan berharap, para kader Muhammadiyah tentu akan menjadi agen pemersatu bangsa. Kita jangan mudah tersulut oleh berbagai isu yang saat ini memang mudah membuat kita bersilang pendapat,” tegasnya.
Ketua PDM Kabupaten Sumbawa, H. Faisal Salim, S.Ag, menjelaskan, kegiatan sosialisasi empat pilar tersebut digelar untuk memperkuat kembali pemahaman tentang empat pilar MPR RI di tengah masyarakat. Kegiatan yang digelar di Panti Asuhan Muhammadiyah ini juga mendapatkan sambutan antusias dari sekitar 150 keluarga besar Muhammadiyah di Sumbawa.
“Selama ini kita masih terkungkung oleh pemahaman masa lalu tentang empat pilar itu. Dengan adanya sosialisasi ini, tentu pemahaman itu dipertajam kembali,” ujarnya.
Ia menilai, sosialisasi empat pilar penting untuk terus dilakukan guna memperkuat pemahaman dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
Menurut Faisal, sosialisasi semacam ini juga turut memperkaya materi sosialisasi yang disampaikan. Ia mengutarakan, salah satu masukan dari peserta adalah terkait mengapa proklamasi tidak ditambahkan dalam empat pilar MPR RI. Seperti diketahui, proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 telah menjadi landasan awal kemerdekaan Indonesia.
Berbekal proklamasi pula, bangsa Indonesia bisa memulai kehidupan baru sebagai sebuah entitas negara yang berdaulat di berbagai bidang. Karena itulah, peserta merasa semangat proklamasi ini juga perlu dimasukkan dalam pilar MPR RI tersebut.
“Karena proklamasi ini juga dianggap sebagai empat pilar. Ada juga aspirasi yang disampaikan terkait tupoksi beliau sebagai anggota DPR RI Dapil NTB. Jadi peserta sangat proaktif,” ujarnya.(KS-Raf)
H. M. Syafrudin, ST, MM |
BIMA, KS.- Hal ini ditekankan H. M. Syafrudin kepada wartawan usai menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sumbawa, beberapa waktu lalu.
Bagi Syafrudin, Muhammadiyah dan para kadernya merupakan keluarga besarnya. Karena itulah, bertemu dengan para anggota dan pengurus Muhammadiyah di Sumbawa, bagi Syafrudin terasa seperti kembali ke rumah yang membesarkannya.
Syafrudin memang tumbuh dan besar di bawah lingkungan dan institusi Muhammadiyah. Ia menimba ilmu di institusi pendidikan Muhammadiyah. Hingga akhirnya, ia menjadi salah satu kader Muhammadiyah yang selama dua Pemilu sukses mempertahankan mandat sebagai anggota DPR RI Dapil NTB.
“Tentunya ini semua berkat Muhammadiyah dan saya bersyukur tumbuh bersama keluarga besar Muhammadiyah. Makanya ketika bertemu dengan para kader Muhammadiyah seperti ini, saya merasa seperti kembali ke rumah dan keluarga sendiri,” ujar Syafrudin.
Syafrudin menambahkan, selain menghadiri sosialisasi empat pilar MPR RI, ia juga menyalurkan bantuan kepada salah satu amal usaha Muhammadiyah di Kabupaten Sumbawa. Ia pun berpesan kepada seluruh kader dan pengurus Muhammadiyah di Sumbawa untuk terus memperkuat solidaritas dengan semua elemen bangsa.
Menurutnya, Muhammadiyah sebagai sebuah ormas besar, bisa memberikan kontribusi yang semakin nyata jika bisa mengambil andil dalam menjaga keutuhan bangsa. Terlebih, di era teknologi informasi, yang dipenuhi konten-konten digital yang isinya bisa mengarah pada perpecahan dan konflik.
“Saya yakin dan berharap, para kader Muhammadiyah tentu akan menjadi agen pemersatu bangsa. Kita jangan mudah tersulut oleh berbagai isu yang saat ini memang mudah membuat kita bersilang pendapat,” tegasnya.
Ketua PDM Kabupaten Sumbawa, H. Faisal Salim, S.Ag, menjelaskan, kegiatan sosialisasi empat pilar tersebut digelar untuk memperkuat kembali pemahaman tentang empat pilar MPR RI di tengah masyarakat. Kegiatan yang digelar di Panti Asuhan Muhammadiyah ini juga mendapatkan sambutan antusias dari sekitar 150 keluarga besar Muhammadiyah di Sumbawa.
“Selama ini kita masih terkungkung oleh pemahaman masa lalu tentang empat pilar itu. Dengan adanya sosialisasi ini, tentu pemahaman itu dipertajam kembali,” ujarnya.
Ia menilai, sosialisasi empat pilar penting untuk terus dilakukan guna memperkuat pemahaman dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
Menurut Faisal, sosialisasi semacam ini juga turut memperkaya materi sosialisasi yang disampaikan. Ia mengutarakan, salah satu masukan dari peserta adalah terkait mengapa proklamasi tidak ditambahkan dalam empat pilar MPR RI. Seperti diketahui, proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 telah menjadi landasan awal kemerdekaan Indonesia.
Berbekal proklamasi pula, bangsa Indonesia bisa memulai kehidupan baru sebagai sebuah entitas negara yang berdaulat di berbagai bidang. Karena itulah, peserta merasa semangat proklamasi ini juga perlu dimasukkan dalam pilar MPR RI tersebut.
“Karena proklamasi ini juga dianggap sebagai empat pilar. Ada juga aspirasi yang disampaikan terkait tupoksi beliau sebagai anggota DPR RI Dapil NTB. Jadi peserta sangat proaktif,” ujarnya.(KS-Raf)
COMMENTS