Seorang remaja SMP kelas 1, Jami'un (14) tahun asal Dusun Marampa, Desa Saneo, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu NTB ditemukan tewas terga...
Seorang remaja SMP kelas 1, Jami'un (14) tahun asal Dusun Marampa, Desa Saneo, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu NTB ditemukan tewas tergantung di sebuah rumah kosong pada Sabtu (12/05/2018) kemarin sekitar pukul 06.12 Wita.
DOMPU, KS - Kematian remaja ini menjadi misteri pada warga setempat, pasalnya sat ditemukan, korban dalam kondisi setengah duduk dengan lehet terikat oleh talin nilon. Dengan kondisi tersebut, warga menduga korban tidak murni gantung diri.
Korban pertama kali ditemukan oleh ibunya Lau, saat itu ibu korban hendak mengambil terpal dirumah kosong yang dijadikan korban untuk menggantung diri. Begitu melihatnya anak, ibu korban langsung teriak histeris yang mengundang warga untuk melihat korban.
"Kami kaget melihat korban yang masih SMP ini. Padahal kemarin dia masih bermain dengan teman-temanya," ungkap salah seorang Warga, Jufrin pada media ini.
Warga mencurigai korban mati secara tidak wajar, dan berharap korban dilakukan visum untuk mengetahui motif mininggalnya korban. Hal ini pun, disetujui oleh pihak Polisi yang turut mengevakuasi korban. Sayangnya, keinginan warga dan polisi ditolak oleh korban.
"Kami sudah mencoba membujuk orang tua korban agar korban divisum, namun ditolak. Kami juga tidak mau paksa," ungkap Kapolsek Woja, Iptu Rusdin.
Hingga kini, kematian Jami'un masih misteri dimata masyarakat. Meski begitu, keluarga besar korban telah mengikhlaskan kematian korban. (KS-RUL)
Ilustrasi |
DOMPU, KS - Kematian remaja ini menjadi misteri pada warga setempat, pasalnya sat ditemukan, korban dalam kondisi setengah duduk dengan lehet terikat oleh talin nilon. Dengan kondisi tersebut, warga menduga korban tidak murni gantung diri.
Korban pertama kali ditemukan oleh ibunya Lau, saat itu ibu korban hendak mengambil terpal dirumah kosong yang dijadikan korban untuk menggantung diri. Begitu melihatnya anak, ibu korban langsung teriak histeris yang mengundang warga untuk melihat korban.
"Kami kaget melihat korban yang masih SMP ini. Padahal kemarin dia masih bermain dengan teman-temanya," ungkap salah seorang Warga, Jufrin pada media ini.
Warga mencurigai korban mati secara tidak wajar, dan berharap korban dilakukan visum untuk mengetahui motif mininggalnya korban. Hal ini pun, disetujui oleh pihak Polisi yang turut mengevakuasi korban. Sayangnya, keinginan warga dan polisi ditolak oleh korban.
"Kami sudah mencoba membujuk orang tua korban agar korban divisum, namun ditolak. Kami juga tidak mau paksa," ungkap Kapolsek Woja, Iptu Rusdin.
Hingga kini, kematian Jami'un masih misteri dimata masyarakat. Meski begitu, keluarga besar korban telah mengikhlaskan kematian korban. (KS-RUL)
COMMENTS