Salah seorang bapak dari mahasiswa Universitas Mataram, Kamis kemarin (31/5/2018) mengaku kecewa dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)...
Salah seorang bapak dari mahasiswa Universitas Mataram, Kamis kemarin (31/5/2018) mengaku kecewa dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Dompu.
DOMPU,KS - Kekecewaan tersebut berawal pada saat yang bersangkutan mencoba berkoordinasi dengan pihak RSUD dalam hal ini bidang pengembangan rumah sakit setempat, mengenai adanya permintaan kunjungan wawancara dan permintaan data di RSUD setempat yang sebelumnya diajukan oleh anaknya selaku mahasiswa di kampus Universitas Mataram Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam rangka menyelesaikan tugas Mata Kuliah Akutansi Sektor Publik I.
"Saat saya kerumah sakit (RSUD Dompu,Red) untuk menanyakan kaitan surat yang diajukan oleh anak saya (mahasiswa universitas mataram). Tapi saat kesana, malah pihak RSUD Dompu (bidang pengembangan,Red) langsung meminta saya untuk membayar terlebih dahulu biaya sebesar Rp 120ribu agar bisa mendapatkan sesuai dengan permintaan yang tertera dalam surat tersebut," ungkap Arif, warga Kabupaten Dompu saat memberikan informasi kepada wartawan ini melalui telepon genggam (HP).
Arif menyebut, permintaan tarif tersebut disaksikan secara langsung oleh Kepala Bidang (Kabis Pengembangan RSUD Dompu,Red)."Saya kaget ko belum apa-apa sudah minta saya untuk membayar biaya itu. Padahal apa yang dibutuhkan oleh anak saya belum saya dapatkan," bebernya.
Menurut Arif, seharusnya niat ananknya selaku mahasiswa Univesitas Mataram yang ingin melakukan kunjungan wawancara dan memperoleh data Transaksi dan Laporan Keuangan Rumah Sakit (RSUD) Dompu selama 1 Tahun tidak dipersulit. Apalagi kata dia, surat permintaan tersebut bukan dibuat oleh anaknya, melainkan surat resmi yang dikirim langsung oleh Lembaga Kampus Universitas Mataram."Setahu saya surat itu sudah di disposisi oleh Direktur RSUD. Tapi ko malah dipersulit dengan menyuruh untuk membayar biaya Rp 120 ribu," heranya.
Seharusnya kata dia, pihak RSUD Dompu harus membantu, bukan malah dipersulit (dibebankan,Red) dengan biaya sebagaimana yang diminta oleh pihak RSUD setempat."Anak saya adalah putri daerah, jadi layak dibantu. Bukan malah dipersulit," katanya.
Diakui Arif, karena dimintai membayar biaya tersebut dirinya langsung memilih untuk meninggalkan RSUD Dompu dan anaknya tidak jadi melanjutkan niatnya untuk kunjungan wawancara dan permintaan data keungan yang dibutuhkan.
"Anak saya sudah berkoordinasi dengan Dosennya dan memberitahukan bahwa pihak RSUD Dompu meminta biaya untuk bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan tersebut. Akhirnya Dosenya pun mengaku kaget dan mengatakan tidak usah dilanjutkan permintaan data itu," ungkap arief mengutip perkataan anaknya.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dompu Dr Syarief, membenarkan adanya surat permintaan kunjungan wawancara dan memperoleh data transaksi dan laporan keuangan yang diajukan oleh salah seorang mahasiswa Universitas Mataram."Iya surat itu memang ada" ujar Syarief, saat diwawancarai wartawan ini di kantornya (RSUD Dompu), Sabtu (2/6/2018).
Disinggung mengenai permintaan biaya oleh jajarnya (bidang pengembangan RSUD Dompu)..! kata Syarief, itu sudah menjadi aturan dan ketentuan yang ada sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Bupati (Perbup) Tahun 2013 Tentang penetapan besarnya tarif jasa pelayanan dan saranan atas tarif pelayanan diklat RSUD Dompu."Besarnya tarif yang diminta itu sudah sesuai mekanisme dan aturan yang ada. Jadi tidak salah ketika yang bersangkutan harus membayar biaya tersebut," jelasnya.
Dikatakan Syarif, kalau memang mahasiswa yang bersangkutan tidak mau membayar itu urusanya. Sebab kata dia, pihaknya tetap mengacu pada aturan yang ada."Kalau memang tidak mau membayar. Ya sudah, itu urusan dia dan kami juga tidak memaksa," tegasnya.
Ditanya kenapa harus terlebih dahulu meminta biaya tanpa memberikan dulu yang dibutuhkan oleh seorang mahasiswa tersebut...! Syarief menegaskan, itu sudah menjadi aturan yang ada.
"Intinya gini, saya tanya kepada anda wartawan. Kalau kita ingin keluar daerah dengan menaiki kendaraan angkutan umum (BUS), apa kita bayar belakangan setelah sampai di tempat tujuan atau bayar di muka. Bayar dulu-kan. Nah, ibarat seperti itulah," Tandasnya.(KS-RUL)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Dompu |
DOMPU,KS - Kekecewaan tersebut berawal pada saat yang bersangkutan mencoba berkoordinasi dengan pihak RSUD dalam hal ini bidang pengembangan rumah sakit setempat, mengenai adanya permintaan kunjungan wawancara dan permintaan data di RSUD setempat yang sebelumnya diajukan oleh anaknya selaku mahasiswa di kampus Universitas Mataram Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam rangka menyelesaikan tugas Mata Kuliah Akutansi Sektor Publik I.
"Saat saya kerumah sakit (RSUD Dompu,Red) untuk menanyakan kaitan surat yang diajukan oleh anak saya (mahasiswa universitas mataram). Tapi saat kesana, malah pihak RSUD Dompu (bidang pengembangan,Red) langsung meminta saya untuk membayar terlebih dahulu biaya sebesar Rp 120ribu agar bisa mendapatkan sesuai dengan permintaan yang tertera dalam surat tersebut," ungkap Arif, warga Kabupaten Dompu saat memberikan informasi kepada wartawan ini melalui telepon genggam (HP).
Arif menyebut, permintaan tarif tersebut disaksikan secara langsung oleh Kepala Bidang (Kabis Pengembangan RSUD Dompu,Red)."Saya kaget ko belum apa-apa sudah minta saya untuk membayar biaya itu. Padahal apa yang dibutuhkan oleh anak saya belum saya dapatkan," bebernya.
Menurut Arif, seharusnya niat ananknya selaku mahasiswa Univesitas Mataram yang ingin melakukan kunjungan wawancara dan memperoleh data Transaksi dan Laporan Keuangan Rumah Sakit (RSUD) Dompu selama 1 Tahun tidak dipersulit. Apalagi kata dia, surat permintaan tersebut bukan dibuat oleh anaknya, melainkan surat resmi yang dikirim langsung oleh Lembaga Kampus Universitas Mataram."Setahu saya surat itu sudah di disposisi oleh Direktur RSUD. Tapi ko malah dipersulit dengan menyuruh untuk membayar biaya Rp 120 ribu," heranya.
Seharusnya kata dia, pihak RSUD Dompu harus membantu, bukan malah dipersulit (dibebankan,Red) dengan biaya sebagaimana yang diminta oleh pihak RSUD setempat."Anak saya adalah putri daerah, jadi layak dibantu. Bukan malah dipersulit," katanya.
Diakui Arif, karena dimintai membayar biaya tersebut dirinya langsung memilih untuk meninggalkan RSUD Dompu dan anaknya tidak jadi melanjutkan niatnya untuk kunjungan wawancara dan permintaan data keungan yang dibutuhkan.
"Anak saya sudah berkoordinasi dengan Dosennya dan memberitahukan bahwa pihak RSUD Dompu meminta biaya untuk bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan tersebut. Akhirnya Dosenya pun mengaku kaget dan mengatakan tidak usah dilanjutkan permintaan data itu," ungkap arief mengutip perkataan anaknya.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dompu Dr Syarief, membenarkan adanya surat permintaan kunjungan wawancara dan memperoleh data transaksi dan laporan keuangan yang diajukan oleh salah seorang mahasiswa Universitas Mataram."Iya surat itu memang ada" ujar Syarief, saat diwawancarai wartawan ini di kantornya (RSUD Dompu), Sabtu (2/6/2018).
Disinggung mengenai permintaan biaya oleh jajarnya (bidang pengembangan RSUD Dompu)..! kata Syarief, itu sudah menjadi aturan dan ketentuan yang ada sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Bupati (Perbup) Tahun 2013 Tentang penetapan besarnya tarif jasa pelayanan dan saranan atas tarif pelayanan diklat RSUD Dompu."Besarnya tarif yang diminta itu sudah sesuai mekanisme dan aturan yang ada. Jadi tidak salah ketika yang bersangkutan harus membayar biaya tersebut," jelasnya.
Dikatakan Syarif, kalau memang mahasiswa yang bersangkutan tidak mau membayar itu urusanya. Sebab kata dia, pihaknya tetap mengacu pada aturan yang ada."Kalau memang tidak mau membayar. Ya sudah, itu urusan dia dan kami juga tidak memaksa," tegasnya.
Ditanya kenapa harus terlebih dahulu meminta biaya tanpa memberikan dulu yang dibutuhkan oleh seorang mahasiswa tersebut...! Syarief menegaskan, itu sudah menjadi aturan yang ada.
"Intinya gini, saya tanya kepada anda wartawan. Kalau kita ingin keluar daerah dengan menaiki kendaraan angkutan umum (BUS), apa kita bayar belakangan setelah sampai di tempat tujuan atau bayar di muka. Bayar dulu-kan. Nah, ibarat seperti itulah," Tandasnya.(KS-RUL)
COMMENTS