Kemampuan literasi dan numerasi siswa kelas awal salah satunya ditentukan oleh kemampuan guru dalam membawakan proses pembelajaran di kelas....
Kemampuan literasi dan numerasi siswa kelas awal salah satunya ditentukan oleh kemampuan guru dalam membawakan proses pembelajaran di kelas. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas, tenaga pendidik perlu memahami betul kriteria, kemampuan, dan tantangan yang dimiliki dan dihadapi peserta belajar. Guna memahaminya, guru harus melakukan asesmen baik terhadap skenario pembelajaran di kelas, proses pembelajaran itu sendiri, maupun hasil belajar siswa, untuk menentukan metode pembelajaran dan materi yang tepat sasaran
DOMPU,KS.- Untuk mendorong para tenaga pendidik, Pemerintah Kabupaten Dompu bekerja sama dengan Program Kemitraan Pemerintah Australia dan Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Program tersebut adalah ‘Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia’ (INOVASI). Bersama dengan INOVASI, Pemerintah Kabupaten Dompu meningkatkan kapasitas guru melalui rangkaian lokakarya program rintisan Guru BAIK untuk mendorong guru mejadi lebih BAIK – Baik, Aspiratif, Inklusif, dan Kontekstual.
Rangkaian lokakarya terdiri dari lima komponen dimana tiga komponen pertama yaitu; identifikasi masalah, analisis kesulitan belajar, dan pengembangan gagasan solusi pembelajaran, sudah dilakukan pada bulan Agustus lalu di Kecamatan Pajo.
Untuk mengkhatamkan keseluruhan komponen, sebanyak 32 guru sekolah dasar di Kecamatan Pajo mengikuti lokakarya terakhir yang dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 September 2018 yang meliputi komponen empat; yaitu komponen pengembangan asesmen pembelajaran dan komponen lima yaitu analisis dan refleksi proses dan hasil. Kegiatan yang digelar di SDN 11 Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu.
“Lokakarya ini difasilitasi oleh fasilitator daerah (Fasda) yang sudah diseleksi dan dilatih oleh pihak INOVASI. Melalui lokakarya ini, para peserta berlatih mengenali dan memahami pentingnya asesmen untuk mencermati perkembangan, kebutuhan, dan tantangan yang dihadapi siswa. Asesmen merupakan kunci dalam menyusun skenario pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan tepat sasaran,” ungkap salah seeorang Fasda Inovasi Dompu, Syaiful, pada wartawan ini.
Dikatakannya, dalam praktiknya, peserta dibagi ke dalam lima kelompok dan membahas studi kasus untuk menggali perbedaan antara guru yang melakukan asesmen dan tidak melakukan asesmen. Teridentifikasi bahwa guru yang melakukan asesmen dapat dengan mudah mengetahui perkembangan belajar siswa yang dijadikan bekal menentukan bahan tindak lanjut dan perbaikan yang tepat. Sebaliknya, guru yang tidak melakukan asesmen, menyusun RPP tanpa dasar yang jelas sehingga tidak dapat menyelesaikan masalah dan mengembangkan kemampuan siswa dengan tepat dan efektif.
“Asesmen yang meliputi asesmen proses dan asesmen hasil akan disempurnakan dengan refleksi dan analisis untuk mengevaluasi dan menentukan perbaikan dalam proses pembelajaran selanjutnya. Hasil dari rangkaian proses ini dituangkan dalam Rencana Kegiatan Tindak Lanjut (RKTL) atau workplan,” jelasnya.
Kegiatan yang dilangsugkan selama dua hari tersebut, ditutup oleh Mohammad Aminullah selaku Education Coordinator INOVASI NTB. Dia sangat mengapresiasi semangat para peserta dan mendorong agar semua guru tidak hanya dapat mengambil manfaat baik dari pelatihan ini, tetapi juga menyebarkan manfaat dan keterampilan yang diperoleh kepada guru lain dimulai dari sekolah masing-masing.
Perwakilan Dinas Dikpora Kabupaten Dompu, Supriyadi, M.Pd selaku pengawas pendidikan Kecamatan Pajo juga hadir menutup kegiatan. Disampaikannya apresiasi dan harapan Dikpora terhadap meningkatnya kapasitas para guru dalam menjalankan proses pembelajaran yang akan berujung pada meningkatnya mutu pendidikan siswa di Kabupaten Dompu khususnya.
“Harapannya, kita semua bisa memulai niat baik dari diri sendiri sekarang. Semoga kedepannya tenaga pendidik dapat berkomitmen mengikuti jadwal pendampingan. Dinas berharap dan akan berusaha dapat terus melanjutkan kegiatan ini di lingkup gugus lain dan KKG,” ungkap Supriyadi. (KS-RUL)
Ilustrasi |
DOMPU,KS.- Untuk mendorong para tenaga pendidik, Pemerintah Kabupaten Dompu bekerja sama dengan Program Kemitraan Pemerintah Australia dan Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Program tersebut adalah ‘Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia’ (INOVASI). Bersama dengan INOVASI, Pemerintah Kabupaten Dompu meningkatkan kapasitas guru melalui rangkaian lokakarya program rintisan Guru BAIK untuk mendorong guru mejadi lebih BAIK – Baik, Aspiratif, Inklusif, dan Kontekstual.
Rangkaian lokakarya terdiri dari lima komponen dimana tiga komponen pertama yaitu; identifikasi masalah, analisis kesulitan belajar, dan pengembangan gagasan solusi pembelajaran, sudah dilakukan pada bulan Agustus lalu di Kecamatan Pajo.
Untuk mengkhatamkan keseluruhan komponen, sebanyak 32 guru sekolah dasar di Kecamatan Pajo mengikuti lokakarya terakhir yang dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 September 2018 yang meliputi komponen empat; yaitu komponen pengembangan asesmen pembelajaran dan komponen lima yaitu analisis dan refleksi proses dan hasil. Kegiatan yang digelar di SDN 11 Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu.
“Lokakarya ini difasilitasi oleh fasilitator daerah (Fasda) yang sudah diseleksi dan dilatih oleh pihak INOVASI. Melalui lokakarya ini, para peserta berlatih mengenali dan memahami pentingnya asesmen untuk mencermati perkembangan, kebutuhan, dan tantangan yang dihadapi siswa. Asesmen merupakan kunci dalam menyusun skenario pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan tepat sasaran,” ungkap salah seeorang Fasda Inovasi Dompu, Syaiful, pada wartawan ini.
Dikatakannya, dalam praktiknya, peserta dibagi ke dalam lima kelompok dan membahas studi kasus untuk menggali perbedaan antara guru yang melakukan asesmen dan tidak melakukan asesmen. Teridentifikasi bahwa guru yang melakukan asesmen dapat dengan mudah mengetahui perkembangan belajar siswa yang dijadikan bekal menentukan bahan tindak lanjut dan perbaikan yang tepat. Sebaliknya, guru yang tidak melakukan asesmen, menyusun RPP tanpa dasar yang jelas sehingga tidak dapat menyelesaikan masalah dan mengembangkan kemampuan siswa dengan tepat dan efektif.
“Asesmen yang meliputi asesmen proses dan asesmen hasil akan disempurnakan dengan refleksi dan analisis untuk mengevaluasi dan menentukan perbaikan dalam proses pembelajaran selanjutnya. Hasil dari rangkaian proses ini dituangkan dalam Rencana Kegiatan Tindak Lanjut (RKTL) atau workplan,” jelasnya.
Kegiatan yang dilangsugkan selama dua hari tersebut, ditutup oleh Mohammad Aminullah selaku Education Coordinator INOVASI NTB. Dia sangat mengapresiasi semangat para peserta dan mendorong agar semua guru tidak hanya dapat mengambil manfaat baik dari pelatihan ini, tetapi juga menyebarkan manfaat dan keterampilan yang diperoleh kepada guru lain dimulai dari sekolah masing-masing.
Perwakilan Dinas Dikpora Kabupaten Dompu, Supriyadi, M.Pd selaku pengawas pendidikan Kecamatan Pajo juga hadir menutup kegiatan. Disampaikannya apresiasi dan harapan Dikpora terhadap meningkatnya kapasitas para guru dalam menjalankan proses pembelajaran yang akan berujung pada meningkatnya mutu pendidikan siswa di Kabupaten Dompu khususnya.
“Harapannya, kita semua bisa memulai niat baik dari diri sendiri sekarang. Semoga kedepannya tenaga pendidik dapat berkomitmen mengikuti jadwal pendampingan. Dinas berharap dan akan berusaha dapat terus melanjutkan kegiatan ini di lingkup gugus lain dan KKG,” ungkap Supriyadi. (KS-RUL)
COMMENTS