Bima,KS.- Entah keberapa kalinya tudingan terjadi malpraktek di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima. Dugaan yang sama terjadi lagi dan menim...
Bima,KS.-Entah keberapa kalinya tudingan terjadi malpraktek di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima. Dugaan yang sama terjadi lagi dan menimpa pasien yang akhirnya meragang nyawa diujung tindakan dan pelayanan medis.
Peristiwa dugaan malpraktek di RSUD Bima terbaru, menimpa Siti Halimah (70) warga Tolotongga Kelurahan Ule Kecamatan Asakota Kota Bima. Nenek ini wafat tidak lama setelah mendapat tindakan medis, Selasa malam pekan kemarin.
Sebagaimana diceritakan Anak korban, Isra, Senin ini pada sejumlah wartawan saat meminta penjelasan pihak RSUD Bima di ruang Direktur, awalnya, setelah ibunya ditangani di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan dipindahkan ke ruang rawat inap VIP B, tiba-tiba datang seorang perawat yang hinga kini tidak diketahui identitasnya, tanpa membawa salam dengan tanpa menanyakan identitas pasien, sembari membawa alat mirip kanebo untuk nebul dan tanyakan alat.
"Kamipun balik bertanya, alat apa yang ditanyakan itu. Bukannya Rumah Sakit yang sediakan alat dan obat. Koq malah nanya ke keluarga pasien,"ceritanya mengawali keluhnya mengenang sang ibu penyayang hati.
Sejurus kemudian, anak korban membeber kronologi wafatnya sang ibu, perawat itu tanpa basa basi langsung melakukan tindakan medis dengan menyuntik korban. Pada suntikan pertama, anak korban belum menanyakan, itu suntikan untuk mengobati apa. Baru pada suntikan kedua dan ketiga lontaran pertanyaan keingintahuan tindakan medis apa yang dilakukan perawat.
"Kami bingung, alat apa? Seharusnya Untuk paru, lambung dan ketika jawab yang ketiga tidak menjelaskan. Suntikan ke dua ada gerakan karena dalam,"ceritanya sembari mengaku korban dalam kondisi tidur. Tapi tidak dibangunkan.
Dalam suntilan ketiga, sambungnya, bunya yang telah meninggal, langsung bangun dan mengatakan 'bau si ndake kai iu ke (kenapa begini rasanya) dan mengigil.
"Nah saat ditanya, mengapa begitu kondisi pasien, Perawat langsung keluar. Kami pikir keluar nyari bantuan, tapi setelah itu saya talkin kan ortu saya. Hitungan detik tanpa ada bantuan apapun, ibu menghembuskan nafas terakhir, "keluhnya.
Hingga ibunya yang didiagnosa mengidap penyakit jantung, meregang nyawa, tidak ada tindakan medis lanjutan dari para medis lain, selain yang dilakukan perawat tersebut. Akunya, saat dirawat di RSUD pada Senin hingga Selasa malam, hanya ada tindakan medis oleh perawat dan di IGD saja."Ibu saya meninggal dengan kondisi kejang-kejang disertai mulut berbusa,"jelasnya.
Mengapa mendatangi pihak RSUD ?, Isra memastikan, meminta tanggung jawab sekaligus penjelasan medis pada manajemen BLUD itu, obat dan suntikan apa yang dilakukan oleh perawat serta mengapa setelah mengonsumi obat dari suntikan itu, ibunya justeru kejang-kejang dan keluar busa dimulut hingga meninggal dunia.
Direktur RSUD Bima, drg H Ihsan yang ditunggu lama oleh sejumlah media hanya menjawab via telpon saja. Pada awak media, Ihsan akan konfirmasi dan mengecek terlebih dahulu soal dan masalah ini.
"Saya masih sibuk dan tengah diluar. Jadi saya konfirmasi dulu,"jawabnya singkat. Padahal sebelumnya menerima keluarga pasien dan panasehat hukumnya.(KS-Aris)
Isra |
Peristiwa dugaan malpraktek di RSUD Bima terbaru, menimpa Siti Halimah (70) warga Tolotongga Kelurahan Ule Kecamatan Asakota Kota Bima. Nenek ini wafat tidak lama setelah mendapat tindakan medis, Selasa malam pekan kemarin.
Sebagaimana diceritakan Anak korban, Isra, Senin ini pada sejumlah wartawan saat meminta penjelasan pihak RSUD Bima di ruang Direktur, awalnya, setelah ibunya ditangani di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan dipindahkan ke ruang rawat inap VIP B, tiba-tiba datang seorang perawat yang hinga kini tidak diketahui identitasnya, tanpa membawa salam dengan tanpa menanyakan identitas pasien, sembari membawa alat mirip kanebo untuk nebul dan tanyakan alat.
"Kamipun balik bertanya, alat apa yang ditanyakan itu. Bukannya Rumah Sakit yang sediakan alat dan obat. Koq malah nanya ke keluarga pasien,"ceritanya mengawali keluhnya mengenang sang ibu penyayang hati.
Sejurus kemudian, anak korban membeber kronologi wafatnya sang ibu, perawat itu tanpa basa basi langsung melakukan tindakan medis dengan menyuntik korban. Pada suntikan pertama, anak korban belum menanyakan, itu suntikan untuk mengobati apa. Baru pada suntikan kedua dan ketiga lontaran pertanyaan keingintahuan tindakan medis apa yang dilakukan perawat.
"Kami bingung, alat apa? Seharusnya Untuk paru, lambung dan ketika jawab yang ketiga tidak menjelaskan. Suntikan ke dua ada gerakan karena dalam,"ceritanya sembari mengaku korban dalam kondisi tidur. Tapi tidak dibangunkan.
Dalam suntilan ketiga, sambungnya, bunya yang telah meninggal, langsung bangun dan mengatakan 'bau si ndake kai iu ke (kenapa begini rasanya) dan mengigil.
"Nah saat ditanya, mengapa begitu kondisi pasien, Perawat langsung keluar. Kami pikir keluar nyari bantuan, tapi setelah itu saya talkin kan ortu saya. Hitungan detik tanpa ada bantuan apapun, ibu menghembuskan nafas terakhir, "keluhnya.
Hingga ibunya yang didiagnosa mengidap penyakit jantung, meregang nyawa, tidak ada tindakan medis lanjutan dari para medis lain, selain yang dilakukan perawat tersebut. Akunya, saat dirawat di RSUD pada Senin hingga Selasa malam, hanya ada tindakan medis oleh perawat dan di IGD saja."Ibu saya meninggal dengan kondisi kejang-kejang disertai mulut berbusa,"jelasnya.
Mengapa mendatangi pihak RSUD ?, Isra memastikan, meminta tanggung jawab sekaligus penjelasan medis pada manajemen BLUD itu, obat dan suntikan apa yang dilakukan oleh perawat serta mengapa setelah mengonsumi obat dari suntikan itu, ibunya justeru kejang-kejang dan keluar busa dimulut hingga meninggal dunia.
Direktur RSUD Bima, drg H Ihsan yang ditunggu lama oleh sejumlah media hanya menjawab via telpon saja. Pada awak media, Ihsan akan konfirmasi dan mengecek terlebih dahulu soal dan masalah ini.
"Saya masih sibuk dan tengah diluar. Jadi saya konfirmasi dulu,"jawabnya singkat. Padahal sebelumnya menerima keluarga pasien dan panasehat hukumnya.(KS-Aris)
COMMENTS