Bima,KS.- Tersebarnya informasi diruang publik yang terindikasi mendiskreditkan produksi beras Bulog yang bermasalah ditengah warga penerima...
Bima,KS.- Tersebarnya informasi diruang publik yang terindikasi mendiskreditkan produksi beras Bulog yang bermasalah ditengah warga penerima manfaat bantuan, nyaris membuat jajaran managemen Bulog Sub Divre Bima, kelabakan.
Awal kegaduhan dari postingan Kepala Desa Dumu Kecamatan Labggudu, Tarmizi dengan nama akun Facebook Ompu Dumu, setidaknya berisikan dugaan kulaitas beras Bulog yang bermerek Beraskita yang berbahaya.
Akibatnya, tanpa menunggu waktu lama, Kepala Bulog, Sawaluddin Susanto bersama jajarannya, turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) tepatnya di Desa Rupe Kecamatan Langgudu
Liputan langsung sejumlah wartawan, Managemen Bulog ditemani labgsung Sekcam Langgudu, Syamsuddin, Babinsa Se-Kecamatan Langgudu, Polsek Langgudu yang dipimpin Kanit Intel, Aryadi, langsung menggelar pertemuan di Aula Desa Rupe dengan menghadirkan Kepala Desa selaku pemilik akun Fb Ompu Dumu yang memosting beras Bulog tidak berkualitas tersebut, termsuk menghadirkan ibu rumah tangga yang mengeluhkan beras bulog tidak berkualitas itu sehingga sampai diposting Kades Rupe.
Saat konfrontir bersama dengan disaksikan aparat TNI dan Polri seeta Sekcam Langgudu, diawali penjelasan Kades Dumu,Tarmizi. Ia menceritakan, dugaan temuan beras bermasalah itu berada di RT 05 Desa Rupe.
Kata Kades Dumu yang saat kejadian lewat di Desa Rupe, sekitar pukul 08.30 Wita pagi tadi, dirinya sedang mau ke Pemkab dan mampir di salah satu bengkel yang ada di Desa Rupe. Tiba-tiba melihat ibu wahida yang menunjukan pada beberapa orang di Bengkel Motor itu, berupa sisa hasil masakan beras Bulog yang menyerupai plastik. Setelah itu sisa beras yang ada dibakar menggunakan minyak tanah, sehingga warna beras terlihat hitam dan hangus.
"Karena melihat adanya perbedaan itu, saya langsung memosting di FB,"jelasnya menceritakan ktonologi hingga dirinya memosting status yang bisa berdampak nasional dan merugikan perusahaan plat merah itu.
Apa yang dipaparkan Kades Dumu,langsung diklarikasi Kepala Bulog. Jelas Sawaluddin, ternyata beras yang baik itu akan hitam hangus jika dibakar dan sisa hasil masak yang menyerupai plastik itu ternyata kera beras yang sudah kering.
Sementara itu, Sarjila, ibu rumah tangga selaku penerima manfaat Program Bantuan Non Tunai Pangan, arga Desa Rupe yang merasakan sakit perut setelah memakan bubur dari beras Bulog tersebut mengaku memiliki penyakit magh. Mengenai adanya unsur plastik dari sisa masakan buburnya itu tidak ditahu secara pasti. Hanya saja dirasakan karena makan bubur dari beras Bulog itu.
Ketika ditanya apakah hanya dirinya atau dirasakan pula tetangga dan lainnya yang mendapatkan bantuan beras, seperti yang dirasakannya, Ibu Sarjila mengaku hanya dirinya saja yang merasakan."Hanya saya saja dan saya keluhkan pada tetangga tanpa ada respon yang mengalami hal yang sama"akunya.
Masih untuk membuktikan Beras Bulog dengan logo Beras Kita mengadung plastik, sejumlah Babinsa dan aparat Polsek Langgudu, menanak nasi dengan bahan beras yang menjadi Barang Bukti (BB) yang didugakan tidak berkualitas milik Ibu Sarjila sebagaimana postingan Kades Dumu tersebut.
Hasil masakan nasi dari beras BB itu, ternyata tidak seperti yang didugakan alias layaknya nasi kebanyakan, pun setelah dicoba bersama, malah terasa pulen layaknya beras kita produksi Bulog.
Setelah semuanya menjadi jelas dengan pembuktian bahwa bwras bulog yang didugakan tidak berkualitas, sesungguhnya tidak bermasalah dan sangat layak dikonsumsi, Kades Dumu pun langsungmenghapus postingan awal dan memosting status baru yang berisikan klarifikasi dan meminta maaf atas postingan yang bermuatan mendiskreditkan Bulog, sebagai pihak yang memroduksi beras tidak berkualitas.
"Postingan saya itu tidak ada niat menjatuhkan pihak manapun, terutama pihak Bulog. Untuk itu saya menyampaikan maaf pada pihak terkait dan seluruh warga net yang membaca postingan dan isi komentar saya tersebut," katanya
Diakhir pertemuan dan klarifikasi, baik Kades Dumu, Sekcam dan aparat TNI dan Polri, berharap agar kejadian ini sebagai pelajaran kedepan. Jikapun ada masalah ditengah warga, mesti ada saling koordinasi dan saling menyelesaikan duduk permasalahan. Agar kedepan pun tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang berakibat kegaduhan yang meluas. (KS-Aris)
Awal kegaduhan dari postingan Kepala Desa Dumu Kecamatan Labggudu, Tarmizi dengan nama akun Facebook Ompu Dumu, setidaknya berisikan dugaan kulaitas beras Bulog yang bermerek Beraskita yang berbahaya.
Akibatnya, tanpa menunggu waktu lama, Kepala Bulog, Sawaluddin Susanto bersama jajarannya, turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) tepatnya di Desa Rupe Kecamatan Langgudu
Liputan langsung sejumlah wartawan, Managemen Bulog ditemani labgsung Sekcam Langgudu, Syamsuddin, Babinsa Se-Kecamatan Langgudu, Polsek Langgudu yang dipimpin Kanit Intel, Aryadi, langsung menggelar pertemuan di Aula Desa Rupe dengan menghadirkan Kepala Desa selaku pemilik akun Fb Ompu Dumu yang memosting beras Bulog tidak berkualitas tersebut, termsuk menghadirkan ibu rumah tangga yang mengeluhkan beras bulog tidak berkualitas itu sehingga sampai diposting Kades Rupe.
Saat konfrontir bersama dengan disaksikan aparat TNI dan Polri seeta Sekcam Langgudu, diawali penjelasan Kades Dumu,Tarmizi. Ia menceritakan, dugaan temuan beras bermasalah itu berada di RT 05 Desa Rupe.
Kata Kades Dumu yang saat kejadian lewat di Desa Rupe, sekitar pukul 08.30 Wita pagi tadi, dirinya sedang mau ke Pemkab dan mampir di salah satu bengkel yang ada di Desa Rupe. Tiba-tiba melihat ibu wahida yang menunjukan pada beberapa orang di Bengkel Motor itu, berupa sisa hasil masakan beras Bulog yang menyerupai plastik. Setelah itu sisa beras yang ada dibakar menggunakan minyak tanah, sehingga warna beras terlihat hitam dan hangus.
"Karena melihat adanya perbedaan itu, saya langsung memosting di FB,"jelasnya menceritakan ktonologi hingga dirinya memosting status yang bisa berdampak nasional dan merugikan perusahaan plat merah itu.
Apa yang dipaparkan Kades Dumu,langsung diklarikasi Kepala Bulog. Jelas Sawaluddin, ternyata beras yang baik itu akan hitam hangus jika dibakar dan sisa hasil masak yang menyerupai plastik itu ternyata kera beras yang sudah kering.
Sementara itu, Sarjila, ibu rumah tangga selaku penerima manfaat Program Bantuan Non Tunai Pangan, arga Desa Rupe yang merasakan sakit perut setelah memakan bubur dari beras Bulog tersebut mengaku memiliki penyakit magh. Mengenai adanya unsur plastik dari sisa masakan buburnya itu tidak ditahu secara pasti. Hanya saja dirasakan karena makan bubur dari beras Bulog itu.
Ketika ditanya apakah hanya dirinya atau dirasakan pula tetangga dan lainnya yang mendapatkan bantuan beras, seperti yang dirasakannya, Ibu Sarjila mengaku hanya dirinya saja yang merasakan."Hanya saya saja dan saya keluhkan pada tetangga tanpa ada respon yang mengalami hal yang sama"akunya.
Masih untuk membuktikan Beras Bulog dengan logo Beras Kita mengadung plastik, sejumlah Babinsa dan aparat Polsek Langgudu, menanak nasi dengan bahan beras yang menjadi Barang Bukti (BB) yang didugakan tidak berkualitas milik Ibu Sarjila sebagaimana postingan Kades Dumu tersebut.
Hasil masakan nasi dari beras BB itu, ternyata tidak seperti yang didugakan alias layaknya nasi kebanyakan, pun setelah dicoba bersama, malah terasa pulen layaknya beras kita produksi Bulog.
Setelah semuanya menjadi jelas dengan pembuktian bahwa bwras bulog yang didugakan tidak berkualitas, sesungguhnya tidak bermasalah dan sangat layak dikonsumsi, Kades Dumu pun langsungmenghapus postingan awal dan memosting status baru yang berisikan klarifikasi dan meminta maaf atas postingan yang bermuatan mendiskreditkan Bulog, sebagai pihak yang memroduksi beras tidak berkualitas.
"Postingan saya itu tidak ada niat menjatuhkan pihak manapun, terutama pihak Bulog. Untuk itu saya menyampaikan maaf pada pihak terkait dan seluruh warga net yang membaca postingan dan isi komentar saya tersebut," katanya
Diakhir pertemuan dan klarifikasi, baik Kades Dumu, Sekcam dan aparat TNI dan Polri, berharap agar kejadian ini sebagai pelajaran kedepan. Jikapun ada masalah ditengah warga, mesti ada saling koordinasi dan saling menyelesaikan duduk permasalahan. Agar kedepan pun tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang berakibat kegaduhan yang meluas. (KS-Aris)
COMMENTS