Kota Bima,KS.- Pemadam Kebakaran. Begitu nama yang disandang para pegawai berseragam biru ini. kini Damkar masuk dan menjadi bagian di Sat P...
Kota Bima,KS.-Pemadam Kebakaran. Begitu nama yang disandang para pegawai berseragam biru ini. kini Damkar masuk dan menjadi bagian di Sat Pol PP Kota Bima. beberapa kali harus kesana-kemari pindah Organisasi Perangkat Daerah (OPD), mengikuti irama aturan di tata pemerintahan.
Bagian Damkar dibawah komando pekerja keras, Sugiarto sebagai Kepala Bidang (Kabid) dengan dibantu Kepala Seksi (Kasi), Adilansyah yang memang para pekerja keras serta didukung penuh seseorang yang sarat pengalaman di bidang penjinak si jago merah, siapa lagi kalau bukan Adnan (Black), tugas, kewajiban dan dedikasi penuh tanggung jawab serta cinta ikhlas akan daerah dan warga Kota Bima yang membutuhkan kerja cepat Damkar, selalu tertoreh dengan nyata.
Sungguh kalau mau diamati, kerja tak terhalang waktu 1 kali 24 jam, selalu disiagakan pasukan Damkar. Rasa kekeluargaan dan persaudraan serta kebersamaan terus dipatrikan serta ditanamkan, Sugiarto yang dulu pernah menjabat sebagai Sekretaris Dinas Perhubungan.
Andapun kalau berkunjung Damkar, suguhan kopi hangat racikan si Gion sang pekerja ikhlas dengan senyum yang selalu merekah pada siapaun tamu yang berkunjung, “Kopi bang” itu bahasa khas yang selalu terucap dari Gion.
Tidak saja kopi dan teh yang disuguhkan di Bidang ini, saat jadwal makan yang memang biasa dinikmati secara bersama tanpa adanya batasan antara Kabid-Kasi dan Staf pun, para tamu pun diajak makan bersama.
Sungguh mulia jasa yang dipersembah ikhlas pasukan Damkar. Betapa tidak, disela-sela siaga dan menyelamat nyawa, harta dan benda warga yang tetimpa musibah kebakaran, pasukan berseragam biru ini, saat musim kering, berlimbah peluh, membantu meringankan derita dan beban yang diraskan warga Kota Bima disepanjang pesisir laut teluk Bima, mulai dari Kelurahan Tanjung, Dara dan Paruga serta kelurahan lainnya.
“Kami bekerja bukan ingin disanjung, apalagi cari muka serta adanya faktor harapan lain. Semua murni demi daerah dan warga Kota Bima. kami bagian kecil dari pemerintahan Kota Bima yang mesti kerja kerja dan kerja,”jawab alumnus IPDN ini.
Pun terpantau wartawan, selama musim kering tahun ini, saban hari sepertinya terjadwal, silih berganti tiga armada Damkar yang memang selalu stand by dengan air penuh tangki, berpadu padan dengan para petugasnya yang tanpa kenal lelah serta berdedikasi tinggi, mendrop kebutuhan air warga.
“Tidak untuk dibangga-banggakan mas. Selain sebagai kewajiban, kami ikhlas meski ini bukan kerja wajib bagi kami. Karena bukan soal wajibnya, tetapi soal kepedulian menajwab keluhan warga,”ucapnya saat ditemani para Kasi dan pegawai lain sembari menyeduh kopi hangat Kamis (26/12) sore tadi.
Tidak berhenti disini. Mestinya saat musim hujan begini, kerja Damkar tidak sesiaga musim kering yang rentan kebakaran dan sulutan si jago merah. Justeru dimusim hujan ini kerja Damkar semakin sibuk. Antisipasi dan patroli keliling, menjaga-jaga adanya pohon tumbang, drainase dan gorong-gorong yang mampet serta jalan berlumpur dan dampak angin kencang serta hujan, menjadi pemandangan dari aktivitas para petugas Damkar.
Misalnya, saat hujan deras yang mengguyur dan angin kencang yang menerpa wilayah Kota Bima, Damkar dengan sigap, membersihkan memotong dan memangkas serta mengeluarkan apa saja yang menghalangi jalan dan sudut-sudut wilayah Kota Bima. seperti Rabu kemarin, Damkar membersihkan drainase dan gorong-gorong yang tersumbat di depan Gudang Pembangkit PLN di Ni’U yang menghambat laju lalulintas di jalur perbatasan Kota Bima. “Lumpurnya setinggi betis orang dewasa. Gorong-gorongnya tersumbat rongsokan bawaan dari gunung. Jadi harus dibersihkan agar lalulintas kembali normal,”ujar Sugiarto.
Hari ini, sebutnya, giat pembersihan lumpur di jalan Gatot Soebroto wilayah Sambinae. Kemudian pangkas pohon di wilayah Wadu Mbolo dan Jenamawa. Lalu pembersihan saluran air lingkungan BTN Sarata dan pemotongan ranting pohon yang mengganggu pandangan pengguna jalan sepanjang jalur Gajah Mada (seputaran Kantor Pos Tolomundu sampai pertigaan sebelah timur SPBU Penatoi).”Ya hari ini kami kerja hingga sore,”sebutnya.
Kerja ini akan terus dilakukan sebutnya. Termasuk saatnya nanti menanam pohon pelindung disepajang jalan dpan Pasar Raya Amahami.”Pohonnya sudah siap tinggal ditanam saja,”kata Kabid yang dulu pelaku sejarah menanam pohon di sepanjang Paruga Nae Convention Hall.
Sungguh mulia dharma bhakti yang disenandungkan tanpa pamrih dan embel-embel dari para petugas Damkar. Meang semoboyanmu Pantang Pulang Sebelum Padam, betul-betul dipatrikan tanpa mengenal lelah. Hanya saja jasamu tanpa tanda jasa.(RED)
Bagian Damkar dibawah komando pekerja keras, Sugiarto sebagai Kepala Bidang (Kabid) dengan dibantu Kepala Seksi (Kasi), Adilansyah yang memang para pekerja keras serta didukung penuh seseorang yang sarat pengalaman di bidang penjinak si jago merah, siapa lagi kalau bukan Adnan (Black), tugas, kewajiban dan dedikasi penuh tanggung jawab serta cinta ikhlas akan daerah dan warga Kota Bima yang membutuhkan kerja cepat Damkar, selalu tertoreh dengan nyata.
Sungguh kalau mau diamati, kerja tak terhalang waktu 1 kali 24 jam, selalu disiagakan pasukan Damkar. Rasa kekeluargaan dan persaudraan serta kebersamaan terus dipatrikan serta ditanamkan, Sugiarto yang dulu pernah menjabat sebagai Sekretaris Dinas Perhubungan.
Andapun kalau berkunjung Damkar, suguhan kopi hangat racikan si Gion sang pekerja ikhlas dengan senyum yang selalu merekah pada siapaun tamu yang berkunjung, “Kopi bang” itu bahasa khas yang selalu terucap dari Gion.
Tidak saja kopi dan teh yang disuguhkan di Bidang ini, saat jadwal makan yang memang biasa dinikmati secara bersama tanpa adanya batasan antara Kabid-Kasi dan Staf pun, para tamu pun diajak makan bersama.
Sungguh mulia jasa yang dipersembah ikhlas pasukan Damkar. Betapa tidak, disela-sela siaga dan menyelamat nyawa, harta dan benda warga yang tetimpa musibah kebakaran, pasukan berseragam biru ini, saat musim kering, berlimbah peluh, membantu meringankan derita dan beban yang diraskan warga Kota Bima disepanjang pesisir laut teluk Bima, mulai dari Kelurahan Tanjung, Dara dan Paruga serta kelurahan lainnya.
“Kami bekerja bukan ingin disanjung, apalagi cari muka serta adanya faktor harapan lain. Semua murni demi daerah dan warga Kota Bima. kami bagian kecil dari pemerintahan Kota Bima yang mesti kerja kerja dan kerja,”jawab alumnus IPDN ini.
Pun terpantau wartawan, selama musim kering tahun ini, saban hari sepertinya terjadwal, silih berganti tiga armada Damkar yang memang selalu stand by dengan air penuh tangki, berpadu padan dengan para petugasnya yang tanpa kenal lelah serta berdedikasi tinggi, mendrop kebutuhan air warga.
“Tidak untuk dibangga-banggakan mas. Selain sebagai kewajiban, kami ikhlas meski ini bukan kerja wajib bagi kami. Karena bukan soal wajibnya, tetapi soal kepedulian menajwab keluhan warga,”ucapnya saat ditemani para Kasi dan pegawai lain sembari menyeduh kopi hangat Kamis (26/12) sore tadi.
Tidak berhenti disini. Mestinya saat musim hujan begini, kerja Damkar tidak sesiaga musim kering yang rentan kebakaran dan sulutan si jago merah. Justeru dimusim hujan ini kerja Damkar semakin sibuk. Antisipasi dan patroli keliling, menjaga-jaga adanya pohon tumbang, drainase dan gorong-gorong yang mampet serta jalan berlumpur dan dampak angin kencang serta hujan, menjadi pemandangan dari aktivitas para petugas Damkar.
Misalnya, saat hujan deras yang mengguyur dan angin kencang yang menerpa wilayah Kota Bima, Damkar dengan sigap, membersihkan memotong dan memangkas serta mengeluarkan apa saja yang menghalangi jalan dan sudut-sudut wilayah Kota Bima. seperti Rabu kemarin, Damkar membersihkan drainase dan gorong-gorong yang tersumbat di depan Gudang Pembangkit PLN di Ni’U yang menghambat laju lalulintas di jalur perbatasan Kota Bima. “Lumpurnya setinggi betis orang dewasa. Gorong-gorongnya tersumbat rongsokan bawaan dari gunung. Jadi harus dibersihkan agar lalulintas kembali normal,”ujar Sugiarto.
Hari ini, sebutnya, giat pembersihan lumpur di jalan Gatot Soebroto wilayah Sambinae. Kemudian pangkas pohon di wilayah Wadu Mbolo dan Jenamawa. Lalu pembersihan saluran air lingkungan BTN Sarata dan pemotongan ranting pohon yang mengganggu pandangan pengguna jalan sepanjang jalur Gajah Mada (seputaran Kantor Pos Tolomundu sampai pertigaan sebelah timur SPBU Penatoi).”Ya hari ini kami kerja hingga sore,”sebutnya.
Kerja ini akan terus dilakukan sebutnya. Termasuk saatnya nanti menanam pohon pelindung disepajang jalan dpan Pasar Raya Amahami.”Pohonnya sudah siap tinggal ditanam saja,”kata Kabid yang dulu pelaku sejarah menanam pohon di sepanjang Paruga Nae Convention Hall.
Sungguh mulia dharma bhakti yang disenandungkan tanpa pamrih dan embel-embel dari para petugas Damkar. Meang semoboyanmu Pantang Pulang Sebelum Padam, betul-betul dipatrikan tanpa mengenal lelah. Hanya saja jasamu tanpa tanda jasa.(RED)
COMMENTS