Kota Bima,KS.- Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur dan menerpa Kota Bima dan sekitarnya Sabtu (21/12) siang, lumayan berimba...
Kota Bima,KS.- Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur dan menerpa Kota Bima dan sekitarnya Sabtu (21/12) siang, lumayan berimbas pada sejumlah titik potensial di Kota Bima.
Fakta terparah, akibat hujan deras disertai angin kencang itu, meruntuhkan puluhan , lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) , yang berjejer di sepanjang pantai Lawata. Nyaris puluhan lapak itu, hancur dan rata dengan tanah karena dihantam angin yang begitu kencang disertai derasnya hujan.
Lapak yang sudah tertata dengan rapi dan cantik yang dibangun bersumber dari CSR BRI tersebut, luluhlanta berserakan tanpa bisa diselmatkan.
Tangisan para pedagang pun pecah, melihat usaha yang telah dirintis dan menghasilkan rupiah tersebut hancur dalam waktu singkat. Lawata yang sebelumnya terlihat cantik, berubah menjadi berantakan.
Pengunjung Lawata yang menyaksikan menyatakan, hujan dan angin besar tiba - tiba datang dan dalam waktu singkat menghancurkan semua lapak.
"Anginnya tiba-tiba besar kemudian disusul hujan. Kita hanya bisa selamatkan diri saja, " ungkap Hairunnisah.
H Agus Wirawan pengunjung lain yang menyaksikan langsung peristiwa itu menceritakan, angin yang tetiba datang dalam sekejap langsung menghantam deretan lapak. "Hanya tersisa lapak sebelah selatan karena dilindungi pohon. Jadi angin tak bisa menghantam langsung lapak"ceritanya.
Salah seorang pedagang Asni, warga Lingkungan Wadu Mbolo Kelurahan Dara, saat hujan deras dan angin besar, dirinya ingin masuk ke dalam lapak, lalu atapnya terbang. Tidak berselang lama, lapak roboh.
"Dagangan seperti pisang keju kopi, peralatan memasak tidak ada yang bisa diselamatkan," ujarnya.
Pedagang yang lain Ma'ani mengaku kaget saat hujan. Karena tiba-tiba saja datang angin kencang dan merobohkan lapak yang ditempatinya."Kita berusaha menyelamatkan diri," katanya.
Para pedagang pun berharap adanya bantuan dari pemerintah, karena sudah tak bisa lagi berdagang.
Kadis menyebutkan kerugian yang diakibatkan lebih dari ratusan juta. Sebab di lmasing-masing lapak, berisikan sejumlah perkakas memasak dan barang-barang elektronik serta barang lainnya yang rusak.
Pihaknya juga sudah melaporkan ke BPBD soal bencana yang terjadi. "Laporan dan komunikasi itu dimaksudkan agar para pemilik lapak yang rusak bisa dibantu,"katanya.
Ditambahkannya, agar tidak mengurangi dan berpengaruh pada kunjungan wisatawan, akan segera diperbaiki dan ditata ulang.
Terpantau wartawan, sejumlah pemilik lapak dengan wajah sedih tengah memperbaiki dan mengumpulkan puing lapak yang berserakan. (RED)
Kondisi pantai Lawata pasca diterpa angin kencang, Sabtu (21/12) |
Fakta terparah, akibat hujan deras disertai angin kencang itu, meruntuhkan puluhan , lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) , yang berjejer di sepanjang pantai Lawata. Nyaris puluhan lapak itu, hancur dan rata dengan tanah karena dihantam angin yang begitu kencang disertai derasnya hujan.
Lapak yang sudah tertata dengan rapi dan cantik yang dibangun bersumber dari CSR BRI tersebut, luluhlanta berserakan tanpa bisa diselmatkan.
Tangisan para pedagang pun pecah, melihat usaha yang telah dirintis dan menghasilkan rupiah tersebut hancur dalam waktu singkat. Lawata yang sebelumnya terlihat cantik, berubah menjadi berantakan.
Pengunjung Lawata yang menyaksikan menyatakan, hujan dan angin besar tiba - tiba datang dan dalam waktu singkat menghancurkan semua lapak.
"Anginnya tiba-tiba besar kemudian disusul hujan. Kita hanya bisa selamatkan diri saja, " ungkap Hairunnisah.
H Agus Wirawan pengunjung lain yang menyaksikan langsung peristiwa itu menceritakan, angin yang tetiba datang dalam sekejap langsung menghantam deretan lapak. "Hanya tersisa lapak sebelah selatan karena dilindungi pohon. Jadi angin tak bisa menghantam langsung lapak"ceritanya.
Salah seorang pedagang Asni, warga Lingkungan Wadu Mbolo Kelurahan Dara, saat hujan deras dan angin besar, dirinya ingin masuk ke dalam lapak, lalu atapnya terbang. Tidak berselang lama, lapak roboh.
"Dagangan seperti pisang keju kopi, peralatan memasak tidak ada yang bisa diselamatkan," ujarnya.
Pedagang yang lain Ma'ani mengaku kaget saat hujan. Karena tiba-tiba saja datang angin kencang dan merobohkan lapak yang ditempatinya."Kita berusaha menyelamatkan diri," katanya.
Para pedagang pun berharap adanya bantuan dari pemerintah, karena sudah tak bisa lagi berdagang.
Kadis menyebutkan kerugian yang diakibatkan lebih dari ratusan juta. Sebab di lmasing-masing lapak, berisikan sejumlah perkakas memasak dan barang-barang elektronik serta barang lainnya yang rusak.
Pihaknya juga sudah melaporkan ke BPBD soal bencana yang terjadi. "Laporan dan komunikasi itu dimaksudkan agar para pemilik lapak yang rusak bisa dibantu,"katanya.
Ditambahkannya, agar tidak mengurangi dan berpengaruh pada kunjungan wisatawan, akan segera diperbaiki dan ditata ulang.
Terpantau wartawan, sejumlah pemilik lapak dengan wajah sedih tengah memperbaiki dan mengumpulkan puing lapak yang berserakan. (RED)
COMMENTS