Keberadaan PDAM Bima yang tadinya diharapkan dapat membantu dan meringankan beban masyarakat yang membutuhkan air bersih. Justru sebaliknya ...
Keberadaan PDAM Bima yang tadinya diharapkan dapat membantu dan meringankan beban masyarakat yang membutuhkan air bersih. Justru sebaliknya perusahaan milik daerah Kabupaten Bima tersebut "mencekik" rakyat terutama pelanggannya.
BIMA,KS.- Hal itu dibuktikan dengan tingginya pembayaran iuran bulanan bagi pelanggan yang semulanya dari angka seratus ribu lebih,naik secara drastis mencapai angka Rp.900Ribu lebih. Sebagaimana yang dialami salah seorang pelanggan PDAM asal Desa Sangiang Wera, Amin. Pemilik usaha depot air minum di sangiang ini mengaku bahwa tagihan iuran untuk bulan Nopember mencapai angka Rp.990Ribu lebih,sementara bulan sebelumnya hanya berkisar 340ribuan,bahkan sebelumnya hanya ditagih 140ribuan lebih.
"Sekarang kok tiba-tiba bulan Nopember ini saya ditagih hampir satu juta rupiah,"keluhnya.
Amin juga pertanyakan soal slip tagihan yang tidak seperti biasanya bertuliskan logo PDAM. Sementara kwitansi tagihan sekarang hanya berupa potongan kertas putih kecil yang diprint.
"Kenapa tidak menggunakan kwitansi biasanya yang berlogo PDAM,"tanya Amin dengan Mada kesalnya.
Karena itu, ia meminta kepada Direktur PDAM sekarang H.KHAERUDIN,MT agar memperbaiki kembali management PDAM yang selama ini dikabarkan hampir bangkrut.
"Saya berharap agar kwitansi tagihan diberikan seperti kwitansi biasanya selama ini, sehingga tidak menimbulkan tanda tanya bagi masyarakat terutama pelanggan PDAM sendiri,"harapnya.
Direktur Utama PDAM BIMA H.Khaerusin MT yang dimintai tanggapannya membenarkan adanya kwitansi tagihan berupa kertas putih kecil tersebut dan diyakini tidak akan merugikan masyarakat."Kita ini kerja jujur dan melayani masyarakat setulus hati"cetusnya. (KS-And)
BIMA,KS.- Hal itu dibuktikan dengan tingginya pembayaran iuran bulanan bagi pelanggan yang semulanya dari angka seratus ribu lebih,naik secara drastis mencapai angka Rp.900Ribu lebih. Sebagaimana yang dialami salah seorang pelanggan PDAM asal Desa Sangiang Wera, Amin. Pemilik usaha depot air minum di sangiang ini mengaku bahwa tagihan iuran untuk bulan Nopember mencapai angka Rp.990Ribu lebih,sementara bulan sebelumnya hanya berkisar 340ribuan,bahkan sebelumnya hanya ditagih 140ribuan lebih.
"Sekarang kok tiba-tiba bulan Nopember ini saya ditagih hampir satu juta rupiah,"keluhnya.
Amin juga pertanyakan soal slip tagihan yang tidak seperti biasanya bertuliskan logo PDAM. Sementara kwitansi tagihan sekarang hanya berupa potongan kertas putih kecil yang diprint.
"Kenapa tidak menggunakan kwitansi biasanya yang berlogo PDAM,"tanya Amin dengan Mada kesalnya.
Karena itu, ia meminta kepada Direktur PDAM sekarang H.KHAERUDIN,MT agar memperbaiki kembali management PDAM yang selama ini dikabarkan hampir bangkrut.
"Saya berharap agar kwitansi tagihan diberikan seperti kwitansi biasanya selama ini, sehingga tidak menimbulkan tanda tanya bagi masyarakat terutama pelanggan PDAM sendiri,"harapnya.
Direktur Utama PDAM BIMA H.Khaerusin MT yang dimintai tanggapannya membenarkan adanya kwitansi tagihan berupa kertas putih kecil tersebut dan diyakini tidak akan merugikan masyarakat."Kita ini kerja jujur dan melayani masyarakat setulus hati"cetusnya. (KS-And)
COMMENTS