Kota Bima,KS.- Ditahun anggaran 2019 lalu, Pemerintah Kota Bima sebagaimana tertuang dalam DPA Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Pemukiman ...
Kota Bima,KS.-Ditahun anggaran 2019 lalu, Pemerintah Kota Bima sebagaimana tertuang dalam DPA Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Pemukiman (PUPR), teralokasi anggaran sebesar Rp 6,7 Miliar lebih. Anggaran sebesar itu telah digunakan untuk memperlebar jalan Nungga-Toloweri.
Pantauan sejumlah wartawan, sebagaimana tertera di papan pekerjaan yang terpasang di pohon tepat dijalan yang diebarkan di Toloweri tersebut, pelebaran jalan Nungga-Toloweri CS itu bernilai kontrak Rp 6,710 Miliar lebih yang dikerjakan PT Risala Jaya Konstruksi (RJK) dengan nomor kontrak 07.03/33/PPK-BM/DPUPR/VII/2019 dengan tanggal kontrak 26 Juli 2019.
Masih hasil pantauan, pekerjaan pelebaran jalan Nungga-Toloweri CS itu, tampak tidak sampai 1 kilometer panjang pekerjaanya. Nah, jika merujuk dari referensi pekerjaan jalan yang sama beberapa tahun silam, pekerjaan jalan Melayu-Kolo dengan menggunakan CSR New Mont, anggarannya nyaris sama, tetapi yang membedakan panjang ruas jalan yang dikerjakan saat itu lebih dari 14 Kilometer yang diselesaikan pula 800 meternya dengan APBD Perubahan pada tahun berjalan waktu itu.
Narasi perbandingan tersebut, semakin jadi tanda tanya besar, jika melihat dari urgensi serta azas manfaat dari pelebaran jalan dimaksud. Sepenting apakah pelebaran jalan Nungga-Toloweri dengan angka fantastis sebesar itu. Sebaba dari referensi yang diperoleh sejumlah wartawan, suatau pekerjaan dibijaki, mesti berlandaskan niai keterdesakan dan kemanfaatan. Artinya, jika tidak segera dilebarkan, akan berpengaruh pada intensitas lalulintas kendaraan yang melweati jalan dimaksud. Selain itu, ruas jalan itu menjadi keutamaan karena ada potensi yang luar biasa disekitarnya.
Fakta lapangan dari pantauan pula, talud tebing disisi jalan yang dilebarkan itu, sudah banyak yang rusak, retak dan pecah serta tergerus, entah karena aliran air hujan dari atas gunung sekitarnya. Bahkan disejumlah titik, bahu jalan sudah tertutup longsoran tanah bawaan dari gunung.
Tidak itu saja, ada juga titik aspal hotmix yang ditambal di badan jalan yang warna aspalnya beda dengan aspal sebelumnya. Belum lagi cor beton di bahu jalan sisi kiri-kana yang tidak rapi dan sepertinya diduga tidak berkualitas sebagaimana standar yang ditentukan.
Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kota Bima, Agus Salim yang dikonfirmasi sejumlah wartawan, menjelaskan pekerjaan pelebaran jalan Nungga-Toloweri CS, hanya sepanjang 650 meter. Besaran anggaran sebagaimana dimaksud kata Agus, termasuk galian pelebaran jalan Oimbo-Ntonggu sepanjang 2 Kilometer lebih dan menyerap anggaran lebih besar dari pelebaran jalan Nungga-Toloweri.
Bicara pertanggungjawaban teknis atas pekerjaan jalan Nungga-Toloweri, Agus yang juga sebagai PPK pada pekerjaan itu memastikan, soal talud tebing yang rusak disebabkan hujan. Kemudian bicara azas manfaat dan urgensinya, Agus malah menceritakan penyebab jalan itu dilebarkan, sebelumnya sangat sempit sehingga perlu dilebarkan. Selain itu azas manfaatnya karena kebutuhan kualitas jalan, sehingga memprioritaskan di ruas jalan Nungga-Toloweri dan Oimbo-Ntonggu.
Terkait pengaspalan jalan dimaksud, Agus, menjelaskan dilakukan pada seluruh badan jalan dengan penambahan pada sisi kiri-kanan yang dilebarkan. Artinya, untuk aspal yang sudah ada ditambah sesuai aturanya.
Apakah PT RJK memiliki alat guna memuluskan pekerjaannya ? Agus mengaku, dari dokumen yang tertera, perusahaan itu memiliki alat. Sementara dilain sisi Agus juga beralibi walaupun tidak memiliki alat, bisa memnijam alat perusahaan lain dengan membubuhkan dukungan alat dari perusahaan lain. Selain itu Agus juga mengatakan, untuk aspal dan cor bahu jalan dibantu PT Tukad Mas.
Soal kualitas pekerjaan seusai gambar, Agus tidak ingin diperdebatkan. Ia memastikan bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan itu. Sebabnya, pekerjaan yang sudah rampung tiu, telah sesuai dengan spesifikasi, baik volume dan lain sebagainya. “Intinya pekerjaan sudah di PHO. Kalaupun ada yang tidak sesuai, itu menjadi tanggungjawab saya. Saya inikah akan diperiksa Inspektorat BPK dan lain sebagainya,”ujar Agus.(RED)
Pantauan sejumlah wartawan, sebagaimana tertera di papan pekerjaan yang terpasang di pohon tepat dijalan yang diebarkan di Toloweri tersebut, pelebaran jalan Nungga-Toloweri CS itu bernilai kontrak Rp 6,710 Miliar lebih yang dikerjakan PT Risala Jaya Konstruksi (RJK) dengan nomor kontrak 07.03/33/PPK-BM/DPUPR/VII/2019 dengan tanggal kontrak 26 Juli 2019.
Masih hasil pantauan, pekerjaan pelebaran jalan Nungga-Toloweri CS itu, tampak tidak sampai 1 kilometer panjang pekerjaanya. Nah, jika merujuk dari referensi pekerjaan jalan yang sama beberapa tahun silam, pekerjaan jalan Melayu-Kolo dengan menggunakan CSR New Mont, anggarannya nyaris sama, tetapi yang membedakan panjang ruas jalan yang dikerjakan saat itu lebih dari 14 Kilometer yang diselesaikan pula 800 meternya dengan APBD Perubahan pada tahun berjalan waktu itu.
Narasi perbandingan tersebut, semakin jadi tanda tanya besar, jika melihat dari urgensi serta azas manfaat dari pelebaran jalan dimaksud. Sepenting apakah pelebaran jalan Nungga-Toloweri dengan angka fantastis sebesar itu. Sebaba dari referensi yang diperoleh sejumlah wartawan, suatau pekerjaan dibijaki, mesti berlandaskan niai keterdesakan dan kemanfaatan. Artinya, jika tidak segera dilebarkan, akan berpengaruh pada intensitas lalulintas kendaraan yang melweati jalan dimaksud. Selain itu, ruas jalan itu menjadi keutamaan karena ada potensi yang luar biasa disekitarnya.
Fakta lapangan dari pantauan pula, talud tebing disisi jalan yang dilebarkan itu, sudah banyak yang rusak, retak dan pecah serta tergerus, entah karena aliran air hujan dari atas gunung sekitarnya. Bahkan disejumlah titik, bahu jalan sudah tertutup longsoran tanah bawaan dari gunung.
Tidak itu saja, ada juga titik aspal hotmix yang ditambal di badan jalan yang warna aspalnya beda dengan aspal sebelumnya. Belum lagi cor beton di bahu jalan sisi kiri-kana yang tidak rapi dan sepertinya diduga tidak berkualitas sebagaimana standar yang ditentukan.
Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kota Bima, Agus Salim yang dikonfirmasi sejumlah wartawan, menjelaskan pekerjaan pelebaran jalan Nungga-Toloweri CS, hanya sepanjang 650 meter. Besaran anggaran sebagaimana dimaksud kata Agus, termasuk galian pelebaran jalan Oimbo-Ntonggu sepanjang 2 Kilometer lebih dan menyerap anggaran lebih besar dari pelebaran jalan Nungga-Toloweri.
Bicara pertanggungjawaban teknis atas pekerjaan jalan Nungga-Toloweri, Agus yang juga sebagai PPK pada pekerjaan itu memastikan, soal talud tebing yang rusak disebabkan hujan. Kemudian bicara azas manfaat dan urgensinya, Agus malah menceritakan penyebab jalan itu dilebarkan, sebelumnya sangat sempit sehingga perlu dilebarkan. Selain itu azas manfaatnya karena kebutuhan kualitas jalan, sehingga memprioritaskan di ruas jalan Nungga-Toloweri dan Oimbo-Ntonggu.
Terkait pengaspalan jalan dimaksud, Agus, menjelaskan dilakukan pada seluruh badan jalan dengan penambahan pada sisi kiri-kanan yang dilebarkan. Artinya, untuk aspal yang sudah ada ditambah sesuai aturanya.
Apakah PT RJK memiliki alat guna memuluskan pekerjaannya ? Agus mengaku, dari dokumen yang tertera, perusahaan itu memiliki alat. Sementara dilain sisi Agus juga beralibi walaupun tidak memiliki alat, bisa memnijam alat perusahaan lain dengan membubuhkan dukungan alat dari perusahaan lain. Selain itu Agus juga mengatakan, untuk aspal dan cor bahu jalan dibantu PT Tukad Mas.
Soal kualitas pekerjaan seusai gambar, Agus tidak ingin diperdebatkan. Ia memastikan bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan itu. Sebabnya, pekerjaan yang sudah rampung tiu, telah sesuai dengan spesifikasi, baik volume dan lain sebagainya. “Intinya pekerjaan sudah di PHO. Kalaupun ada yang tidak sesuai, itu menjadi tanggungjawab saya. Saya inikah akan diperiksa Inspektorat BPK dan lain sebagainya,”ujar Agus.(RED)
COMMENTS