Kota Bima,KS. -Tim Percepatan Pembangunan dan Inovasi Daerah (TPPID), begitu nama Tim bentukan Pemerintah Kota Bima. jika ditilik dari sebut...
Kota Bima,KS.-Tim Percepatan Pembangunan dan Inovasi Daerah (TPPID), begitu nama Tim bentukan Pemerintah Kota Bima. jika ditilik dari sebutan Tim tersebut, memiliki tugas dan fungsi sebagai pemikir dan pemberi atvis dalam menelorkan program yang berhasil guna di wilayah Kota Bima.
Dari referensi yang diperoleh, TPPID di ketauai, Prof Dr Imam Mujahidin. Wakil Ketua, H Adnan SH MH. Sekretaris, Dr Syarif Ahmad. Sementara anggota tim tersebut nama-nama, Titi Handoyo, Dr Darwis HAR, Mukhlis SE ME, Ir Irwan (Hisdi), Rizky yang disinyalir dulunya sebagai srikandi Lutfer, Abdul Azis selaku mantan Kadis Dikpora dan Julhaidin atau dbiasa dipanggil Rangga Babauju.
Menariknya, Tim yang berisikan para akademisi, cenedakia dan mantan birokrat serta pegiat ini, dihembuskan memiliki gaji mentereng ukuran penghasilan bagi warga Kota Bima. gaji yang diperoleh setiap bulan tidak kurang dari Rp 5 juta.
Darimanakah sumber gaji bagi TPPID, apakah menggunakan APBD Kota Bima. lalu sepenting apakah pembentukan TPPID Kota Bima ?, pertanyaan sederhana itu ditanggapi keras legislator di DPRD Kota Bima.
Ketua Komisi 1 DPRD Kota Bima, M Irfan, dengan pernyataan menukik menilai, pembentukan TPPID, bentuk nyata penghamburan uang daerah. Ia sangat meyakni TPPID tidak jelas kerja dan fungsinya itu, menggunakan uang daerah melalui APBD yang bagi dirinya sebagai legislator sangat tidak mengetahui dan tidak pernah membahas soal itu.
Irfan mendesak agar TPPID bentukan Walikota Bima itu, segera dibubarkan karena ini menyangkut APBD. Berapa uang yang sudah dialokasikan untuk menggaji orang-orang yang ada di tim tersebut, sementara apa hasil nyata dari kerja Tim itu.”Apa sih yang mereka lakukan, hanya Habiskan anggaran, dibubarkan saja,”tanyanya pada sejumlah wartawan, Minggu (22/1) siang.
Selama keberadaan TPPID juga kata Irfan, tidak diketahui oleh lembaga legislatif, bahkan seluruh pimpinan OPD di Kota Bima. Lantas bentuk kerja dan koordinasi macam apa yang sudah dilakukan tim dimaksud dengan para wakil rakyat dan pimpinan OPD.
Keinginan agar Walikota Bima membubarkan TPPID tersebut setelah mencuat ke permukaan soal saling membantah antara anggota TPPID dan salah satu kepala dinas di media sosial. Sehingga menimbulkan keributan dan mempertajam pertanyaan publik tentang apa kiprah tim itu. “Kalau tim ini tidak berfungsi lalu uang negara dipakai hanya semata-mata untuk kenikmatan mereka, tidak ada artinya. Bubarkan saja,"tegasnya.
Duta PKB itu juga mengeritik Walikota Bima soal kebijakan membentuk tim tersebut. Ia memandang, keberadaan TPPID hanya untuk kepentingan politik. Sementara adanya memulai di mana dan berakhir kemana juga tidak jelas.”Model perencanaan dan pekerjaannya juga seperti apa ini tidak jelas. Pokoknya tidak jelas TPPID itu,”sentilnya.
Legislator vokal ini, mendesak Walikota Bima, segera mengambil sikap untuk membubarkan TPPID Kota Bima. Daripada anggaran tahun 2020 harus dihabiskan oleh tim yang tidak jelas harus berbuat apa dan menghasilkan apa untuk daerah.
Sementara itu, Walikota Bima yang berusaha dikonfirmasi melalui Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima H A Malik, tidak berhasil. Beberapa kali dihubungi via Handphone, namun tidak aktif.(RED)
Dari referensi yang diperoleh, TPPID di ketauai, Prof Dr Imam Mujahidin. Wakil Ketua, H Adnan SH MH. Sekretaris, Dr Syarif Ahmad. Sementara anggota tim tersebut nama-nama, Titi Handoyo, Dr Darwis HAR, Mukhlis SE ME, Ir Irwan (Hisdi), Rizky yang disinyalir dulunya sebagai srikandi Lutfer, Abdul Azis selaku mantan Kadis Dikpora dan Julhaidin atau dbiasa dipanggil Rangga Babauju.
Menariknya, Tim yang berisikan para akademisi, cenedakia dan mantan birokrat serta pegiat ini, dihembuskan memiliki gaji mentereng ukuran penghasilan bagi warga Kota Bima. gaji yang diperoleh setiap bulan tidak kurang dari Rp 5 juta.
Darimanakah sumber gaji bagi TPPID, apakah menggunakan APBD Kota Bima. lalu sepenting apakah pembentukan TPPID Kota Bima ?, pertanyaan sederhana itu ditanggapi keras legislator di DPRD Kota Bima.
Ketua Komisi 1 DPRD Kota Bima, M Irfan, dengan pernyataan menukik menilai, pembentukan TPPID, bentuk nyata penghamburan uang daerah. Ia sangat meyakni TPPID tidak jelas kerja dan fungsinya itu, menggunakan uang daerah melalui APBD yang bagi dirinya sebagai legislator sangat tidak mengetahui dan tidak pernah membahas soal itu.
Irfan mendesak agar TPPID bentukan Walikota Bima itu, segera dibubarkan karena ini menyangkut APBD. Berapa uang yang sudah dialokasikan untuk menggaji orang-orang yang ada di tim tersebut, sementara apa hasil nyata dari kerja Tim itu.”Apa sih yang mereka lakukan, hanya Habiskan anggaran, dibubarkan saja,”tanyanya pada sejumlah wartawan, Minggu (22/1) siang.
Selama keberadaan TPPID juga kata Irfan, tidak diketahui oleh lembaga legislatif, bahkan seluruh pimpinan OPD di Kota Bima. Lantas bentuk kerja dan koordinasi macam apa yang sudah dilakukan tim dimaksud dengan para wakil rakyat dan pimpinan OPD.
Keinginan agar Walikota Bima membubarkan TPPID tersebut setelah mencuat ke permukaan soal saling membantah antara anggota TPPID dan salah satu kepala dinas di media sosial. Sehingga menimbulkan keributan dan mempertajam pertanyaan publik tentang apa kiprah tim itu. “Kalau tim ini tidak berfungsi lalu uang negara dipakai hanya semata-mata untuk kenikmatan mereka, tidak ada artinya. Bubarkan saja,"tegasnya.
Duta PKB itu juga mengeritik Walikota Bima soal kebijakan membentuk tim tersebut. Ia memandang, keberadaan TPPID hanya untuk kepentingan politik. Sementara adanya memulai di mana dan berakhir kemana juga tidak jelas.”Model perencanaan dan pekerjaannya juga seperti apa ini tidak jelas. Pokoknya tidak jelas TPPID itu,”sentilnya.
Legislator vokal ini, mendesak Walikota Bima, segera mengambil sikap untuk membubarkan TPPID Kota Bima. Daripada anggaran tahun 2020 harus dihabiskan oleh tim yang tidak jelas harus berbuat apa dan menghasilkan apa untuk daerah.
Sementara itu, Walikota Bima yang berusaha dikonfirmasi melalui Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima H A Malik, tidak berhasil. Beberapa kali dihubungi via Handphone, namun tidak aktif.(RED)
COMMENTS