Kota Bima,KS.- Sebagai bentuk keseriusan membangun pranata jejaring sekolah yang mumpuni dan berkualitas di wilayah bIma umumnya dan Kabupat...
Kota Bima,KS.-Sebagai bentuk keseriusan membangun pranata jejaring sekolah yang mumpuni dan berkualitas di wilayah bIma umumnya dan Kabupaten Bima pada khususnya, SOLUD Program Pro-InQluEd Bima, baru-baru ini kembali mengagas pembentukan Forum Komunitas Sekolah (FoKuS).
Ide cemerlang membentuk FoKus di Kabupaten Bima itu, dihajatkan bersama pegiat dan pemerhati dunia pendidikan pada Kamis (27/8) di Aula Villa Kosambo.
Disela-sela pembentukan FoKus tersebutm District Coordinator Program Pro-InQluEd Solud Bima, Abdul Haris, menyebutkan, pembentukan FoKus diikuti 3 perwakilan pada 10 Komunitas Sekolah dampingan SOLUD Program Pro-InQluEd Bima.
FoKus digagas kata Haris-sapaanya- dimaksudkan sebagai media informasi dan advokasi pada Pemerintahan Kabupaten untuk penyelenggaraan pendidikan Inklusif, tata kelola infrastruktur sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Bima.
Kegiatan kali ini sambungnya, membahas terkait PIP yang menjadi problem seperti yang diungkap Kasek SDN Kalaki Hj Herlina bahwa proses pencairan dana di Bank BRI sampai 3 bulan dan alasan dari pihak bank karena sibuk.
Dinamika saat pembahassan paparnya, sebagaimana diungkap Kepala Sekolah SDN Sanolo, M Ali, dimana WC sekolah di SDN Sanolo sangat memprihatinkan karena satu WC digunakan oleh 200 murid dan guru-guru di SDN tersebut."Ini semua kita rangkum dan kita tangani secara bersama, Solud dan komunitas yang kita bangun, “katanya.
YAPPIKA-ActionAid (YAA) menjadi lead organisasi dalam pengelolaan Program Promosi Prakarsa Masyarakat Sipil untuk Pendidikan Inklusif dan Berkualitas di Indonesia (Promoting Civil Society-led Initiatives for Inclusive and Quality Education in Indonesia) yang didukung oleh Uni Eropa (European Union - EU). Dalam program ini YAA bermitra dengan 3 organisasi lokal, yaitu GEMAWAN di Kabupaten Sambas, Solud di Kabupaten Bima, dan Yayasan Bahtera di Kabupaten Sumba Barat.
Program ini kata Haris, bertujuan untuk mempromosikan tata kelola dan akuntabilitas yang baik di sektor pendidikan dasar di Indonesia, sejalan dengan pencapaian indikator dari Sustainable Development Goals (SDGs) melalui keterlibatan masyarakat sipil yang aktif dalam proses pembangunan publik. Sementara tujuan khususnya adalah untuk memperkuat dan meningkatnya kerjasama antara organisasi masyarakat sipil, dengan Pemerintah Daerah untuk secara efektif mengimplementasikan inisiatif untuk terwujudnya pendidikan inklusif dan berkualitas di 3 kabupaten, yaitu: Kabupaten Sambas (Kalimantan Barat), Kabupaten Bima dan Kabupaten Sumba Barat NTT.
Salah satu upaya yang dilakukan di dalam program ini adalah, bagaimana jaringan komunitas sekolah berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan melakukan promosi prakarsa pendidikan inklusif di sekolah sasaran program serta mendorong pemerintah daerah, untuk berkomitmen positive dalam upaya meningkatkan kualitas layanan pendidikan di kabupaten bima lebih khusus pada sekolah sasaran program.
Untuk mewujudkan hal tersebut, SOLUD akan mengadakan pertemuan jaringan komunitas sekolah tingkat kabupaten bima sebagai media untuk menampung serta mapping situasi dan potensi sekolah sasaran di kabupaten bima.
Kegiatan ini memiliki tujuan untuk terselenggaranya pertemuan jaringan Komunitas Sekolah dalam rangka memperkuat komitmen dan kerjasama untuk mendorong Program Promosi Masyarakat Sipil untuk Pendidikan Inklusif dan Berkualitas di Kabupaten Bima (Pro-InQluEd). (RED)
COMMENTS